Connect with us

SEPUTAR KALTIM

HUT ke-44 YJI Kaltim: Don’t Miss A Beat, Ajak Masyarakat Jaga Kesehatan Jantung Sejak Dini

Published

on

Jumpa Pers peringati HUT ke-44 YJI kaltim di Ruang WIEK, Diskominfo Kaltim, Jumat. (Foto: Gio)

Memperingati HUT ke-44, YJI Kaltim akan menggelar kampanye kesehatan bertema “Don’t Miss A Beat” di Islamic Center Samarinda. YJI mengajak masyarakat, untuk lebih peduli menjaga kesehatan jantung melalui gaya hidup aktif dan seimbang.

Peringatan HUT ke-44 Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Kalimantan Timur bakal berlangsung meriah di Islamic Center Samarinda, Minggu, 9 November 2025. Kegiatan bertema “Don’t Miss A Beat” ini diisi dengan senam jantung sehat, bakti sosial, pemberian santunan, serta talkshow kesehatan yang menekankan pentingnya deteksi dini penyakit jantung.

Sekretaris YJI Kaltim, Moh. Jauhar Efendi, menyoroti tren penyakit jantung yang kini bergeser dan banyak menyerang kelompok usia muda.

“Sekarang yang terkena penyakit jantung itu bukan hanya orang tua, tapi juga anak muda. Ini akibat pola hidup tidak sehat, kurang gerak, dan pola makan yang tidak seimbang,” ujarnya dalam jumpa pers di Ruang WIEK, Diskominfo Kaltim, Jumat, 7 November 2025.

Menurutnya, gaya hidup modern yang serba praktis membuat aktivitas fisik semakin berkurang. Karena itu, YJI Kaltim berencana membentuk Klub Jantung Remaja di berbagai daerah sebagai upaya membangun kesadaran sejak dini. “Kami ingin mereka sadar bahwa sehat itu harus dijaga. Mulai dari gizi seimbang, tidak merokok, hingga menghindari stres,” tegasnya.

Jauhar juga menekankan pentingnya tekad kuat dalam menjaga kesehatan, termasuk untuk berhenti merokok. Ia mencontohkan perubahan yang dilakukan almarhum Irianto Habibie, mantan Ketua YJI Kaltim, yang berhasil berhenti merokok demi hidup lebih sehat. “Rokok itu sudah jelas tulisannya bisa membunuhmu, tapi orang masih mau bayar untuk membunuh dirinya sendiri,” ujarnya.

Tekan Kasus Penyakit Jantung di Kaltim

Ketua Panitia HUT YJI Ke-44, Sugeng Chairuddin, menyebut penyakit jantung masih menjadi ancaman serius di Kalimantan Timur. Berdasarkan data BPS 2024, penyakit jantung termasuk dalam lima besar penyebab kematian tertinggi di provinsi ini, dengan peningkatan kasus sekitar 12 persen dibanding tahun sebelumnya.

“Kita ingin masyarakat jangan takut memeriksakan diri. Sekarang banyak kasus jantung bawaan yang bisa terdeteksi sejak dini,” ungkap Sugeng.

Untuk memaksimalkan mitigasi penyakit jantung, YJI Kaltim aktif bekerja sama dengan instansi pemerintah dan rumah sakit di seluruh daerah. Melalui Klub Jantung Sehat, masyarakat diajak membangun kebiasaan positif dan saling mengingatkan pentingnya pola hidup sehat

“Klub jantung ini menjadi jembatan agar pesan hidup sehat menyebar dari mulut ke mulut. Tidak hanya lewat seminar, tapi lewat kebiasaan,” tambahnya.

Sugeng juga menegaskan makna tema “Don’t Miss A Beat” sebagai pengingat agar masyarakat tidak lengah menjaga kesehatan jantung.
“Artinya, jangan sampai melewatkan satu detik pun untuk peduli pada kesehatan jantung. Jangan sampai berhenti berdetak,” ujarnya.

Fokus pada Edukasi dan Bantuan Anak Penderita Jantung Bawaan

Sejak berdiri tahun 1981, YJI Kaltim terus berperan sebagai mitra pemerintah dalam edukasi dan pencegahan penyakit jantung. Selain kampanye gaya hidup sehat, YJI juga membantu anak-anak dengan kelainan jantung bawaan, khususnya dari keluarga tidak mampu.

“Bantuan dari Yayasan Jantung Indonesia pusat hanya bisa cair jika ada rekomendasi dari pengurus cabang provinsi. Jadi, kita bantu yang benar-benar membutuhkan,” jelas Sugeng.

Pada tahun 2025, YJI Kaltim menangani dua kasus anak dengan jantung bawaan yang dirujuk ke Jakarta. Meski demikian, ia mengakui dukungan donatur di Kaltim masih terbatas.

“Kita berharap semakin banyak pihak peduli pada anak-anak dengan penyakit jantung bawaan. Karena mereka masih punya harapan hidup panjang,” ujarnya.

Melalui peringatan HUT ke-44 ini, YJI Kaltim berharap dapat memperkuat kesadaran publik bahwa menjaga jantung bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan hidup.

“Harapannya, masyarakat sadar bahwa menjaga jantung itu bukan hal sepele. Ini soal hidup. Jangan tunggu berhenti berdetak baru peduli,” tutup Sugeng. (gio/sty)

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.