SAMARINDA
IDAI Kaltim Gencarkan Skrining Anak, Targetkan Tekan Stunting di Samarinda

IDAI Kaltim menggencarkan program Pediatric Social Responsibility (PSR) untuk menekan angka stunting. Usai penyuluhan kader kesehatan, program berlanjut dengan skrining tumbuh kembang anak di Puskesmas Lok Bahu, Samarinda, yang mencatat jumlah balita stunting cukup tinggi.
Setelah menggelar penyuluhan bagi kader kesehatan di Gedung PKK Kaltim, Jumat, 8 Agustus 2025, kegiatan dilanjutkan dengan bakti sosial dan skrining tumbuh kembang anak di Puskesmas Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, Sabtu 9 Agustus 2025.
Ketua IDAI Kaltim, Diane Meytha Supit, menegaskan kader posyandu adalah garda terdepan dalam deteksi dini gangguan tumbuh kembang. “Kader berinteraksi langsung dengan ibu hamil, ibu menyusui, dan orang tua balita. Mereka harus paham cara membaca buku KIA, menimbang, dan mengukur tinggi badan dengan benar agar data akurat,” ujarnya.
Kesalahan pengukuran, lanjut Diane, bisa berakibat fatal. “Anak sehat bisa tercatat stunting, atau sebaliknya. Data akurat sangat penting untuk penanganan tepat. Jika terdeteksi di Posyandu, anak bisa cepat dirujuk ke Puskesmas,” tambahnya.
Skrining kali ini dilakukan serentak di 10 kabupaten/kota se-Kaltim. Puskesmas Lok Bahu dipilih menjadi pusat kegiatan karena memiliki prevalensi balita stunting cukup tinggi. “Hari ini ada sekitar 100 anak yang diskrining ulang di Lok Bahu,” ungkap Diane.
Program ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Kesehatan, tenaga medis Puskesmas, dan dokter spesialis anak dari IDAI. Daerah pelosok seperti Mahakam Ulu yang minim tenaga spesialis juga mendapat layanan melalui program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Samarinda, Rudy Agus Riyanto, menilai kolaborasi lintas profesi sangat krusial. “Angka stunting di Samarinda 20,2 persen. Target kami pada 2029 adalah 18,3 persen, di bawah target nasional 19 persen. Kalau programnya konsisten, saya optimis penurunannya bisa lebih cepat,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan media untuk edukasi publik. “Dinkes tidak bisa bekerja sendiri,” tegasnya.
Melalui PSR, IDAI Kaltim berharap layanan kesehatan anak semakin menjangkau wilayah dengan angka stunting tinggi, demi membangun generasi Kaltim yang sehat dan kuat.(*/pt/portalkaltim/sty)
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Inflasi Terkendali, Pemprov Genjot Digitalisasi dan Gizi Gratis untuk Warga
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Pemprov Kaltim Siapkan 506 Ton Cadangan Pangan, Mahulu Jadi Prioritas
-
PARIWARA4 hari ago
Modal Sticker Bertema Mikroorganisme Bikin Fazzio Hybrid Jadi Tampil Lebih Manis Sekaligus Kalcer
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
HT-El Tembus 426 Ribu Permohonan, BPN Ungkap Cara Pengajuan hingga Proses Roya
-
NUSANTARA2 hari ago
Lulusan S2 DMD ITB Angkat Budaya Kaltim dengan Sentuhan Desain Media Digital
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Diskominfo Kaltim Tekankan Urgensi Perlindungan Anak dari Bahaya Digital
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Lindungi Konsumen, DPPKUKM Kaltim Temukan Beras Premium Bermutu Rendah
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Dukung Generasi Emas, Pemprov Kaltim Salurkan Dana Hibah ke Tujuh Organisasi