KUKAR
Kemiskinan dan Angka Putus Sekolah Masih Tinggi di Kukar, Salehuddin Dorong Pemerintah Daerah Punya Terobosan

Kemiskinan dan putus sekolah masih menjadi masalah utama masyarakat Kukar. Dewan Kaltim Salehuddin mendorong pemerintah memiliki terobosan untuk mengatasinya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan penurunan angka kemiskinan untuk Kabupaten Kutai Kartanegara pada 2024. Tercatat di angka 7,28 persen dari 7,61 persen pada tahun 2023. Jumlah masyarakat miskin tahun 2023 mencapai 60.857 jiwa, turun menjadi 59.000 jiwa pada 2024.
Selain itu, angka putus sekolah juga tercatat masih tinggi di Kutai Kartanegara. Hampir 2 ribu lulusan SD tidak melanjutkan jenjang SMP. Lalu 2.400 lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke jenjang SMA. Lalu 3.258 siswa mengalami putus sekolah, hingga 6.000 anak belum merasakan bangku sekolah.
DPRD Kaltim Soroti Dua Masalah
Sekretaris Komisi I DPRD Kaltim Salehuddin menyebut dua hal itu menjadi masalah utama di Kabupaten Kutai Kartanegara. Ia ikut menaruh perhatian besar pada isu kemiskinan dan angka putus sekolah di dapilnya.
“Dua itu masih tinggi di Kukar, dibandingkan kabupaten/kota lain. Meski tidak yang terbesar. Angka stunting juga tinggi, kemudian angka partisipasi sekolahnya rendah, angka putus sekolah juga tinggi. Itu yang saya akan fokus,” katanya Senin, 10 Februari 2025.
Salehuddin berharap Pemerintah kabupaten Kutai Kartangara maupun Pemerintah Provinsi Kaltim perlu melakukan terobosan baru. Agar dapat menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan partisipasi sekolah.
Misalnya dengan menggecarkan bedah rumah bagi warga miskin dan membuka lapangan pekerjaan secara luas untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di Kutai Kartanegara.
Kemudian juga meningkatkan akses, sarana prasarana, dan kualitas pendidikan di daerah. Tak hanya fokus pada siswa, termasuk meningkatkan kualitas pendidik, guru, dan kepala sekolah.
“Itu akan jadi konsen kita ke depan. Beberapa program sudah kami jalankan, tinggal kami maksimalkan lagi.”
“Yang penting kita menjawab angka kemiskinan, mengurangi angka stunting, bagaimana meningkatkan partisipasi sekolah anak-anak kita, karena sarana prasarana kita masih terbatas. Yang non-fisik guru dan tenaga pendidikan yang masih kurang. Itu yang insyaallah akan kami dorong,” pungkasnya. (ens)
-
PARIWARA5 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Wagub Kaltim Logowo Tunjangan Operasional Dipangkas: “Memang Saya yang Minta”
-
BALIKPAPAN2 hari yang lalu
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Respons Cepat Hotline 110, Polresta Samarinda Ungkap Kasus Pelecehan Anak dan Penggelapan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kaltim Baru Miliki 38 Madrasah Negeri, Proses Penegerian Terkendala Anggaran dan Regulasi Pusat
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Satgas PASTI Blokir Ratusan Pinjol dan Investasi Ilegal, Kerugian Masyarakat Capai Rp2,6 Triliun
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan