EKONOMI DAN PARIWISATA
KESAH: Jujur, Bu Hetifah Membuat Saya Terkejut

Sabtu kemarin, Kemenparekraf bersama Hetifah Sjaifudian. Mengundang seratusan wartawan dan konten kreator ke Tenggarong. Apakah ada agenda menguningkan Kukar? Simak kesahnya yuk!
Sebuah Opini dari: Ahmad Agus-Tebe Arifin (Kaltim Faktual)
Sabtu, 15 April 2023 jam 8.30 pagi, saya bangun dan cepat-cepat mandi. Mata masih pedis. Mau guyurkan gayung pertama saja mesti bengong dulu. Saking ngantuknya.
Malamnya saya memang begadang. Pulang dari kantor Kaltim Faktual jam 1 lewat. Tidur jam 2, bangun jam 4, sahur. Habis subuh tidur lagi. Setelah hari-hari terbalik selama bulan Ramadan. Beraktivitas sejak pagi hari itu lebih berat ketimbang menagih utang Rp100 ribu ke teman yang setahun belum dibayar.
Jam 9 saya menjemput Wibi, desainer Kaltim Faktual di M. Yamin. Kami langsung cus ke Tenggarong. Undangan yang kami terima dari tim Hetifah, wakil ketua Komisi X DPR RI, yang jadi tuan rumah acara ini. Mengumumkan bahwa jam 9.30 harus tiba di tempat acara untuk registrasi.
Niat hati mau langsung ngebut, tapi indikator bensin kuning. Di SPBU pertama yang kami temui, antre panjang. Akhirnya kami masuk ke antrean agak panjang di SPBU lainnya.
Jam 9.12 kami sampai … di Simpang Lembuswana; Samarinda-Tenggarong. Karena menduga telat, saya kirim voice note ke seorang panitia. Bilang kalau kami akan telat.
Ditemani lantuan dari Tulus dengan volume agak eh sangat nyaring. Untuk mengusir ngantuk. Kami tiba di Halaman Pendopo Wabup Kukar jam 9.32. Suasana gedung masih sepi. Voice note yang tadi saya hapus. Karena gak telat-telat amat, dan belum dibaca juga sama pemilik nomor ponselnya.
Kami langsung absen, saya di nomor satu. Wibi di nomor 2. Gokil, teladan sekali kami.
Acara dimulai jam 11. Saya sempat tidur dan mbatin. Iya, saat melihat wartawan-wartawan asal Samarinda yang datang. Adalah rekan liputan. Saya pun mbatin, “Tahu gitu kan barengan aja. Lumayan patungan bensinnya jadi kecil, hehe.”
Oke, acara pun dimulai. Penari tradisional berseragam merah mulai beraksi. Dilanjutkan dengan sambutan-sambutin. Jam 12 selesai. Kami istirahat, salat, makk … eh enggak. Sekitar setengah jam, sampai acara inti pun dimulai.
Dari sesi istirahat itu saya akhirnya tahu. Bahwa peserta yang lain ternyata juga pada ngantuk! Wkwk.
Hetifah Mengejutkan
Oh ya, kelupaan. Sebelum istirahat itu, para wartawan langsung mengerubuni Bu Hetifah. Wawancara seputar kegiatan. Saya ada di barisan terdepan, tapi karena mau sok eksklusif, saya mundur dan memersilakan teman-teman seprofesi bertanya sepuasnya.
Selesai sesi wawancara, saya mengejar Bu Hetifah yang menuju ruang belakang panggung. Niatnya, mau wawancara 1 pertanyaan, mencari jawaban singkat 10-15 detik, untuk melengkapi konten video yang mau kami buat.
Jawaban Bu Hetifah pada 9 detik pertama sesuai ekspektasi. Katanya begini, “Soalnya … tanpa media. Sebagus apapun destinasi wisata akan sulit dikenal oleh orang banyak.”
Harusnya itu sudah cukup. Namun saya tahan untuk mendengar sampai usai. Pada 20 detik berikutnya, saya malah kaget. Karena jawabannya di luar prediksi.
“Apalagi generasi milenial dan generasi Z, 85 persen dari mereka. Akan membuat perencanaan perjalanan, berdasarkan hasil postingan dari temannya.”
Tahu kenapa saya kaget? Begini, sejak 2017 saya aktif melakukan liputan wisata. Dari yang awalnya senang dibawai liburan gratis, jadi keterusan suka. Saya lalu belajar banyak tentang industri ini.
Bahkan bulan lalu saya membuat workshop hospitality, untuk puluhan pegawai destinasi dari Samarinda, Kukar, Bontang, dan Kutim. Dari seorang pemateri, para pegawai destinasi baru tahu. Betapa pentingnya konten berita dan media sosial untuk objek wisata mereka.
Bahwa calon wisatawan, cenderung riset di internet dan media sosial dulu. Mencari review destinasi wisata yang mau dikunjungi. Setelah mendapat informasi yang cukup, baru wisatawan akan bepergian.
Sederhananya, orang sekarang ini lebih sayang waktu ketimbang uang. Mereka tidak ingin menghabiskan waktu libur akhir pekannya. Untuk mendatangi tempat liburan yang belum mereka ketahui, lalu zonk.
Pada awal 2023, sebagian besar pekerja wisata di Kaltim baru menyadari itu. Para pemilik destinasi, begitu saya kroscek di grup WA PUTRI. Ternyata baru hitungan jari yang sudah ngeh.
Para pejabat pun, belum pernah saya dengar mengungkapkan fakta ini. Pada diskusi-diskusi wisatanya. Makanya ketika Bu Hetifah bilang gitu, saya kaget. Dari yang awalnya pengin wawancara 15 detik, jadi keterusan 3 menit untuk 3 pertanyaan, dan 3 tempat.
Ibunya mau aja waktu saya minta pindah-pindah tempat pengambilan video wawancaranya, wkwk.
Akhirnya saya paham. Kenapa Bu Hetifah bersama Kemenparekraf, mengumpulkan para wartawan dan konten kreator. Ternyata dia mau melakukan sesuatu untuk mengembangkan pariwisata Kaltim. Tapi melalui stakeholder lain; media dan pegiat media sosial. Ooooooooh.
Mengoneksikan Media, Pegiat Medsos, dan Pariwisata
Pada acara yang mirip seminar itu, topiknya adalah ‘Peran Media dan Influencer dalam mempromosikan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kalimantan Timur.”
Pematerinya ada 2, yakni seorang wartawan foto sekaligus brand ambassador Eiger asal Bandung, Dudi Sugandi. Dan Ketua PWI sekaligus konten kreator Endro S. Efendi.
Intinya, kedua pembicara mengajak para hadirin untuk ikut mempromosikan wisata di Kaltim. Lewat keahlian masing-masing. Konten kreator ya lewat video-video ulasannya. Media, ya dari pemberitaan dan konten digitalnya.
Mereka juga menunjukkan keuntungan dengan ikut mempromosikan pariwisata. Caranya, etikanya, dan lain-lainnya.
Jujur, tidak banyak ‘percikan’ dari materi yang diberikan. Mungkin karena interaksi saya dengan pelaku wisata cukup intens. Dan akhir-akhir ini cukup sering ikut rapat dengan tim Kemenparekraf.
Namun jujur (lagi), kedua pemateri berhasil membuat saya yakin untuk meneruskan apa yang sudah saya upayakan. Yakni berjuang untuk pariwisata Kaltim, dari pos berbeda. Dari ruang media.
Kaltim Faktual yang sejak awal sudah konsisten membuat konten pemberitaan pariwisata. Paling tidak pada konten akhir pekannya. Saya pastikan akan tetap begitu.
Saya pun berharap, dari seratusan hadir yang hadirin. Elah, hadirin yang hadir. Ya … 50 persennya lah, tertarik untuk ikut mengulas destinasi wisata Kaltim. Karena kita memang perlu lebih banyak promotor di internet dan media sosial. Dari mulut ke mulut.
Insyaallah tahun 2045, tidak ada lagi warga Kaltim yang bunyikan klakson saat lampu hijau baru setengah detik. Karena pikiran mereka fresh, akibat sering melepas penat di destinasi wisata. Aamiin!
Bonus
Hei saya mau kasih tahu. Di sesi kuis, saya termasuk jadi pemenangnya loh! Wkwk. Maul, wartawan KPFM sempat bilang, “Nanti angkat tangan pas hadiahnya bagus aja.” Wibi menimpali, “Ntar jawab pas hadiah motornya udah keluar aja.”
Tapi saya kedistrak, Ges. Pas giliran tas dompet Pesona Indonesia, saya angkat tangan, jawab pertanyaan, betul lagi. Halaaah. Gagal dapat motor!
Sehabis bimtek itu kami diarahkan ke halaman Planetarium Tenggarong. Di sana Hetifah menggelar Helo Ramadan Festival. Ya semacam bazar Ramadan gitu lah. Ada sembako murahnya, takjil, tes kesehatan, pernak-pernik, dan banyak lagi.
Yang menarik, Hetifah menggaet sekitar 8 penjual kue keroncong Tenggarong Seberang. Untuk buka stand, membuat total 1.500 keroncong per hari. Untuk dibagikan gratis. Ya saya ambil 4 kotak dari 4 pedagang to! Mumpung gratis, haha.
Ada games berhadiahnya juga. Roda putar yang hadiahnya rahasia. Karena pilihannya hanya nama-nama kota dan kabupaten di Kaltim. Kalau rodanya berhenti, baru panitia, bernama Hana Pertiwi (yang saya voice note tadi) memberi tahu hadiahnya.
Kebanyakan dapat stiker. Ckckck, kasihan. Saya dong, dapat duit. Yang ketika di perjalanan, langsung ditransfer sama mbak panitianya.
Wibi juga mencoba memutar roda pada akhirnya. Dia masih berharap dapat motor. Sekalinya, stiker juga! Hahaha.
Menjelang magrib kami pulang ke Samarinda. Di seberang Simpang RSUD Kukar. Kami berhenti untuk berbuka puasa. Pakai kue keroncong gratis yang kami dapat. Dan beginilah KESAH kali ini. Sampai jumpa di KESAH berikutnya. (dra)
-
BALIKPAPAN5 hari ago
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Dishub Kaltim Pastikan Operator Ojol Terapkan Tarif Sesuai Pergub 2023, Maxim Siap Patuhi Aturan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Darlis Pattalongi: Ijazah PAUD Bukan Syarat Mutlak Masuk SD di Kaltim
-
SAMARINDA3 hari ago
BRIDA Kaltim Petakan Daya Dukung Wilayah untuk Dukung Pembangunan IKN
-
SAMARINDA3 hari ago
Guru Senior Terkejut Ditunjuk Jadi Plt Kepala SMAN 10 Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Dishub Kaltim Larang Angkutan Alat Berat 8 Ton Lewat Jalan Umum, Wajib Manfaatkan Sungai
-
NUSANTARA4 hari ago
PMI di Korsel Meninggal Akibat Kecelakaan Kerja, Pemerintah Bawa Pulang Jenazah dan Beri Santunan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Ratusan PPPK Kaltim Tandatangani SPK, BKD Tegaskan Komitmen Kinerja