Connect with us

OLAHRAGA

KESAH: Kata Siapa Jadi Pemain Bola Itu Enak?

Diterbitkan

pada

pemain bola

Jadi pemain bola adalah impian banyak pria. Karena kerjanya enak, cuma main bola. Sudah gitu dapat gaji super besar, terkenal, istri cantik. Beuh. Tapi, apa iya jadi atlet sepak bola itu enak?

Sebuah Opini dari Ahmad A. Arifin (Kaltim Faktual)

Jawabannya adalah IYA dan Tidak. Kita mulai dari IYA-nya dulu deh. Memang benar jadi pesepakbola itu enak banget. Karena bermain sepak bola saja, itu sudah menyenangkan. Apalagi jadi pekerjaan yang menghasilkan banyak uang dan ketenaran. Astaga.

Di liga-liga top Eropa, pemain kelas A mendapat gaji pokok sekitar Rp3,2-4,9 miliar per minggu. Kalau sebulan, ya kalikan 4 saja. Pokoknya gaji UMR kita selama setahun gak ada apa-apanya sama gaji seminggu mereka.

Di Indonesia, pemain kelas A bisa mendapat Rp100-200 juta sebulan. Ini perkiraan, karena di negeri ini, gaji pemain dirahasiakan dari publik.

Itu baru gaji, belum bonus saat menang. Tawaran iklan, jadi Brand Ambassador suatu produk. Tentu pendapatannya meningkat berkali-kali lipat.

Bonusnya, terkenal. Kebanyakan pemain Liga 1, Instagramnya diikuti puluhan sampai ratusan ribu orang. Centang biru. Sehingga membuka kesempatan untuk mendapat uang tambahan.

Uang dan ketenaran adalah alasan kenapa pesepakbola rata-rata istrinya spek bidadari.

Baca juga:   Rekrutan Terakhir! Borneo FC Rekrut Bek Portugal Silverio

Enggak Enaknya Jadi Pemain Bola

Sebelum lebih dalam, ingatlah sebuah pesan. Semakin besar risiko yang kamu ambil, semakin besar potensi keuntungannya. Dan ini berlaku sebaliknya.

Secara ideal, sekali lagi, idealnya. Jadi atlet sepak bola itu beraaat banget. Kita mulai dari lapangan dulu deh ya.

Di stadion, yang ditonton ribuan orang, plus sorot kamera televisi. Butuh mental kuat untuk tetap tenang, dan bisa bermain bagus. Kalau kamu pernah bikin video, yang ketika kamera on, kamu malah bingung mau ngapain dan bicaranya aa ee aa ee. Itu gambaran mudahnya. Menjaga performa baik di balik tekanan besar itu tidak mudah.

Dan jangan kira, pekerjaan pesepakbola itu hanya bermain bola. Justru, sebagian besar porsi kerja mereka adalah di lapangan latihan.

Ya, latihan setiap hari. Di beberapa momen bahkan bisa 2 kali sehari. Mengulang rutinitas yang sama setiap hari dalam semusim. Itu cukup melelahkan dan membosankan. Sialnya, mereka tidak bisa main-main di sesi latihan. Karena berpengaruh ke menit bermain saat pertandingan.

Selanjutnya, ketika kamu bebas ber-hahahihi di kafe sampe tengah malam. Makan sesukanya. Atlet sepak bola gak boleh begitu. Mereka harus disiplin, diet ketat, tidur teratur, gak boleh kebanyakan gorengan dan es.

Baca juga:   Biodata dan Statistik Jelle Goselink, Pemain Anyar Borneo FC

Gorengan dan es, bayangin. Dua kasta makanan dan minuman terenak. Gak bisa mereka nikmati sesukanya. Karena lagi-lagi, berpengaruh ke performa di lapangan.

Merokok apalagi. Jadi kalau kamu perokok berat, dan iri sama pesepakbola. Coba pikirkan lagi. Enakan mana?

Belum lagi, hanya segelintir pemain yang dapat privilege berkumpul dengan anak dan istrinya. Kebanyakan mah tinggal di mess. LDR sama keluarganya. Bahkan yang tinggal di 1 kota pun, sulit ketemunya karena sering away. Buatmu yang family men, coba bayangkan betapa gak enaknya hidup seperti itu.

Dan ingat, nama besar dan ketenaran. Menuntut mereka untuk selalu tampil bagus. Karena kalau enggak, tekanan dan bully-an akan jadi santapan di media sosial. Istri dan anak bahkan sering ikut terseret kalau fans sudah kesal betul.

Satu hal lagi, pesepakbola punya potensi cedera parah. Cedera ini berasal dari 2 faktor. Pertama apes, kedua karena pola hidup tidak bagus. Jadinya fisik gak kuat dan rawan cedera. Dan pesepakbola, kalau udah cedera. Mesti operasi.

Baca juga:   13 Pemain Borneo FC akan Perebutkan 4 Posisi di Lini Depan

Tapi, tapi, banyak kok pesepakbola yang makan sembarangan, merokok, dan gaya hidupnya gak bagus? Betul. Tapi ingat, semua tuntutan di atas, hanya dalam kondisi ideal seorang atlet.

Banyak pesepakbola yang menjalani pola hidup dan latihan yang bagus. Sehingga kariernya bagus dan pensiun lebih tua. Jagonya juga sampai tua. Mereka ini punya komitmen yang tinggi terharap profesinya.

Ingat ya, alasan kenapa gaji pesepakbola mahal itu. Karena klub membayar kehidupan para atletnya. Mereka dibayar untuk bermain bagus, latihan keras, menjalani pola hidup yang bagus pula.

Pesepakbola yang baik, akan menjalani peran itu sampai pensiun. Setelah itu baru dah hidup suka-suka. Makanya banyak pemain bola yang badannya melar ketika pensiun kan?

Namun memang, lebih banyak juga pesepakbola yang menjalaninya suka-suka. Makan, minum, tidur, kelakuan, latihan, main, semua suka-suka dia.

Jadi apa artinya ini, Bang Messi? Bersyukurlah dengan apa yang kita punya dan jalani. Lakukan yang terbaik pada pekerjaan dan usaha kita. Karena kebahagiaan gak diukur dengan nominal uang. Tapi rasa penerimaan kita terhadap uang banyak, eh. Wkwk. Buat kita, para pejuang UMR, SYUKURIN! (dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.