Connect with us

OLAHRAGA

Keseruan di Balik Uji Lapangan Training Centre Borneo FC

Diterbitkan

pada

training center borneo fc
Foto bersama seluruh peserta fun football dalam rangka uji coba lapangan training centre Borneo FC, Jumat sore. (Ahmad/Kaltim Faktual)

Borneo FC menjajal tipis-tipis lapangan training centre-nya di Kompleks GOR Kadrie Oening, Jumat sore. Baca hingga tuntas untuk tahu keseruannya.

Jumat 2 Desember 2022. Sekitar jam 4.30 sore. Tiga puluhan orang berkumpul di dalam lapangan training centre Borneo FC, di Kompleks GOR Kadrie Oening Samarinda.

Mereka akan melakukan pertandingan sepak bola ala-ala. Alias fun game. Tim dibagi menjadi dua (ya iyalah). Satu tim berkostum biru navy, satunya lagi berkostum jingga terang.

Tim biru dimotori oleh Nabil Husien, Andre Gaspar, staf pelatih, beserta beberapa kolega presiden klub. Oh ya, kipernya Lana si Office Boy gagah. Sementara tim jingga dipimpin oleh Farid Abubakar serta ‘pemain’ undangan lainnya.

Tidak ada pemain Borneo FC yang terlibat pada pertandingan ini. Diego Michiels dan Rifad Marasabessy yang datang jelang babak pertama berakhir hanya nonton dari pinggir lapangan. Dengan celana pendek dan kaus oblongnya.

Pertandingan dimulai, semua pemain bersemangat. Lima menit berselang, kebanyakan sudah megap-megap. Cuaca memang sedang panas sekali. Ditambah semua pemain bukanlah pemain sepak bola benaran. Hanya Andre Gaspar dan staf pelatihnya saja yang tampak prima.

Ingat pertandingan Korea Selatan versus Uruguay di Piala Dunia lalu? Nah, seperti itu gambaran babak pertama. Tidak banyak peluang emas yang tercipta. Entah barisan bek yang sama-sama kuat. Atau lini serangnya yang kurang manyala.

Skor 0-0 menjadi akhir dari babak pertama. Rehat sejedag, iya, sejenak. Babak kedua berlangsung lebih seru. Matahari yang sudah malu-malu mau pulang membuat lapangan tidak terik lagi. Pemain jadi lebih bertenaga. Permainan juga lebih tertata.

Babak kedua berlangsung lebih seru. Serangan yang dibangun tampak lebih berbahaya. Kedua penjaga gawang sampai harus berkali-kali membuat penyelamatan. Tidak seperti babak pertama yang kebanyakan bengong.

Oh ya, permainan dibuat 2×30 menit. Pergantian pemain tanpa komando wasit. Kalau capek, minta ganti, dan sudah begitu saja. Soalnya kalau harus lapor wasit, waktunya bakal habis saking seringnya pergantian.

Balik ke permainan babak kedua. Tim jingga berhasil unggul lebih dulu. Butuh setiaknya 10 menit sampai tim biru berhasil menyamakan kedudukan. Jelang babak kedua berakhir, pelatih Andre Gaspar membuat gol kemenangan untuk tim biru. Girangnya bukan main beliau.

Sementara Nabil Husien punya sekitar 2-3 peluang matang di muka gawang. Namun sepakannya selalu berhasil dimentahkan oleh penjaga gawang tim jingga. Bukan harinya.

Babak kedua berakhir untuk kemenangan tim biru. Skor 2-1. Skor tipis, napas tipis, tapi teriakan pemain cadangan bukan main. Adul misalnya, penyerang cadangan tim biru. Saat di tepi lapangan, ia rajin memberi intruksi pada rekannya. Suaranya menggelegar. Bukan sangar, tingkahnya malah jadi bahan tertawaan orang-orang. Namun ketika bermain, hammak, offside terus!

Namun itulah keseruan dari fun game. Gimmick-nya harus lebih seru ketimbang permainannya.

Usai pertandingan, semua pemain duduk seperti melingkar. Ustaz Pink lalu membacakan doa. Agar lapangan training centre Borneo FC Samarinda bisa memberi keberkahan. Baik untuk pemain Pesut Etam yang berlatih di sana, maupun masyarakat umum yang menyewa.

Sekilas tentang lapangan, fasilitas penunjang latihan Borneo FC ini memiliki rumput sintetis. Bangunan fisiknya baru 90 persen. Ketika fun game berlangsung, beberapa tukang masih sambil memanjat menara lampu.

Ukuran lapangan normal seperti lapangan sepak bola. Jadi masyarakat umum yang ingin merasakan sensasi bermain futsal di lapangan sepak bola, fasilitas ini layak dijajal. (dra)

Ikuti Berita lainnya di

Bagikan

advertising

POPULER

Exit mobile version
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.