SAMARINDA
Kota Samarinda Punya 2 Toko Inflasi, Harga Bapokting di Sini Dijamin Stabil

Kota Samarinda kini sudah memiliki 2 Toko Inflasi. Letaknya di Pasar Segiri dan Pasar Merdeka. Dibuat dalam rangka mengendalikan harga di pasar. Pedagangnya binaan Disdag.
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim terus melakukan upaya pengendalian inflasi. Menjaga agar harga barang tidak melonjak tinggi.
Di level kota, harga barang dipantau dengan ketat. Rapat soal inflasi di Balaikota Samarinda diagendakan setiap pekan. Lalu setiap beberapa bulan, Beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) rutin disalurkan.
Selain itu, kini Kota Samarinda memiliki 2 Toko Inflasi. Untuk membantu mengendalikan harga pangan tetap stabil. Lokasinya ada di Pasar Segiri dan Pasar Merdeka. Kerja sama antara pemkot dan pemprov. Diresmikan awal tahun.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda Marnabas menyebut pemilihan kedua pasar ini, sebab kenaikan harga paling sering ada di sana. Sehingga Toko Inflasi sebagai penyeimbang.
Toko ini bernama Toko Sigap (Siap Jaga Harga dan Pasokan). Fungsinya menyiapkan bahan pokok dan penting (bapokting) yang rentan menimbulkan inflasi.
“Pokoknya kebutuhan pokok yang sering terjadi inflasi. Harganya standar. Ada beras, gula, minyak goreng, telur sehat dan yang biasa, tepung terigu,” jelasnya Kamis, 2 Mei 2024.
“Nanti kita siapkan daging beku dan ayam beku, kangkung. Bawang merah dan bawang putih juga ada,” tambahnya.
Komoditas Dagang Menyesuaikan
Selain bahan pokok, Marnabas bilang beberapa komoditas lain akan tersedia, namun secara kondisional. Disediakan sewaktu-waktu ketika harganya mulai naik. Seperti ikan layang dan ikan tongkol.
“Jadi kalau harga ikan layang mulai naik, saya minta ke perikanan, buat memasok. Yang berpotensi ikan layang, ikan tongkol, dan udang itu potensi inflasi.”
Marnabas menyebut harga barang di Toko Inflasi dijamin bakal selalu stabil. Jika harga di pasar atau toko lain mulai naik, Toko Inflasi tidak boleh ikut menaikkan harga. Sehingga pedagang lain ikut bersaing.
Marnabas menyebut sempat ada protes dari pedagang lain, karena harga Toko Inflasi lebih murah. Namun menurutnya, adanya Toko Inflasi ini merupakan bagian dari persaingan harga di pasar.
Sebab harga yang ditawarkan pun masih standar. Tidak sampai turun terlalu murah. Sehingga tidak sampai mematikan pedagang lain. Hanya menjaga harga barang.
Tak Boleh Asal Naikkan Harga
Toko Inflasi juga selalu berupaya menjaga stok komoditas. Agar perputaran usaha masih sehat dan bisa terus survive. Pembelian juga dibatasi sesuai kebutuhan, enggak boleh borong.
Misalnya untuk beras, bisa beli sekali 5 kg untuk kebutuhan 2-3 hari. Sehingga tidak perlu beli setiap hari. Penjualan beras pun dibatasi per harinya. Sekitar 1,5 ton per harinya. Tergantung kondisi.
“Seperti sekarang harga beras, kan mulai kemarin malam naik, dari 10.250/kilo menjadi 11.300. Biasanya pedagang naikkan barang, jadi pada ikutan naik. Kalau di Toko Inflasi enggak boleh,” lanjut Marnabas.
Toko Inflasi sendiri memang hanya 2, tidak diperbanyak untuk tetap menjaga ekosistem ekonomi masih sehat. Tidak merugikan pedagang lain. Malah menjaga pedagang menaikan harga hingga melambung.
“Jadi bersaing, kalau mereka naikkan harga, kalau Toko Inflasi kujagain memang,” pungkasnya. (ens/fth)
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Lewat Penguatan Demokrasi, Darlis Dorong Masyarakat Samarinda Lebih Kritis dan Aktif
-
NUSANTARA4 hari ago
Sukses di Palembang, Estafet Pornas Korpri Berlanjut ke Lampung 2027
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari ago
Kaltim Perketat Pengawasan BBM Bersubsidi, Harum: Jangan untuk Industri Besar!
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Sekda Kaltim Sri Wahyuni Masuk 15 Finalis Nasional ADLGA 2025
-
PARIWARA5 hari ago
CustoMAXi Yamaha Makassar 2025, XMAX Motorized Jadi Pusat Perhatian
-
OLAHRAGA4 hari ago
Tim Basket Korpri Kaltim Siap Tempur di Pornas XVII Palembang 2025
-
OLAHRAGA3 hari ago
Kaltim Tampil Perkasa di PORNAS XVII KORPRI 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Sri Wahyuni Soroti Dominasi PPPK dan Tantangan ASN Daerah di Rakernas Korpri 2025