SAMARINDA
Pasar Ramadan di Trotoar Kadrie Oening Samarinda Diperbolehkan, Asal Parkirnya Gak di Pinggir Jalan

Pasar Ramadan di trotoar Jalan Kadrie Oening sempat jadi polemik. Karena berdiri tepat di tepi jalan sempit dan ramai pengendara. Bikin macet. Namun biar sama-sama happy, Dishub Samarinda pun memberi solusi alternatif soal parkir kendaraan.
Fenomena pasar dadakan saat bulan Ramadan sudah lazim di Samarinda. Namun beberapa tahun terakhir, pemkot mulai mengatur agak ketat. Pasar Ramadan tak boleh digelar di pinggir jalan, kecuali memiliki kantung parkir. Selain untuk estetika kota, larangan ini bertujuan untuk tidak menyebabkan kemacetan.
Tahun ini, Pasar Ramadan di Jalan Kadrie Oening sempat jadi polemik. Karena pasar yang dihuni 8 tenant makanan oleh warga RT 31 tersebut, berdiri di atas trotoar. Yang jadi masalah, karena badan Jalan Kadrie Oening cukup sempit. Sementara mobilitas pengendara sangat intens.
Berdirinya pasar dadakan tersebut diduga tidak berkoordinasi dengan Dishub Samarinda. OPD yang bertugas mengatur kelancaran lalu lintas. Perizinannya melalui lurah dan camat setempat.
Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda, Didi Zulyani mengatakan, ada dua sudut pandang dalam penanganan polemik ini. Opsi pelarangan bisa saja dilakukan, namun itu berarti menghalangi masyarakat mencari nafkah. Di sisi lain, hak pengendara pun harus didahulukan.
Jalan keluarnya kemudian ketemu. Kebetulan, pasar tersebut berada di dekat Kantor Inspektorat Kaltim. Yang ketika sore hari, halamannya bisa digunakan sebagai area parkir.
“Kami berikan izin dengan catatan untuk pihak pengelola mengatur pola parkir agar tidak macet. Masyarakat juga bisa parkir di Kantor Inspektorat Kaltim,” katanya.
Dagangan Ludes Cepat
Para pedagang yang berpartisipasi dalam pasar ini juga merasa terkejut dengan respons positif dari masyarakat. Malahan, ada beberapa pedagang yang makanannya sampai ludes terjual.
Seperti seorang penjual croffle yang enggan menyebut namanya. Mengaku antusiasme warga melampaui harapannya. Apalagi ini merupakan kali kedua, dirinya berdagang di Pasar Ramadan.
“Jujur saya terkejut melihat dagangan yang saya buka dari jam 3 sore tadi bisa habis sebelum jam 5 sore,” katanya.
Pasar tersebut menarik perhatian penduduk Kadrie Oening yang ingin merasakan suasana Ramadan. Dengan berbagai kuliner dari makanan penutup tradisional hingga hidangan lezat berbuka puasa, pasar ini menawarkan pengalaman belanja dan kuliner yang unik.
Selain sebagai tempat untuk membeli makanan dan barang-barang kebutuhan Ramadan, pasar ini juga menjadi titik pertemuan bagi komunitas untuk berkumpul dan merayakan bulan suci bersama-sama. Suasana hangat dan ramah di pasar ini menciptakan ikatan sosial yang erat di antara warga kota.
Meskipun awalnya muncul secara tak terduga, pasar Ramadan dadakan ini telah menjadi cara warga menikmati perayaan Ramadan di Kota Samarinda, membawa kegembiraan dan semangat yang tak terduga bagi semua yang berpartisipasi. (gig/fth)
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
BMKG: Cuaca Kaltim Fluktuatif, Waspadai Hujan Deras dan Karhutla
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Harumkan Indonesia, Jumarlin Qori dari Kukar Tembus Juara Dunia MTQ
-
SAMARINDA2 hari ago
Tingkatkan Daya Saing UKM, UPTD Koperasi Kaltim Gelar Pelatihan Membatik
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Pemprov Lampung Apresiasi Kaltim Jadi Contoh Pembangunan Hijau
-
PARIWARA2 hari ago
Asia Pacific Predator League 2026 Resmi Dibuka, Acer Indonesia Siapkan Tim Esports Wakil Tanah Air
-
SAMARINDA5 hari ago
Dies Natalis ke-63, Unmul Mantapkan Digitalisasi Menuju Smart Campus
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Gubernur Harum Lantik 71 Pejabat Baru, Tekankan Profesionalisme ASN
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
RIRU Kaltim Fokus Hilirisasi dan Industri Hijau, Investor Tak Perlu Lagi Bingung