SAMARINDA
Pemangkasan Bukit Keledang Mas Ditunda, Perbaikan Saluran Air Di-gas Duluan

Berdasar wacana awal, bukit Keledang Mas yang longsor akan dipangkas pada Senin 12 Juni. Namun tertunda karena satu dan lain hal. Sambil menunggu, pemerintah membenahi saluran air sebagai penanganan jangka pendeknya.
Sejak pertama kali retakan paling besar muncul di Perumahan Keledang Mas Baru Samarinda Seberang. Beberapa waktu lalu. Yang menimpa sebagian permukiman di Blok BS dan BW. Berbagai upaya penanganan telah dilakukan. Mulai dari peninjauan lokasi, kajian analisis lingkungan oleh Tim Geologi UMKT, hingga rencana pemotongan lahan bukit.
Berdasar wacana awal, pemotongan bukit akan dilakukan pada Senin 12 Juni 2023. Karena dinilai mendesak buat dilakukan. Sebelum bencana susulan datang.
Kaltim Faktual bermaksud menyaksikan pemotongan itu. Namun saat mendatangi lokasi pada Senin pagi. Tak ada tanda-tanda aktivitas pemotongan bukit. Yang ada, beberapa orang berseragam biru memperbaiki drainase dan membuat sumur resapan air.
Langkah itu diambil sebagai solusi jangka pendek. Karena masalah awalnya air dari atas bukit tidak terserap maksimal. Lantaran di bukit tersebut terdapat banyak tanah lempung. Maka perbaikan drainase di depan rumah terdampak. Serta membuat sumur resapan air ini. Merupakan solusi jangka pendeknya. Supaya air bisa mengalir lancar, tidak ke mana-mana dan membuat masalah baru.
Pengerjaan drainase ini dimulai pada Sabtu, 10 Juni 2023 kemarin. Dan masih akan berlangsung hingga beberapa hari mendatang. Pada Minggu, 11 Juni 2023, BPBD mendatangkan kayu ulin sebagai penopang sumur resapan.
Hal itu dikonfirmasi oleh Camat Samarinda Seberang, Aditya Koesprayogi. Dia bilang sumur resapan telah dibuat sesuai rekomendasi dari Dinas PUPR. Dan cukup berdampak dengan banyaknya air yang masuk ke dalam tanah tersebut.
“Jadi untuk jangka pendeknya memang sumur resapan dan saluran drainase ini. Menjadi titik tumpu membantu penyelesaian jangka pendek. Agar air tidak masuk ke permukiman warga lagi. Katakanlah (bencana susulan) dapat diminimalisir,” jelasnya ketika ditemui di kantornya pada Senin, 12 Juni 2023.
Sementara untuk proyeksi jangka panjang, bukit harus dipotong. Aditya mengatakan, itu menjadi kewajiban pengembang perumahan. Jika pengembang merasa kesulitan dalam penanganan. Maka lahan akan dihibahkan ke pemkot dan kemudian disulap menjadi ruang terbuka hijau.
“Dan pihak pengembang juga telah melakukan uji tanah untuk mengetahui langkah teknis pemangkasan bukit yang pas untuk mereka. Karena biaya pemangkasan bukit juga memakan biaya yang cukup besar,” ungkapnya.
Di hari yang sama, harusnya para warga terdampak sudah menerima uang sewa rumah sementara. Untuk ditinggali selama pemangkasan bukit berlangsung. Namun pada Senin pagi, uang itu belum juga diterima warga.
Soal ini, Aditya menjelaskan kalau dananya akan cair pada hari itu. Untuk teknis pembagiannya, diserahkan kepada lurah.
“Ya sebenarnya sudah kami ajukan pada rapat tanggal 26 Mei. Cuma memang proses administrasi pemerintah ini ada beberapa hal, alur yang memang harus dilewati.”
“Teknis alur pencairan anggaran aja yang memang memerlukan waktu,” pungkasnya. (ens/dra)
-
SAMARINDA4 hari ago
BRIDA Kaltim Petakan Daya Dukung Wilayah untuk Dukung Pembangunan IKN
-
SAMARINDA4 hari ago
Guru Senior Terkejut Ditunjuk Jadi Plt Kepala SMAN 10 Samarinda
-
SAMARINDA4 hari ago
Kepala SMA 10 Samarinda Diberhentikan Sementara, Pertanyakan Kewenangan Plt Disdikbud
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Ratusan PPPK Kaltim Tandatangani SPK, BKD Tegaskan Komitmen Kinerja
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Dishub Kaltim Larang Angkutan Alat Berat 8 Ton Lewat Jalan Umum, Wajib Manfaatkan Sungai
-
SAMARINDA3 hari ago
Kepala SMA N 10 Samarinda Dicopot, Disdikbud Ungkap Pelanggaran Prosedur dan Mobilisasi Dukungan Militer
-
SAMARINDA3 hari ago
Mediasi Malpraktik RSHD Samarinda Gagal, Dokter dan Pasien Bersikukuh pada Klaim Masing-masing
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Pemprov Kaltim Tambah Jabatan dan Ubah Jadwal Seleksi Direksi BUMD 2025