BONTANG
Perputaran Ekonomi di Bontang Kecil karena Pejabatnya Suka Bikin Acara di Luar Daerah

Kesukaan pejabat Pemkot Bontang menggelar rapat dan bimtek di luar daerah diklaim sebagai penyebab turunnya daya beli masyarakat setempat, selain Covid-19. Ini karena puluhan miliar rupiah yang mestinya bisa dibelanjakan di dalam kota, justru dihambur di kota lain.
Pengamat Ekonomi Unmul Purwadi ikut menyoroti turunnya daya beli warga Bontang dalam 4 tahun terakhir.
Berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bontang, rata-rata pengeluaran per kapita/kepala keluarga menurun sepanjang 4 tahun terakhir.
Tren ini bahkan sudah terjadi sejak 2020 lalu, rata-rata belanja rumah tangga sebesar Rp2,4 juta per bulan. Sementara angka konsumsi rumah tangga turun di 2021 menjadi Rp2.071.553.
Pada tahun 2022 pengeluaran per kapita merosot menjadi Rp2.023.331. Lalu pada tahun 2023 angkanya sedikit naik menjadi Rp2.059.757.
Menurut Purwadi, penurunan ini terjadi karena Covid-19 yang meremukkan banyak lini ekonomi. Namun itu bukan satu-satunya faktor, perputaran ekonomi dalam kota juga memberi pengaruh besar.
Kebanyakan Bimtek di Luar Bontang
Soal perputaran ekonomi ini, Pur menilai kebiasaan pejabat pemkot yang kerap menggelar pertemuan di luar kota menjadi satu di antara penyebab utamanya.
Misalnya saja agenda bimbingan teknis (Bimtek). Sesuai data di laman resmi pemkot, sekali bimtek menyerap anggaran di atas Rp80 juta. Kalau ditotal seluruh OPD, pemkot menganggarkan Rp54 miliar untuk 222 bimtek.
Secara sederhana, bimtek ini yang menyelenggarakan Pemkot Bontang, pesertanya orang Bontang, pakai APBD Bontang, tapi dilakukan di luar kota. Uang Rp54 miliar itu, jika sebagian besarnya, atau bahkan semua kegiatan bimtek digelar di dalam kota. Maka uang sewa venue, makanan, transportasi akan diserap oleh pengusaha lokal. Bahkan uang saku peserta pun akan dibelanjakan di UMKM di kota sendiri juga. Sehingga ada perputaran ekonomi yang berdampak ke banyak aspek. Itu baru pos anggaran bimtek.
“Ini harus jadi perhatian, 4 tahun ini berdasarkan data BPS daya beli masyarakat menurun. Tapi saya lihat justru pemkot mengadakan bimtek anggarannya besar. Sayangnya uang itu banyak berputar di luar daerah,” kata Purwadi, mengutip dari Klik, Selasa.
“Sudah saat nya berbenah. Sebelum dampaknya semakin terasa. Sekarang kegunaan APBD juga masih didominasi dengan belanja pegawai. Sedikit sekali yang menyentuh masyarakat,” pungkas dosen FEB Unmul itu. (dra)
-
PARIWARA5 hari ago
Tunjukan Komitmen Terhadap Kendaraan Ramah Lingkungan, Yamaha Masuki Fase Studi Kendaraan Listrik dengan Sistem Swap Battery
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Daya Beli Petani Kaltim Menguat, NTP Capai 144,66 di Agustus 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Gubernur Harum: Setiap Rupiah APBD Wajib Digunakan untuk Rakyat
-
SAMARINDA4 hari ago
RRI Samarinda Tegaskan Transformasi Digital, Hadirkan Layanan RRI Digital
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kesbangpol Teguhkan Komitmen ASN dalam Menjaga Persatuan di Era Digital
-
BALIKPAPAN4 hari ago
Disnakertrans Kaltim Gelar Seminar K3, Perkuat Komitmen Perusahaan terhadap Keselamatan Kerja
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kaltim CorpU Jadi Strategi Pemprov Tingkatkan Kompetensi ASN
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
ASN Kaltim Diminta Jadi Benteng Persatuan di Era Digital dan Pembangunan IKN