LIPUTAN KHUSUS
Review Wisata Debu Samarinda, Cocok untuk Pecinta Kegiatan Ekstrem

Sudah pernah main ke wisata debu di Jalan Suryanata Samarinda belum? Di sana, pengunjung bisa merasakan sensasi menghirup debu pekat serta jalan kerikil dan bergelombang. Sangat menguji adrenalin!
Jika ingin destinasi wisata alam yang tidak biasa-biasa saja. Masyarakat Samarinda dan Kukar bisa memilih wisata debu Suryanata sebagai tujuan.
Jika udara biasanya nyaman dihirup, di sana, udaranya bercampur debu pekat. Selain bikin napas tersumbat, ya minimal batuk-batuk seret. Juga bikin mata berkedip lebih cepat dari biasanya.
Dedauan yang normalnya hijau segar. Di wisata debu, warnanya sangat eksotik. Kecokelat-cokelatan. Sangat menarik.
Keunggulan lainnya, wisata yang berada di jalan penghubung Samarinda-Tenggarong ini. Kondisinya menanjak-menikung. Tanjakannya cukup panjang. Dalam kondisi normal, beberapa jenis kendaraan cukup ngos-ngosan.
Sejak wisata debu buka, jalan yang dulunya beraspal, kini menjadi jalan berkerikil. Setiap waktu, pengunjung bisa melihat atraksi kendaraan yang megap-megap untuk sampai puncak.
Kondisi jalan berkerikil bikin ban kadang-kadang selip. Lalu bergelombang, sehingga menambah tantangan melewati jalur tersebut.
Destinasi wisata debu sudah buka beberapa bulan terakhir. Belum ada tanda-tanda tutup. Warga sebaiknya segera datang dan menikmatinya, sebelum pemilik lahan berubah pikiran. Dengan menjadikan kawasan itu mulus lagi.
Lokasi persisnya ada di Jalan Suryanata. Kalau dari Samarinda, terus saja menuju arah Tenggarong. Melewati tanjakan Gunung Sampah, turun, dan sampai ke wisata tanjakan debu. Buruan datang!
Ironi di Tepi Kota
Sudah berbulan-bulan kondisi Jalan Suryanata dekat Gunung Sampah dalam kondisi rusak. Jalan dipenuhi kerikil, menutup gelombang yang terkadang bikin pengendara kepayahan.
Menurut kesaksian warga setempat, kondisi bermula dari tumpahan cor dari truk molen. Tumpah, dibiarkan, tumpah lagi, dibiarkan. Dan kini kondisinya semakin memperburuk jalur tersebut.
Kamis, 29 Desember 2022, Kaltim Faktual mendatangi lokasi tersebut. Kondisinya seperti yang kerap dikeluhkan pengendara di media sosial. Jalan hancur dan debu tebal.
Selama satu jam, media ini memantau apa saja yang terjadi di tanjakan tersebut. Tampak ribuan kendaraan berbagai jenis lalu lalang. Ini menandakan jalur ini sangat vital.
Dari yang terkecil yakni sepeda motor, mobil keluarga, truk box, truk sampah, truk tronton, truk molen, dan berbagai jenis lainnya.
Banyak pula kendaraan yang susah payah untuk menanjak, dengan medan yang cukup curam dan berkrikil. Kabut debu membuat suasana semakin runyam.
Tampak juga dedaunan yang hijau sudah tak bisa terlihat lagi, semua penuh dengan debu yang menempel.
Faturrahman (68) warga yang tinggal tak jauh dari lokasi tersebut mengatakan, tumpahan sisa cor telah lama dibiarkan megeras di jalan itu.
“Sudah berbulan-bulan dibiarkan, makin lama makin banyak tumpahannya, makin berdebu, makin berbahaya pula.”
“Banyak sekali pengendara motor maupun mobil yang susah untuk menanjak karena krikil-krikilnya itu,” ujarnya.
Belum lagi saat hujan tiba, jalanan dengan tipikal menikung dan menanjak itu semakin sulit dilalui kendaraan.
“Kalau hujan, itu licin sekali. Pernah ada pengendara motor yang terpental,” jelas Rahman.
Rahman sendiri paling sebal dengan debunya. Mengganggu pemandangan dan pernapasan. Meski dia selalu menutup pintu depan rumahnya, dampak debu tak juga terhindarkan.
“Itu dampaknya baru ke pengendara, belum lagi kami yang tinggal di daerah sini, tersiksa bukan main.”
“Debunya itu masuk lewat sela-sela ventilasi udara, walaupun pintu depan sudah tertutup. Lantai itu harus tiap saat dibersihkan, kalau tidak, otomatis kotor semua,” keluhnya.
Rahman menyayangkan, karena sampai saat ini. Pemerintah belum melakukan tindakan apapun, dalam upaya pembersihan sisa cor ataupun penindakan bagi truk molen.
Faturrahman memohon agar dinas terkait, dapat mencarikan solusi, dan melakukan penindakan terhadap truk molen yang melintas.
“Harusnya perusahaan penyedia cor itu bertanggung jawab membersihkan. Mereka enak dapat duit dari hasil jual cor. Kita di sini cuma kena debu, dan pengendara lain bisa saja kena apesnya,” pungkasnya.
Secepatnya, Kaltim Faktual akan mengonfirmasi persoalan ini ke dinas terkait. Untuk mencari tahu siapa yang berwenang mengurus jalan itu. Dan sejauh mana rencana perbaikannya. (sgt/dra)
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Ajang Camat Berprestasi Kaltim 2025 Dibuka, Pemenang Diumumkan di HUT Kaltim ke-69
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari ago
Inflasi Kaltim September 2025 Tercatat 1,77 Persen, Tertinggi di PPU
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari ago
Harga TBS Sawit Kaltim Naik, Petani Sambut dengan Optimisme
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Ratusan Warga Padati Bulbak PKH, Dari Expo Peternakan hingga Aksi Minum Susu
-
OLAHRAGA4 hari ago
Tambah Poin di Aragon, Arai Agaska Targetkan Runner Up R3 BLU CRU World Cup 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Kaltim, Rudy Masud Tekankan Persatuan Bangsa
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Kopi Liberika Kaltim, Unik, Adaptif, dan Punya Potensi Pasar Global
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Wagub Seno Aji: Ketahanan Pangan Kaltim Masih Semu, Harus Segera Mandiri