Connect with us

HIBURAN

Sambut 1 Muharam dengan Tradisi Khas Masyarakat Indonesia

Diterbitkan

pada

Tradisi 1 Muharam
Bubur Slabrak khas Cirebon. (Sumber: Pinterest)

Banyak tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, salah satunya membuat masakan khas bulan Muharam yang memiliki makna tersendiri.

Bulan Muharam merupakan bulan pertama dalam sistem kalender Qamariyah (kalender Islam), sehingga 1 Muharam merupakan awal tahun baru Hijriyah.

Dikutip melalui jurnal IAIN Bengkulu, bulan Muharam dikenal juga dengan sebutan bulan Syuro atau Asyuro. Berbagai tradisi dilakukan oleh masyarakat muslim pada bulan Muharam di Indonesia, seperti membuat makanan khas bulan Muharam.

Berikut tim Kaltim Faktual rangkum masakan khas bulan Muharam yang ada di Indonesia:

1.Masakan Muharam khas Sumenep, Madura.

Tajin Suro khas Madura. (sumber: cookpad)

Pada bulan Muharam masyarakat Madura membuat bubur tajin dan menyebutnya Tajin suro yang terbuat dari bubur nasi dengan kuah ketan.

Baca juga:   Alffy Rev Ciptakan Anthem World Cup U-17, Lagunya Bikin Merinding!

2.Masakan Muharam khas Jawa Barat

Tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa Barat (khususnya Tasikmalaya dan Limbangan, Garut) untuk menyambut datangnya bulan Muharam sekaligus mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW di medan peperangan adalah dengan membuat bubur suro.

Pagi hari setiap tanggal sepuluh Muharam, hampir setiap rumah penduduk memasak bubur merah dan bubur putih secara terpisah dan dikenal dengan sebutan bubur suro.

3.Masakan Muharam khas Cirebon

Bubur slabrak khas Cirebon. (sumber: pinterest)

Masyarakat Cirebon ketika hari pertama sampai hari kesepuluh bulan Muharam biasanya melakukan slametan atau sedekah yang diyakini sebagai bentuk ibadah.

Sedekah yang dilakukan yaitu dengan membuat bubur sura atau bubur slabrak yang terbuat dari tepung beras dengan santan yang berisi berbagai bahan makanan untuk dibagikan kepada kerabat dekat maupun tetangga.

Baca juga:   3 Rekomendasi Hotel di Tenggarong untuk Menikmati Akhir Pekan

Makna dibalik tradisi bubur suro ini yaitu warna bubur yang putih menandakan hari Asyura adalah ahri yang suci, sedangkan berbagai macam bahan makanan yang ada dalam bubur menjadi simbol berbagai kejadian pada hari yang sedang diperingati.

4. Masakan Muharam khas Sleman, Yogyakarta

Jenang panggul khas Kota Gede, Yogyakarta. (sumber: kompas)

Di desa Mlangi Nogotirto, Sleman Yogyakarta, pada peringatan bulan Muharam melakukan kegiatan memasak Sega Megana yang dibawa ke masjid untuk dibagikan kepada anak-anak, terutama anak yatim, sementara orang-orang dewasa pada hari itu melakukan puasa sunnah.

Tidak jauh berbeda dengan di Kota Gede, tepatnya di dusun Darakan, pada tanggal 10 Muharam msayarakat (terutama generasi tua) membuat jenang panggul.

Baca juga:   Intip OOTD Hijab Ala Nadia Aulya, Selebgram Asal Samarinda

Pembuatan jenang panggul dimaksudkan untuk menolak bahaya. Demikian pula dengan masyarakat desa Prenggan Kota Gede.

5. Masakan Muharam khas Aceh

Kanji Asyura khas Aceh. (sumber: kompas)

Di Aceh, untuk memperingati bulan Asyura masyarakat membuat Kanji Asyura yang terbat dari beras, susu, kelapa, gula, buah-buhan, kacang tanah, pepaya, delima, pisang dan akar-akaran.

Setiap bulan Muharam masyarakat Aceh memasak Kanji Asyura di suatu tempat, kemudian bubur tersebut dibawa ke masjid untuk dibacakan doa. Setelah itu, bubur tersebut dibagikan kepada masyarakat. (RW)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.