HIBURAN
Sambut 1 Muharam dengan Tradisi Khas Masyarakat Indonesia

Banyak tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, salah satunya membuat masakan khas bulan Muharam yang memiliki makna tersendiri.
Bulan Muharam merupakan bulan pertama dalam sistem kalender Qamariyah (kalender Islam), sehingga 1 Muharam merupakan awal tahun baru Hijriyah.
Dikutip melalui jurnal IAIN Bengkulu, bulan Muharam dikenal juga dengan sebutan bulan Syuro atau Asyuro. Berbagai tradisi dilakukan oleh masyarakat muslim pada bulan Muharam di Indonesia, seperti membuat makanan khas bulan Muharam.
Berikut tim Kaltim Faktual rangkum masakan khas bulan Muharam yang ada di Indonesia:
1.Masakan Muharam khas Sumenep, Madura.


Pada bulan Muharam masyarakat Madura membuat bubur tajin dan menyebutnya Tajin suro yang terbuat dari bubur nasi dengan kuah ketan.
2.Masakan Muharam khas Jawa Barat


Tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa Barat (khususnya Tasikmalaya dan Limbangan, Garut) untuk menyambut datangnya bulan Muharam sekaligus mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW di medan peperangan adalah dengan membuat bubur suro.
Pagi hari setiap tanggal sepuluh Muharam, hampir setiap rumah penduduk memasak bubur merah dan bubur putih secara terpisah dan dikenal dengan sebutan bubur suro.
3.Masakan Muharam khas Cirebon


Masyarakat Cirebon ketika hari pertama sampai hari kesepuluh bulan Muharam biasanya melakukan slametan atau sedekah yang diyakini sebagai bentuk ibadah.
Sedekah yang dilakukan yaitu dengan membuat bubur sura atau bubur slabrak yang terbuat dari tepung beras dengan santan yang berisi berbagai bahan makanan untuk dibagikan kepada kerabat dekat maupun tetangga.
Makna dibalik tradisi bubur suro ini yaitu warna bubur yang putih menandakan hari Asyura adalah ahri yang suci, sedangkan berbagai macam bahan makanan yang ada dalam bubur menjadi simbol berbagai kejadian pada hari yang sedang diperingati.
4. Masakan Muharam khas Sleman, Yogyakarta


Di desa Mlangi Nogotirto, Sleman Yogyakarta, pada peringatan bulan Muharam melakukan kegiatan memasak Sega Megana yang dibawa ke masjid untuk dibagikan kepada anak-anak, terutama anak yatim, sementara orang-orang dewasa pada hari itu melakukan puasa sunnah.
Tidak jauh berbeda dengan di Kota Gede, tepatnya di dusun Darakan, pada tanggal 10 Muharam msayarakat (terutama generasi tua) membuat jenang panggul.
Pembuatan jenang panggul dimaksudkan untuk menolak bahaya. Demikian pula dengan masyarakat desa Prenggan Kota Gede.
5. Masakan Muharam khas Aceh


Di Aceh, untuk memperingati bulan Asyura masyarakat membuat Kanji Asyura yang terbat dari beras, susu, kelapa, gula, buah-buhan, kacang tanah, pepaya, delima, pisang dan akar-akaran.
Setiap bulan Muharam masyarakat Aceh memasak Kanji Asyura di suatu tempat, kemudian bubur tersebut dibawa ke masjid untuk dibacakan doa. Setelah itu, bubur tersebut dibagikan kepada masyarakat. (RW)


-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Adnan Faridhan Usulkan Sistem Satgas SPMB Jadi Protokol Standar di Seluruh OPD Samarinda
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kemenag Kaltim Gelar Media Gathering, Fokus pada Kerukunan dan Penguatan Pesantren
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kerukunan Beragama di Kaltim Dinilai Sangat Baik, Masyarakat Hidup Tenang Tanpa Kerusuhan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kaltim Baru Miliki 38 Madrasah Negeri, Proses Penegerian Terkendala Anggaran dan Regulasi Pusat
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Wagub Kaltim Logowo Tunjangan Operasional Dipangkas: “Memang Saya yang Minta”