Connect with us

SEPUTAR KALTIM

Tekan Stunting di Bawah 14 Persen, Dinkes Kaltim Dorong Konsumsi Makanan Kaya Mikronutrien

Diterbitkan

pada

stunting
Analis Gizi Dinkes Kaltim, Uzah Maria Ulfah (Yanti/Kaltim Faktual)

Angka stunting di Tanah Air sedang tinggi-tingginya. Seluruh daerah diminta menurunkan hingga di bawah 14 persen. Upaya Kaltim antara lain mendorong konsumsi makanan lokal yang kaya akan mikronutrien. Apa itu?

Beragam kebijakan telah dikeluarkan pemerintah untuk menekan tingginya angka stunting. Namun kecenderungan kasusnya terus mengalami peningkatan. Seluruh pemerintah daerah diminta menurunkan hingga di bawah 14 persen.

Kaltim sendiri masih jauh dari target itu. Kasus stunting di Bumi Etam mengalami kenaikan sebesar 23,9% pada 2022 dari sebelumnya hanya 22,8% pada 2021.

Analis Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Uzah Maria Ulfah mengungkapkan.  Saat ini mereka berupaya memperbaiki keadaan dan meningkatkan gizi pada anak-anak.

Baca juga:   Tingkatkan Pendapatan Daerah, Disbun Kaltim Kembangkan Komoditas Unggulan

Antara lain dengan menggencarkan sosialisasi pangan lokal yang kaya akan mikronutrien. Beberapa contohnya yakni ikan lele, telur, bawis, dan ikan tuna. Panganan itu dipilih sesuai pertimbangan kearifan daerah setempat.

“Kami ingin memanfaatkan kekayaan pangan lokal ini untuk menekan angka stunting,” ungkap Uzah, Selasa 5 September 2023.

Variasi menu makanan menjadi salah satu faktor mencegah stunting. Karena itu, Uzah menyoroti pentingnya beragam jenis makanan untuk dikonsumsi anak-anak.

“Makanan yang diberikan kepada anak-anak harus sehat, dan orang tua juga mudah menghadirkan variasi makanan yang dibutuhkan,” jelasnya.

Optimalkan Gizi Sejak Dini

Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), ditemukan adanya korelasi yang signifikan antara masalah gizi anak khususnya masalah underweight yang berhubungan dengan peningkatan kasus stunting.

Baca juga:   Disdikbud Kaltim Segera Tinjau Sekolah di Pelosok yang Minim Fasilitas, Hasil Laporan DPRD

Selain itu, masalah gizi juga sering menyebabkan kekurangan berat badan dan kurang gizi dan berpotensi menjadi pemicu terjadinya stunting.

“Kondisi berat badan yang kurang optimal juga berdampak besar pada pertumbuhan anak,” tambah Uzah.

Lebih lanjut, saat ini Dinkes Kaltim sedang fokus terhadap program pencegahan stunting dengan mengoptimalkan status gizi pada anak, bukan hanya menekan tingginya angka stunting di Kaltim.

“Kami sekarang lebih memprioritaskan gizi optimal sejak dini, untuk mencegah masalah stunting sebelum terjadi,” pungkasnya. (dmy/gdc/fth)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.