SAMARINDA
Proyek Terowongan Samarinda Belum Ada Progres, Ini Penjelasan Dinas PUPR

Hampir 3 minggu setelah peletakan pertama proyek Terowongan Samarinda. Hingga saat ini, belum semeter pun tanah yang digali. Dinas PUPR menjelaskan duduk perkaranya.
Groundbreaking Terowongan Gunung Manggah alias Terowongan Samarinda berlangsung pada 20 Januari lalu. Namun hingga kini, belum ada pekerjaan fisik sama sekali.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda Desy Damayanti membenarkan hal tersebut. Tanpa perkembangan di depan mata, bukan berarti belum ada pekerjaan apa-apa.
“Sampai saat ini memang kita gak bisa lihat progresnya. Karena mereka (kontraktor) nyetak betonnya di Jawa.”
“Bentuk betonnya nanti setengah lingkaran. Seperti kalau kita lihat terowongan MRT di Jakarta sana. Ya seperti itulah.”
“Karena kalau belum jadi ya gak bisa dilakukan penggalian. Nanti malah runtuh dan muncul masalah baru,” jelas Desy, Selasa 7 Februari 2023.
Proses pencetakan beton hingga pengiriman ke Samarinda akan berlangsung cukup lama. Sekitar 4-5 bulan.
“Karena dicetak per item. Dan beton cetak yang dibutuhkan itu banyak. Beda kalau proyek drainase gitu, besi, semen, batunya bisa didatangkan cepat karena gak melewati proses cetak,” beber Desy.
Meski begitu, ia optimis proyek senilai Rp395 miliar itu bakal beres tepat waktu. Yakni dalam rentang 18-22 bulan.
Desy pun meyakini, PT Pembangunan Perumahan (PT PP) sebagai kontraktor yang melakukan pembangunan terowongan bakal bekerja secara profesional dan tidak asal-asalan.
“Gak mungkin mereka (PT PP) bekerja sembarangan. Apalagi mereka perusahaan BUMN, dan juga pasti memiliki divisi tersendiri terkait hal tersebut.”
Kebut Ganti Rugi Terowongan Samarinda
Selama proses pencetakan beton berlangsung. Desy bilang pemkot bakal mengebut pembebasan lahan. Khususnya di sisi Jalan Kakap dengan memiliki penduduk yang sangat banyak.
“Pembebasan lahan atau dampak sosial bakal diselesaikan tahun ini. Pengukuran sudah selesai, tinggal dibayarkan,” ujar Desy.
Proyek Terowongan Samarinda ini sendiri adalah inovasi Wali Kota Samarinda Andi Harun. Untuk memecah kemacetan di Kawasan Sungai Dama-Gunung Manggah.
Pada kepemimpinan Wali Kota Syaharie Jaang, area itu hendak dibangunkan jembatan layang. Yang menghubungkan Jalan Otista ke Jalan Diponegoro. Namun proyek yang sedianya dikerjakan oleh Pemprov Kaltim itu urung terlaksana. (sgt/dra)
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Pemprov Kaltim Targetkan 367 SPPG, Perluas Program Makanan Bergizi Gratis
-
SOSOK2 hari ago
Firda Arrum, Putri Berau yang Membawa Baki Sang Saka di HUT ke-80 RI Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Diskominfo Kaltim Gelar Coaching JIGD, Perkuat Implementasi Satu Data Indonesia
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Marching Band Meriahkan HUT ke-80 RI di Samarinda, DDC Suguhkan Tribute to Ismail Marzuki
-
PARIWARA1 hari ago
Konsistensi Pembinaan Yamaha Racing Indonesia, Arai Agaska Ikut Yamaha BLU CRU Master Camp di Spanyol
-
NUSANTARA2 hari ago
KI Pusat Resmi Kick-Off Monev Keterbukaan Informasi Publik 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
DWP Kaltim Gelar Seminar Busana Tradisional Kutai, Dorong Pelestarian Budaya Lokal
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
HUT ke-80 RI di Kaltim, Sang Saka Berkibar Khidmat di Gelora Kadrie Oening