VIRAL
Viral Bawa Berkah, Omset Jajanan Pentol Ngebor Melimpah

Seorang pedagang pentol di Samarinda baru-baru ini viral karena keunikan olahannya. Pentol Ngebor racikannya memadukan telur dan sayuran. Dasar rezeki, Omsetnya pernah sampai Rp 1,5 juta dalam semalam.
Usaha Pentol Ngebor ini dimiliki oleh Udin, dan sudah berjalan selama 1,5 tahun sejak awal 2022. Buat yang penasaran, Lelek-nya biasa mangkal di Jl Gerilya, depan Gapura Jalan Proklamasi A. Buka dari Magrib sampai tengah malam.
Belakangan ini, penggemarnya bertambah. Ada yang repeat order, ada juga yang baru pertama merasakan pentol ngebor versi beda ini. Beda karena biasanya hanya berisi telur dan aci, yang ini diolah dengan perpaduan telur dan sayuran segar. Aromanya menggoda. Rasa gurih telur dan lezatnya sayur membuat orang rela antre mencicipinya.
Ya, buntut jajanan pentol ini viral di social media, dengan racikan yang beda, harga hanya Rp2 ribu per pentol, rasa yang khas, lokasi jualan yang strategis, magnet kuliner jalanan ini berduyun-duyun mampu menarik perhatian warga Samarinda.
Berawal Nostalgia, Rezeki Tak Kemana
Udin, pengelola usaha ini, jelas tak menyangka kalau pentol nya bisa viral di media sosial. Awalnya, ide usaha ini muncul karena Udin ingin membuat jajanan tradisional dengan racikan unik dan berbeda dari yang lain.
“Awalnya iseng nostalgia coba bikin jajanan tradisional. Terus cari di internet apa yang belum ada di Samarinda. Lalu jadilah olahan ini,” cerita Udin, Minggu 10 September 2023.
Dia cerita, banyak warga antusias dengan kreasi kuliner pentol ngebor buatannya ini berawal dari konten salah satu pelanggan yang diupload di Instagram, dan kemudian viral.
Hasilnya, omsetnya ikut terkerek. Buka dari jam 6 sore sampai dagangan nya habis (kadang tengah malam, kadang sampai jam 2 dinihari), belum lama ini ia meraup pendapatan Rp1,5 juta dalam semalam. Padahal biasanya hanya dapat sekira Rp 300 ribu an.
Antrean Membeludak, Sampai Ditegur Pak RT
Dalam semalam, Udin pernah sampai menerima 80 antrean pesanan hingga menghabiskan 9 piring telur semalamnya. Dengan hanya 2 orang penjual, tak jarang Udin kerepotan menghadapi pesanan yang membeludak ini.
“Sangat kerepotan karena gak pernah serame itu. Pelan-pelan kita adaptasi. Akhirnya pakai nomor antrean biar tertib,” katanya.
Alasan dibalik penerapan nomor antrean ini agar bisa mengatur pembeli. Awalnya tanpa nomor antrean banyak terjadi salah paham. Beberapa pembeli yang datang dulu ada yang belum terlayani, lalu pelanggan baru tiba-tiba nyelonong.
Tapi, sebagaimana bisnis pada umumnya, perjalanan usaha tidak selalunya mulus. Udin merasakan suka duka dan berbagai hambatan serta tantangan menjalankan usaha pentol ngebor ini.
“Sempat ada teguran dari masyarakat dan pak RT juga kemarin disuruh pindah. Sebelum pindah ke depan sini kan kami di proklamasi A situ.”
“Katanya gak ada tempat parkir pelanggan, jadi mengganggu jalanan warga. Karena kan pernah sampai meluap pembelinya waktu dagang di situ,” ceritanya.
Tapi Udin berharap antusiasme masyarakat tidak cepat surut. Udin mengajak warga Samarinda untuk mampir mencicipi jajanan nostalgia buatannya.
“Sejauh ini, pesanan yang paling laris yang rasa pedas asin. Itu favorit warga Samarinda. Jadi, silakan dicoba,” pancingnya. (dmy/adm)
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Konsumsi Ikan Masyarakat Kaltim Naik Jadi 59,75 Kg per Kapita per Tahun
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Atasi Backlog 250 Ribu Unit, Kaltim Tanggung Biaya Administrasi Perumahan
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Pemprov Kaltim Tegaskan Program Gratispol Umrah untuk Marbot Berjalan Bertahap dan Tepat Sasaran
-
SAMARINDA4 hari ago
DP3A Kaltim Dorong Samarinda Segera Miliki Sekolah Ramah Anak
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Sineas Muda Kaltim Hadirkan 5 Film Pendek Bertema Budaya dan Pendidikan
-
PARIWARA3 hari ago
Cerita Inspirarif dari Konsumen Yamaha; Karena Setia, Jadi Pemenang Kompetisi GEAR ULTIMA
-
BALIKPAPAN3 hari ago
ISCH III Resmi Dibuka, 4.000 Pramuka Hidayatullah Ramaikan Jambore Nasional di Balikpapan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Target 14 Persen, Pemprov Kaltim Gandeng Kampus dan Pemda Atasi Stunting