GAYA HIDUP
4 Fakta Unik Nasi Kuning ala Samarinda; dari Bumbu hingga Lauk Pendampingnya

Meski bukan berasal dari Samarinda, namun nasi kuning khas kota ini punya beberapa keunikan. Karena itu, bagi yang sudah terbiasa memakannya, akan sulit buat berpaling ke nasi kuning dari daerah lain.
Seiring berkembangnya waktu, nasi kuning telah menempati deretan kasta tertinggi, dalam daftar kuliner khas Samarinda. Padahal, makanan ini tidak lahir di Kota Tepian.
Sebutan Nasi Kuning Samarinda, sebenarnya bukan menunjukkan sisi orisinalitasnya. Namun lebih ke hal uniknya. Apa saja sih?
Bumbu Melimpah
Fakta pertama dari nasi kuning khas Samarinda adalah bumbu melimpah. Bukan bumbu pada nasinya, tapi lauknya. Bumbu Bali yang membalut lauk utama seperti ayam, telur, haruan (ikan gabus), hingga daging sapi disajikan lebih banyak.
Saat dicampur dengan nasi dan lauk pendamping lainnya, bumbu merah yang melimpah dan bertekstur kental-kental cair itu bisa mengubah warna nasi kuning menjadi jingga.
Tak cuma soal jumlah, tapi rasa dan aromatiknya tak perlu diragukan. Ini menjadi alasan kenapa orang yang sudah terbiasa mengonsumsi nasi kuning ala Samarinda, tak begitu cocok dengan menu yang sama di luar pulau.
Dominasi Banjar-Jawa
Fakta unik kedua adalah penjual nasi kuning di Samarinda, mayoritas berasal dari suku Banjar dan Jawa. Perbedaan mencoloknya: dari sisi rasa, ala Banjar lebih manis, sementara ala Jawa lebih gurih pedas. Kemudian dari kondimennya, ala Banjar biasanya berisikan bihun, serundeng kelapa, dan bawang merah goreng. Lebih minimalis.
Sementara beberapa penjual nasi kuning ala Jawa, tidak memakai serundeng. Melainkan menambahkan oseng tempe dan mi goreng. Nah, jika lidahmu kurang bisa beradaptasi dengan perbedaan cita rasa Nusantara, kamu harus lebih teliti sebelum membelinya.
Walaupun berbeda, namun ciri khasnya tetap sama, yaitu bumbu Balinya melimpah ruah!
Tersedia 24 Jam
Di daerah lain, nasi kuning cenderung menjadi menu sarapan layaknya bubur ayam. Tapi di Samarinda, nasi kuning disajikan selama 24 jam. Dari pagi, siang, sore, malam, hingga dini hari.
Bukan satu penjual menjajakan selama 24 jam penuh ya. Tapi selama 24 jam dalam sehari, kamu akan bisa menemukan penjual nasi kuning.
Lebih Mudah Dijumpai Ketimbang di Daerah Asalnya
Ingat poin 2? Meski nasi kuning Jawa dan Banjar yang dominan, nasi kuning asal Kalimantan Selatan yang justru lebih divalidasi sebagai khasnya Samarinda. Tapi uniknya, menemukan nasi kuning di Samarinda itu jauh lebih mudah. Karena ada di setiap kelurahan dan secara bergantian selalu tersedia selama 24 jam. Ketimbang di daerah asalnya, Banjarmasin.
Analoginya, ketika di Samarinda, pergi ke manapun selalu menemukan penjual nasi kuning. Di Banjarmasin, kamu harus lebih gigih menemukannya. Terutama di luar jam sarapan. Kok bisa ya? (dra)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Bapenda Kaltim Segel Data dan Undi Pemenang Gebyar Pajak 2025, Hadiah Rp5 Miliar untuk Wajib Pajak Taat
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Inflasi Pangan Masih Bayangi 2025, Pemerintah Pusat-Daerah Perkuat Langkah Pengendalian
-
SAMARINDA4 hari ago
KI Kaltim Minta PPID Samarinda Jadi Garda Terdepan Keterbukaan Informasi Publik
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Wisman ke Kaltim Naik 259 Persen, Brunei Mendominasi Kunjungan
-
SAMARINDA4 hari ago
Seru! Lomba Sambut Koin Pakai Kelingking di Diskominfo Kaltim Bikin Penonton Terpingkal
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Persiapan HUT ke-80 RI di Kaltim Hampir Rampung, Lokasi Pindah ke Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Waspada! Modus Penipuan Aktivasi IKD Marak di Kaltim, Pemprov Keluarkan Edaran
-
NUSANTARA4 hari ago
ATR/BPN Raih Penghargaan Popular Government Institution 2025, Bukti Komitmen Tingkatkan Layanan Publik