SEPUTAR KALTIM
Menceritakan untuk Melestarikan; Mengarsipkan Cerita Rakyat Kaltim Bagian I

Melalui lomba bertutur cerita rakyat, DPK Kaltim tidak hanya meningkatkan literasi dan minat baca anak. Namun juga secara tak langsung ikut mengarsipakan cerita rakyat melalui anak-anak Kaltim. Dan membuatnya tetap lestari turun-temurun.
Ada banyak cara mengarsipkan kebudayaan. Yang dalam bentuk cerita rakyat, atau cerita kebudayaan lokal daerah. Agar cerita rakyat khas daerah Kalimantan Timur (Kaltim) tetap lestari dan turun menurun diketahui oleh generasi anak-anak saat ini dan nanti.
Satu di antaranya yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Daerah Kaltim yakni melalui lomba bertutur di kalangan anak-anak Kaltim. Yang biasa dilakukan setiap tahunnya.
Lomba bertutur ini memiliki beberapa persyaratan. Selain pesertanya anak-anak SD kelas 4-6. Cerita yang dibawakan haruslah cerita rakyat daerah atau cerita lokal daerah masing-masing, khususnya wilayah Kaltim.
Misi utamanya, yakni memperkenalkan anak-anak Bumi Mulawarman untuk lebih dekat dengan buku, perpustakaan, hingga semakin dekat dengan literasi. Selain itu, juga mengenalkan anak-anak dengan cerita rakyat di daerahnya.
Agar dongeng maupun legenda yang diketahui anak-anak, bukan hanya cerita Timun Emas, Danau Toba, Tangkuban Perahu dan cerita populer lainnya.
Melestarikan Budaya
Pelaksana Harian Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Daerah Kalimantan Timur (Kaltim), Taufik mengaku upaya ini sebagai upaya memperkenalkan budaya sejak dini.
“Dari dini sudah kita biasakan mencintai akar budaya lokal di daerahnya. Jadi cerita yang mereka angkat dalam perlombaan itu harus cerita yang berakar dari kondisi lokal di daerahnya. Konten lokal,” jelas Taufik dalam sebuah wawancara eksklusif, Oktober lalu.
Kata Taufik, ceritanya bebas tentang apa saja. Tidak harus yang terkenal atau sudah diketahui masyarakat umum. Asalkan mengandung muatan lokal cerita rakyat daerah. Dan bersumber dari daerah anak itu.
“Cerita rakyat dari Berau, Bontang dan sebagainya. Persyaratan nya harus itu. Jadi mereka harus mengangkat cerita rakyat di daerah masing-masing,” tambahnya.
Karena dalam lomba ini, cerita rakyatnya dituturkan. Secara tidak langsung juga sebagai upaya mengarsipkan cerita rakyat melalui anak-anak Kaltim.
Sebab, cerita akan didengar banyak orang. Dikenal, dan tersebar luas. Sehingga dapat diceritakan dan diteruskan ke generasi selanjutnya. Dan cerita tetap terlestarikan secara turun-temurun. (ens/dra)
ADVERTORIAL DINAS PERPUSTAKAAN & KEARSIPAN KALTIM


-
PARIWARA5 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
BALIKPAPAN2 hari yang lalu
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Wagub Kaltim Logowo Tunjangan Operasional Dipangkas: “Memang Saya yang Minta”
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Respons Cepat Hotline 110, Polresta Samarinda Ungkap Kasus Pelecehan Anak dan Penggelapan
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kaltim Baru Miliki 38 Madrasah Negeri, Proses Penegerian Terkendala Anggaran dan Regulasi Pusat
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Satgas PASTI Blokir Ratusan Pinjol dan Investasi Ilegal, Kerugian Masyarakat Capai Rp2,6 Triliun
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan