GAYA HIDUP
Menengok Mobil KNIL Si Pembantai Pahlawan di Museum Perjuangan Merah Putih
Museum Perjuangan Merah Putih Sanga-Sanga menyimpan berbagai benda peninggalan Belanda, salah satunya mobil KNIL. Kisah kekejaman Belanda tergambar di mobil itu.
Memasuki Museum Perjuangan Merah Putih, bagaikan melangkah kembali ke masa lampau. Arsitektur bangunan yang megah dan kokoh, dengan sentuhan gaya Eropa klasik, membawa nuansa magis masa lalu yang kental.
Museum ini terletak di Jalan Sanga-Sanga Dalam, Kabupaten Kutai Kartanegara. Di dalam museum terpakang berbagai fenomena yang tersimpan rapi dalam sebuah foto-foto suasana tempo dulu.
Tak hanya foto-foto jadul. Saat mengitari belakang Musium, pengunjung akan terpukau berbagai kendaraan antik bersejarah peninggalan kolonial Belanda, seperti kapal dan mobil Koninklijke Nederlands (KNIL) berkarat, menyiratkan kunonya peninggalan itu.
Mobil Angkutan atau Mobil KNIL ini dulunya digunakan oleh para prajurit Belanda untuk berpatroli mengelilingi Kota Sanga-Sanga pada tahun 1947. Bisa dikata, inilah salah satu saksi bisu aktivitas penjajahan kolonial Belanda yang pernah menduduki wilayah tersebut.
Saksi Kekejaman Kompeni
Menurut kisah, dulunya setiap hari Jumat, di atas kap mobil KNIL ini, para tentara Belanda menggantung tiga kepala para pahlawan Sanga-Sanga yang telah gugur membela negeri. Tujuannya guna menakut-nakuti masyarakat agar tunduk pada kekuasaan mereka.
Mobil berwarna hijau lumut yang dikendarai oleh Komandan Kisberi, seorang perwira Belanda yang bertanggung jawab atas operasi militer ini, mengesankan kekejaman pembantai Belanda pada saat itu.
Mobil ini dulunya ditemukan di dalam sebuah gua bangsal hutan bernama Gua Bungker Jepang pada tahun 1984, dengan kondisi berkarat namun masih utuh.
Pengelola Museum Perjuangan Merah Putih Muhammad Heriono mengungkapkan, mobil ini digunakan oleh para prajurit tentara Belanda untuk mengitari dan mengintimidasi masyarakat Sanga-Sanga yang berusaha melawan.
“Dulu mereka tidak segan-segan membunuh siapa saja yang dicurigai sebagai pejuang atau simpatisan pejuang,” ungkap Heriono.
Konon, terdapat 40 kepala berdarah dari para pejuang Sanga-Sanga yang terpenggal dan menjadi pajangan mobil KNIL ini.
Dari 40 kepala tersebut. Setiap minggunya diganti bergilir tiga kepala yang dipasang di atas kap mobil tersebut.
“Tubuh mayatnya itu sudah diurus masyarakat Sanga-Sanga dulu,” ujarnya.
Saat menemukan mobil ini yang tergeletak di gua Bungker Jepang. Masyarakat seakan dikagetkan, ternyata masih ada benda peninggalan yang sampai saat ini menjadi simbol kekejaman Belanda.
“Dulu kami keluarkan dari dalam gua bangsal hutan, kami tarik. Mobil ini bisa di isi 6 orang. Tiga di depan tiga di belakang,” kuncinya. (dmy/fth)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoKepala Kejaksaan Tinggi Kaltim Wanti-wanti OPD: Jangan Ada Titipan Proyek, Kalau Ada Lapor Saya!
-
BALIKPAPAN5 hari agoUMK Balikpapan Diusulkan Naik Lagi: Tahun 2026 Nambah Rp155 Ribu, Gaji Sektor Migas Tembus Rp4 Juta
-
BALIKPAPAN5 hari agoBalikpapan Siapkan Puluhan Event Sepanjang 2026: Pariwisata Digenjot Tanpa Musim Sepi, ini Jadwal Lengkapnya
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoBMKG Peringatkan “Seruakan Dingin Asia” Meningkat, Kaltim Waspada Hujan Sepanjang Pekan Natal
-
SEPUTAR KALTIM3 hari agoDaftar Lengkap UMK Kaltim 2026: Berau Paling Tajir Tembus Rp4,39 Juta, Paser di Posisi Buncit
-
GAYA HIDUP3 hari agoAlarm Ramadan Sudah Bunyi! Manfaatkan Rajab dan Syakban Buat “Pemanasan” Biar Nggak Kaget
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoKarya Anak Bangsa Jadi Identitas Baru Kaltim, Ini Pemenang Sayembara Batik ASN dan Cinderamata Daerah
-
GAYA HIDUP5 hari agoStop Kirim Biskuit Kaleng, Ini 9 Ide Hampers Natal 2025 yang Lebih Personal dan Mindful

