SEPUTAR KALTIM
Urban Farming Solusi Pemenuhan Kebutuhan Pangan di Perkotaan
Kampanye urban farming mulai digaungkan oleh DPTPH Kaltim. Konsepnya pun simple. Hanya perlu memanfaatkan lahan sempit seperti pekarangan bahkan di balkon rumah.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kalimantan Timur mengampanyekan budidaya tanaman di lahan sempit (urban farming) sebagai solusi pemenuhan kebutuhan pangan di perkotaan.
“Urban farming adalah konsep pertanian yang memanfaatkan lahan sempit di perkotaan, baik di pekarangan, halaman, atap, balkon, maupun ruang terbuka lainnya,” kata Kepala Bidang Hortikultura DPTPH Kaltim Kosasih di Samarinda, Kamis 23 Februari 2024.
Kosasih mengatakan urban farming saat ini difokuskan pada tanaman sayuran untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
“Lewat Urban farming, masyarakat perkotaan dapat menanam sendiri sayuran yang dikonsumsi sehari-hari,” katanya.
Manfaat dari urban farming lumayan banyak, lho. Mulai dari hemat pengeluaran untuk kebutuhan sayur, peningkatan kesehatan karena kecukupan gizi, membantu mengurangi polusi udara kota, dan menambah estetika lingkungan tempat tinggal.
Masyarakat yang membudidayakan sayuran lewat konsep urban farming juga dapat memastikan kualitas produk pangan itu seperti penggunaan pupuk dan penghalau hama organik.
Sejumlah metode urban farming yang bisa dilakukan oleh masyarakat perkotaan, antara lain hidroponik, vertikultur, aquaponik, dan budidaya dalam pot.
“Hidroponik adalah cara menanam tanpa menggunakan tanah, melainkan media air yang diberi nutrisi. Vertikultur adalah cara menanam secara bertingkat, misalnya menggunakan paralon atau botol bekas yang dilubangi dan ditempel di dinding,” jelasnya.
Sementara, aquaponik adalah cara menanam dengan menggunakan air yang mengandung limbah ikan, sehingga tanaman dan ikan bisa saling memberi manfaat. Budidaya dalam pot adalah cara menanam dengan menggunakan pot atau wadah lainnya yang bisa diletakkan di mana saja.
Jenis tanaman yang cocok untuk urban farming adalah tanaman yang berumur pendek dan tidak memerlukan perawatan khusus, seperti selada, sawi pakcoy, kangkung, bayam, dan sebagainya.
“Untuk urban farming, kami sarankan penerapan polikultur, yaitu menanam berbagai jenis tanaman dalam satu lahan,” tuturnya.
Harapannya, urban farming bisa semakin berkembang dan menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan, sehingga bisa meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. (rw)
-
EKONOMI DAN PARIWISATA2 hari agoCarnival Akhir Tahun Hadir di Mahakam Lampion Garden Samarinda, Tiket Masuk Mulai Rp5 Ribu
-
GAYA HIDUP5 hari ago7 Tips Resolusi Tahun Baru 2026 Biar Nggak Jadi Sekadar Janji Manis, tapi Beneran Jalan Sampai Desember Lagi
-
HIBURAN2 hari agoDaftar Film Indonesia di Bioskop Temani Liburan Nataru 2025-2026, Tayang Desember–Januari
-
OLAHRAGA5 hari agoPerolehan Positif Yamaha Racing Indonesia Tuai Perubahan Signifikan di ARRC 2025
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoWagub: Usia Harapan Hidup Warga Kaltim Naik Jadi 79 Tahun
-
SEPUTAR KALTIM8 jam agoDisorot Isu Deforestasi, Pemprov Kaltim Catat Upaya Reforestasi Capai 17 Ribu Hektare
-
BERITA2 hari agoPemprov Kaltim Pastikan Stok Pangan Aman, Harga Bapokting Stabil Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari agoBI Siapkan Rp4,8 Triliun Penuhi Kebutuhan Nataru 2026 di Kaltim

