MAHULU
Banjir Mahulu Geser ke Kubar, Kukar dan Samarinda Berpotensi Terdampak
Sungai Mahakam terbentang melewati Kabupaten Mahulu, Kubar, Kukar, dan Kota Samarinda. Ini menjadi alasan kenapa 2 daerah terakhir berpotensi mendapat kiriman banjir, yang saat ini sudah menerpa sebagian wilayah Kubar setelah di Mahulu mulai surut.
Intensitas hujan yang tinggi sepanjang Mei ini membuat Sungai Mahakam di wilayah hulu tak mampu lagi menampung debit air. Akhirnya, ‘ia’ menumpahkan ke sisi darat. Membuat puluhan kampung di 5 kecamatan di Mahulu terdampak banjir dengan ketinggian hingga 2,5 meter.
Rumah warga, perkantoran, hingga ladang terendam hampir 1 pekan lamanya. Hal ini membuat Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik memutuskan untuk datang ke lokasi bencana. Untuk menyaksikan seberapa parah dampak yang terjadi, dan akan memikirkan bagaimana langkah pemulihannya dari helikopter.
Di sela kunjungannya pada Sabtu kemarin, ia melaporkan jika ketinggian air di Mahulu sudah berangsur surut. Namun bukan berarti semua masalah sudah beres.
“Air di Mahulu sekarang sudah mulai susut tapi dampaknya di Kubar sekarang banjir, dan biasa agak lama bertahan di sana. Kemudian yang di khawatirkan melebar ke Kutai Kartanegara (Kukar) dan Samarinda,” ujar Akmal.
Merespons itu, Akmal sudah berkoordinasi dengan beberapa stakeholder untuk melakukan mitigasi bencana. Terutama di kawasan sempadan Mahakam.
“Tadi kami berdiskusi dengan bupati setempat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa kita perlu mengoptimalkan early warning sistem,” lanjutnya, melansir dari Antara.
Terapkan Mitigasi Bencana
Akmal juga ingin ada sistem mitigasi yang bagus untuk di Mahulu. Mengingat bencana banjir dari limpasan Mahakam sudah jadi bencana tahunan. Walau memang, kali ini adalah yang terparah.
“Maka tidak boleh lagi ada warga yang menderita, serta tugas dari pemerintah untuk memastikan warga aman,” ujar Akmal.
Berdasarkan informasi yang dia himpun, sumbangsih air Mahakam atas banjir yang terjadi di Mahulu rupanya tidak begitu signifikan, namun justru air dari sungai Boh yang hulunya ada di Malaysia dan Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara).
“Tadi masyarakat mengatakan kalo sungai Mahakam yang naik tak sebesar itu, tapi yang signifikan itu diduga justru dari sungai Boh, yang dialirkan dari Malaysia dan Kaltara.
Kembali ke kondisi di Mahulu, dari peninjauannya bersama Kapolda Kaltim dan Pangdam VI Mulawarman serta ketua DPR Kaltim mulai pagi hingga sore kemarin. Ia mengungkapkan jika masih ada tiga Kecamatan yang masih belum bisa tersentuh bantuan kemanusiaan.
“Tiga kecamatan itu seperti Long Apari, dan dua kecamatan lainnya yang berada di atas, karena kapal tidak bisa masuk akibat debit air terlalu tinggi sehingga mereka terisolir,” jelas Akmal.
Menurutnya secara keseluruhan kondisi di Mahulu sangat mengkhawatirkan karena ada beberapa infrastruktur dasar seperti fasilitas listrik dan air bersih tidak bisa digunakan. (dra)
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoHarga TBS Sawit Kaltim Turun November 2025, Dipicu Merosotnya Harga CPO dan Kernel
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoPelatihan dan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Kaltim Tahap IV 2025, Siapkan SDM Ahli untuk Proyek Strategis
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoPramuka Kaltim Gelar Kemah Dewan Kerja 2025, Teguhkan Karakter dan Semangat Kepemimpinan Pemuda
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoAnggaran Menurun, Dispora Kaltim Dorong Cabor Susun Strategi Realistis Menuju PON 2028
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoKIM Mangun Karya PPU Raih Juara Utama Literasi di KIM Fest 2025, Harumkan Nama Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoPemprov Kaltim Salurkan UKT Gratis untuk 32.853 Mahasiswa, Gubernur Rudy Mas’ud Tegaskan Pendidikan sebagai Investasi
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPemprov Kaltim Siapkan Rangkaian HUT ke-54 KORPRI 2025, Libatkan ASN dan Masyarakat
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoPemprov Kaltim Finalisasi Rakor Percepatan Penurunan Stunting 2025

