KUTIM
Rapat Badan Anggaran Bahas Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah 2024


Rapat Banggar Kutim dilakukan untuk membahas terkait kebijakan umum pendapatan, kebijakan umum belanja, dan kebijakan umum pembiayaan agar bisa merencanakan proyeksi dengan baik.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Faisal Rachman, memberikan penjelasan terkait rapat Badan Anggaran (Banggar).
Rapat tersebut membahas proyeksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah untuk tahun 2024.
Menurut Faisal, pemerintah telah menyampaikan draft Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) beberapa waktu lalu.
“Hari ini Banggar rapat membahas terkait kebijakan umum pendapatan, kebijakan umum belanja, dan kebijakan umum pembiayaan,” ujar Faisal saat ditemui rekan media di ruang kerjanya usai rapat. DPRD Kutim, Senin 22 Juli 2024.
Faisal mengatakan bahwa rapat ini penting untuk menentukan proyeksi yang dibuat oleh pemerintah mengenai pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah.
Dalam hal ini, Faisal juga menyoroti terkait pendapatan besar Kutim selalu berasal dari pendapatan transfer tahun ke tahun.
“Proyeksi dalam proyeksinya itu naik sampai sekitar 900 miliar,” ungkapnya.
Peningkatan ini disebabkan oleh pendapatan bagi hasil dari Kaltim Prima Coal (KPC) yang dimasukkan ke dalam bagian Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Namun, ia mengaku bahwa ada perbedaan dalam pengklasifikasian anggaran pada tahun 2023.
“Pada tahun 2023, kita juga men plot anggaran itu masuk di PAD, tapi pada saat realisasi hasil audit BPK itu disebutkan menjadi pendapatan hibah, jadi bukan PAD,” jelasnya.
Menurutnya, Kepala Bapenda telah mengajukan agar pendapatan bagi hasil tersebut tetap masuk ke dalam PAD untuk mendongkrak pendapatan asli daerah.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa meskipun ada perubahan, pendapatan terbesar tetap berasal dari pendapatan transfer.
“Pendapatan yang terbesar tetap pendapatan transfer. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk meningkatkan PAD, transfer dana dari pemerintah pusat masih menjadi sumber utama pendapatan daerah,” tegasnya.
Faisal berharap agar pembahasan tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas tentang proyeksi keuangan daerah.
Melalui pembahasan ini diharapkan adanya gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana keuangan daerah akan berjalan di tahun 2024.
Pihaknya juga menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran daerah.
“Transparansi dan akuntabilitas sangat penting dalam pengelolaan anggaran ini, agar kita bisa mencapai target yang telah ditetapkan,” pungkasnya. (rw)

-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Bontang Raih Peringkat Pertama Keterbukaan Informasi Publik se-Kaltim 2025
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Lewat Penguatan Demokrasi, Darlis Dorong Masyarakat Samarinda Lebih Kritis dan Aktif
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Bulbak PKH 2025 Resmi Ditutup, Kaltim Perkuat Sektor Peternakan
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Kaltim Catat Lompatan Besar dalam Keterbukaan Informasi Publik 2025
-
NUSANTARA5 hari ago
Program MBG Bantu Anak Kuli Bangunan Dapat Pekerjaan: “Sekarang Bisa Bantu Keluarga”
-
NUSANTARA2 hari ago
Sukses di Palembang, Estafet Pornas Korpri Berlanjut ke Lampung 2027
-
PARIWARA3 hari ago
CustoMAXi Yamaha Makassar 2025, XMAX Motorized Jadi Pusat Perhatian
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Sri Wahyuni Soroti Dominasi PPPK dan Tantangan ASN Daerah di Rakernas Korpri 2025