KUKAR
Diskominfo Kaltim Ajak Siswa SMA 2 Tenggarong Jadi Agen Anti-Hoaks dan Konten Negatif

Diskominfo Kaltim menggelar sosialisasi anti-hoaks di SMA 2 Tenggarong, mengajak pelajar jadi agen literasi digital dan penyebar konten positif.
Ruang Serba Guna SMA Negeri 2 Tenggarong, Jalan Pesut No.112, tampak lebih hidup dari biasanya. Puluhan siswa duduk berbaris rapi, menyimak materi sosialisasi bertema Anti-Hoaks dan Konten Pornografi di Media Sosial yang disampaikan oleh Penelaah Teknis Kebijakan Diskominfo Kaltim, Dafa Ezra.
Dalam kegiatan tersebut, Dafa menekankan pesan sederhana namun penting: “Saring sebelum sharing.” Ia mengingatkan bahwa di tengah derasnya arus informasi digital, pelajar memiliki peran besar sebagai agen perubahan di dunia maya.
“Hoaks bukanlah fenomena baru. Sejak 1800-an sudah ada dalam bentuk candaan, rumor, hingga legenda. Bedanya, sekarang dengan internet, hoaks bisa menyebar masif hanya dalam hitungan detik,” jelasnya.
Menurut Dafa, ciri khas hoaks bisa dikenali dari judul sensasional, narasi menakut-nakuti, hingga kalimat yang memaksa pembaca untuk percaya. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang terjebak karena informasi tersebut tersebar luas dan berulang-ulang.
Ia memaparkan data mengejutkan: 77 persen pengguna internet Indonesia aktif di media sosial, lebih dari 10 ribu laporan hoaks masuk ke Kominfo setiap tahun dalam periode 2020–2023, dan jumlah pengguna internet mencapai 215 juta orang pada 2023.
“Ruang digital kita sangat luas, tapi juga rawan disusupi konten negatif. Pelajar harus siap dengan bekal literasi digital agar bisa menghadapi tantangan ini,” tegasnya.
Selain mengingatkan bahaya, Dafa juga memberikan bekal praktis, mulai dari menggunakan fitur pencarian gambar terbalik (Google Lens), melaporkan konten ke akun resmi Diskominfo Kaltim atau situs TurnBackHoax.id, hingga mengirim laporan ke aduankonten@mail.kominfo.go.id.
Ia juga mengingatkan siswa untuk selalu:
Memeriksa ulang judul provokatif.
Meneliti alamat situs web.
Membedakan opini dan fakta.
Cermat membaca korelasi foto dan caption.
Ikut serta dalam komunitas daring anti-hoaks.
Kegiatan ini semakin menarik karena tidak hanya satu arah. Beberapa siswa bahkan mengaku baru mengetahui cara melaporkan hoaks secara resmi.
Dafa pun menutup sesi dengan pesan inspiratif. “Teknologi tidak bisa kita hentikan, tapi kita bisa memilih cara bijak menggunakannya. Kalian, generasi muda, harus jadi teladan dengan menyebarkan konten positif dan melawan informasi palsu.”
Sosialisasi ini memberi warna baru dalam pembelajaran di sekolah. Siswa tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga pemahaman tentang tanggung jawab moral di dunia digital. Harapannya, dari ruang kelas mereka dapat menularkan semangat literasi digital ke keluarga dan masyarakat sekitar. (Rey/pt/portalkaltim/sty)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoHarga TBS Sawit Kaltim Turun November 2025, Dipicu Merosotnya Harga CPO dan Kernel
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPelatihan dan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Kaltim Tahap IV 2025, Siapkan SDM Ahli untuk Proyek Strategis
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoAnggaran Menurun, Dispora Kaltim Dorong Cabor Susun Strategi Realistis Menuju PON 2028
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPramuka Kaltim Gelar Kemah Dewan Kerja 2025, Teguhkan Karakter dan Semangat Kepemimpinan Pemuda
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoKIM Mangun Karya PPU Raih Juara Utama Literasi di KIM Fest 2025, Harumkan Nama Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPemprov Kaltim Salurkan UKT Gratis untuk 32.853 Mahasiswa, Gubernur Rudy Mas’ud Tegaskan Pendidikan sebagai Investasi
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPemprov Kaltim Finalisasi Rakor Percepatan Penurunan Stunting 2025
-
SEPUTAR KALTIM3 hari agoPemprov Kaltim Siapkan Rangkaian HUT ke-54 KORPRI 2025, Libatkan ASN dan Masyarakat

