Connect with us

KUKAR

Bapak dan Bunda Asuh Miliki Peran Penting dalam Penurunan Stunting

Diterbitkan

pada

upati Kukar Edi Damansyah memberikan vitamin untuk balita di saat kunjungan ke salah satu posyandu di Kecamatan Kembang Janggut, (Pemkab Kukar)

Meski prevalensi stunting di Kukar turun banyak, namun semua pihak harus terus berupaya menurunkannya melalui berbagai cara. Salah satunya dengan menjadi bapak dan bunda asuh.

Bupati Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), menyatakan keberadaan Bapak dan Bunda Asuh Stunting berperan penting dalam intervensi stunting.

Hal tersebut merupakan langkah mencerdaskan bangsa dari generasi yang masih dalam kandungan hingga anak usia dua tahun.

“Seluruh pemangku kepentingan harus bergerak bersama melakukan intervensi melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT), salah satunya dengan menjadi bapak dan bunda asuh,” ujar Bupati Kutai Kertanegara (Kukar) Edi Damansyah di Tenggarong, Senin 12 Agustus 2024.

Permintaan menjadi Bapak dan Bunda Asuh Stunting juga secara khusus ditujukan kepada pengusaha maupun pihak swasta yang menjalankan usaha di Kukar.

Baca juga:   Terungkapnya Misteri Kematian IRT Mengaku Janda, yang Mayatnya Dibuang di Poros Tenggarong-Samarinda Usai Diperkosa

Sehingga mereka juga mendapat kesempatan berbuat baik dalam melakukan intervensi serentak melalui PMT berbahan lokal.

Meskipun saat ini, angka prevalensi stunting di Kukar rendah. Namun, intervensi stunting harus terus dilakukan. Target tahun ini setidaknya bisa turun menjadi 14 persen.

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada akhir 2023, prevalensi stunting di Kukar berada pada angka 17,6 persen.

Kemudian turun 9,5 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang 27,1 persen.

Sedangkan data di seluruh Kaltim secara umum prevalensi stunting terjadi penurunan tipis hanya satu persen dari 23,9 persen pada 2022 menjadi 22,9 persen pada akhir 2023.

Rincian dari 22,9 persen itu adalah Kabupaten Kukar paling rendah dengan prevalensi 17,6 persen atau turun 0,5 persen ketimbang tahun sebelumnya yang tercatat 27,1 persen.

Baca juga:   Tekan dan Cegah Stunting dengan Pemanfaatan Sumber Daya

Disusul Kota Balikpapan sebesar 21,6 persen atau naik dua persen, Kabupaten Kutai Barat 22 persen atau turun 1,1 persen, Kabupaten Paser 22,4 persen atau turun 2,5 persen, Kabupaten Berau 23 persen atau naik 1,4 persen, dan Kota Samarinda tercatat 24,4 persen atau turun 0,9 persen.

Kabupaten Penajam Paser Utara dengan prevalensi 24,6 persen atau naik 2,8 persen, Kota Bontang tercatat 27,4 persen atau naik 6,4 persen, dan Kabupaten Kutai Timur paling tinggi yang mencapai 29 persen atau naik 4,3 persen ketimbang tahun sebelumnya.

“Meski prevalensi stunting di Kukar turun banyak, namun semua pihak harus terus berupaya menurunkan melalui berbagai intervensi untuk mencetak generasi bangsa, antara lain melalui permasalahan gizi hingga peningkatan kapasitas kader posyandu,” katanya. (rw)

Baca juga:   Terungkapnya Misteri Kematian IRT Mengaku Janda, yang Mayatnya Dibuang di Poros Tenggarong-Samarinda Usai Diperkosa

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.