Connect with us

KOLOM REDAKSI

Belajar dari Erick Thohir, Maestro Bisnis dan Olahraga: Rule of Game-nya!

Diterbitkan

pada

Ketua Umum PSSI Erick Thohir. (Getty Images/Claudio Villa)

Oleh: Muslim Hidayat AM

Terpilihnya Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI membuka harapan baru. Masa depan sepak bola kita. Yang dari dulu begitu-begitu saja.

Beragam kepemimpinan, dari masa ke sama, tetap saja. Semua merasakan sepak bola kita jauh tertinggal. Dari segala aspek.

Sebagai pecinta dan penikmat sepak bola – bukan penggemar club bola. Tentu juga berharap yang sama: industri sepak bola kita bisa lebih baik. Ditangan pengurus baru, yang dipimpin Bapak Erick Thohir.

Pertanyaannya, kenapa penggemar sepak bola begitu sangat optimis dengan Erick Thohir. Ya, sepak terjang beliau begitu istimewa. Dari urusan bisnis sampai urusan sepak bola.

Prestasi yang jadi sorotan dunia. Beliau pernah berhasil mengakuisisi kepemilikan mayoritas dan menjadikannya sebagai Presiden klub sepak bola ternama Seri A Italia: Inter Milan. Club bola Amerika D.C. dan Oxford United Inggris. Termasuk juga club bola basket NBA Philadelphia 76ers.

Saat ini sebagai salah satu pemilik Persis Solo. Bersama Kaesang putra Pak Jokowi. Sejak 2021. Sebelum itu, Persib Bandung dan Persija Jakarta. Mentereng banget CV, Ketum PSSI baru ini.

Erick Thohir juga top marko top dalam bisnis. Masuk jajaran orang kaya di tanah air. Memiliki gurita bisnis. Beliau sukses mendirikan Mahaka Group. Induk usaha yang bergerak di bisnis media dan entertainment.

Radio Gen FM, Jak TV, Republika, Tv One hingga Antv. Adalah sebagian jejaknya di industri media dan entertainment. Sebagai pemilik dan cikal bakal hadirnya pelbagai media tsb.

Olahraga dan media. Media dan olahraga. Dua kata yang menggambarkan sosok Erick Thohir. Menteri BUMN yang kini merangkap jadi Ketua Umum PSSI. Yang membuat banyak orang kagum. Termasuk saya sendiri.

Beliau sangat menginspirasi. Bisnis media juga suka olahraga. Khususnya sepak bola. Kalau dipikir-pikir. Agak sedikit ke geer an. Kok ada kesamaannya antara saya dan Bapak Erick Thohir. Sama-sama suka olahraga, suka bola, juga bisnis media. Cuma nasibnya beda. Huhu.

Etsst untuk yang satu ini. Bisalah sedikit tak kecil hati. Bapak Erick membangun segala sesuatunya sampai saat ini. Puluhan tahun.

Berawal dari bisnis media, membangun Koran Republika. Mendapat bimbingan dari sang ayah, serta Jakob Oetama dari Kompas Gramedia, dan Dahlan Iskan dari Jawa Pos, kala itu tahun 1993. Artinya, genap 30 tahun perjalanan Erick Thohir hingga mencapai posisi seperti saat ini.

Lah saya, baru 6 bulan membangun Kaltim Faktual ini. Baru 3 tahun belajar, masuk ke industri bisnis media. Rasa-rasanya, malu untuk mengeluh. Tak pantas untuk menyerah. Belum saatnya menilai, cocok atau tidaknya di sini. Berhasil atau belum. Sukses atau gagal.

Baru dapat cobaan, ujian, dan tantangan. Satu dua hal saja, tidak boleh capek! Harus kuat dong. Strong! Karena masih ada proses 27 tahun lagi. Jika membandingkan masa perjalanan Bapak Erick dengan saya. Hehe.

Baru 2 hari mimpin PSSI, Erick Thohir langsung di uji. Suporter PSIS Semarang bentrok dengan polisi. Suporter PSIS Rusuh dengan Polisi, Ada Lemparan Batu dan Gas Air Mata.

Begitu lah perjalanannya. Akan selalu ada ujian, bahkan di depan mata. Bahkan setiap hari. Baik bisnis juga organisasi. Dari luar dan dalam. Tapi tetap harus: never give up! Karena semua hanya sementara. Akan selesai pada saatnya.

***

Usai terpilih jadi Ketua PSSI. Erick Thohir ditanya wartawan. Soal masa depan sepak bola di tangannya 4 tahun ke depan. Apa yang akan dilakukan untuk mereformasi sepak bola ini. Dari para mafia. Mengejar ketertinggalan dari para tetangga. Baik liga profesional maupun prestasi timnasnya.

Erick bilang, sejatinya dari masa ke masa semua kepemimpinan pengurus PSSI baik. Punya niat baik. Tapi Erick menilai ada hal fundamental yang harus dibenahi. Salah satunya: rule of game. Ya, aturan main!

“Kalau menurut saya, selama ini tidak ada rule of game-nya. Harus ada aturannya, bila tidak ikut peraturan silahkan mundur, silahkan keluar.”

“Tapi aturannya harus disepakati bersama, jangan semua mau ngatur,” kata Erick, usai terpilih, saat bicara apa yang akan dilakukannya memimpin PSSI.

Erick akan mengajak semua orang yang terlibat di industri sepak bola untuk bicara. Membahas dan membangun aturan-aturan mainnya. Sebelum akhirnya menjadi kesepakatan bersama. Baru membuat rencana. Blue print jangka pendek, menengah, panjang, masa depan sepak bola. Untuk mencapai apa yang ingin dicapai bersama. Prestasi!

***

Nah, dari sini kita bisa ambil pelajarannya. Rule of game, adalah poinnya. Jadi kunci dari keberhasilan Bapak Erick Thohir membangun dan menjalankan, apa yang diamanahkan kepadanya. PSSI project berikutnya.

Tanpa rule of game yang baik. Semua akan sia- sia. Di mana saja. Jalan di tempat. Apapun itu urusannya. Dari organisasi, komunitas, kerjaan, perusahaan, rumah tangga, sampai impian diri sendiri. Semua harus ada rule of game. Yang jadi kunci mencapai tujuan baiknya.

Dan ini juga yang akan dilakukan Erick Thohir dalam mereformasi pengelolaan sepak bola tanah air. Kita optimis akan berhasil. Karena ada kunci ketegasannya bagi mereka yang tak bisa mengikuti rule of game: mundur. Keluar. Jangan semua ngatur!

Mungkin pengurus-pengurus sebelumnya. Sudah ada juga rule of gamenya. Hanya saja, melunak dengan apa yang telah menjadi rule of gamenya. Cincai cincai lah! Suka-sukanya.

Saya rasa ini yang akan jadi pembeda. Antara orang yang hanya membuat rule of game. Dengan mereka yang komitmen dan disiplin. Atas apa yang sudah jadi rule of gamenya. Jika melanggar, tak mampu, dia tanggung jawab!

Mari kita belajar sama-sama. Dari “rule of game” sang maestro bisnis dan olahraga: Erick Thohir. Semoga kita tidak begitu. Jika tidak mau jalan ditempat, begitu-begitu saja. Kaya sepak bola kita. Dalam segala urusan kita.

Semoga kita (saya) bisa ya…Semangat Pak Erick. Eh, semangat saya. Semangat semua… (***)

*Penulis, Jurnalis & Chief Kaltim Faktual.

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Kaltim Faktual menerima kiriman artikel dari pembaca. Baik karya tulis feature, opini/catatan hingga artikel maupun informasi berita. Kirimkan karya Anda disertai identitas lengkap dalam format word, melampirkan file foto berformat landscape, melalui kontak kami (kontak@kaltimfaktual.co atau Whatsapp) dengan subject sesuai dengan karya tulis Anda. (ARTIKEL/OPINI/INFORMASI). Kami harap, karya Anda bisa memenuhi unsur tagline kami: Mengabarkan, Menginspirasi, Menyenangkan.

Catatan: Hak penerbitan menjadi keputusan redaksi. Tulisan yang terbit telah melalui penyuntingan redaksi tanpa mengurangi maksud pesan penulis. Semua materi tulisan merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi Kaltim Faktual tidak mewakili isi tulisan opini penulis.

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.