SAMARINDA
Estafet Pengetahuan, Fajar Alam Giat Arsipkan Sejarah Lokal

Fajar Alam dan beberapa rekannya berupaya untuk mengabadikan sejarah. Melalui berbagai tulisan yang menjadi kemudian arsip penting bagi sejarah lokal. Sebagai upaya estafet pengetahuan agar tak terputus dengan generasi mendatang.
Semakin jauh berlalu peristiwa di masa lalu. Maka potensi gap antara sejarah dengan generasi mendatang akan semakin besar. Semakin lama, generasi yang akan datang bisa tak lagi mengenal sejarah.
Padahal, peristiwa sejarah sangatlah penting. Sebab dalam sejarah mengandung asal usul, identitas dan jati diri untuk memahami nilai-nilai masyarakat yang beredar dari masa ke masa.
Karena minimnya rekam jejak sejarah atau arsip yang menggambarkan sejarah lokal, utamanya di Kota Tepian. Dua orang yang memiliki ketertarikan lebih akan sejarah; Fajar Alam dan Muhammad Sarip, akhirnya menginisiasi pengarsipan sejarah.
Melalui grup Facebook Samarinda Bahari yang berdiri pada tahun 2014. Menjadi wadah berbagi informasi baik berupa artikel, dokumen, foto, gambar, dan video tentang Kota Samarinda pada masa lampau.
Pemerhati Sejarah Kalimantan Timur sekaligus pendiri Samarinda Bahari itu mengaku upaya yang dilakukan sebagai upaya agar estafet pengetahuan terus berjalan. Apalagi di Samarinda sendiri sudah terjadi banyak sekali perubahan.
“Supaya estafet pengetahuan aja. Budaya tutur kalau nggak ditulis ya memori itu akan hilang,” jelas Fajar belum lama ini.
Fajar cerita, kalau hasil tulisannya itu bersumber dari saksi sejarah yang kebetulan merupakan kakeknya. Sehingga berkesempatan meneruskan penuturan saksi sejarah, untuk generasi mendatang.
“Rekap sejarah Lapangan Pemuda yang ada Soekarno, nggak sengaja merekam penuturan dari Mbah saya waktu itu,” kisahnya.
“(Mbah) warga Loa Kulu yang kemudian pindah ke Samarinda. Dari SMP SMA, kemudian kuliah di Undip, baru balik jadi guru. Dari memori kolektif itu, dari saksi sejarah sih, saya coba rekonstruksi,” lanjutnya.
Fajar menyadari ketika penuturan saksi sejarah itu tidak segera ditulis. Maka akan hilang. Dan generasi mendatang tidak bisa mengakses pengetahuan sejarah kotanya sendiri.
Dari gerakan mulia Fajar alam dan Muhammad Sarip, telah melahirkan banyak karya sejarah. (ens/fth)
ADVERTORIAL DINAS PERPUSTAKAAN & KEARSIPAN KALTIM


-
SEPUTAR KALTIM2 hari yang lalu
Dishub Kaltim Pastikan Operator Ojol Terapkan Tarif Sesuai Pergub 2023, Maxim Siap Patuhi Aturan
-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Satgas PASTI Blokir Ratusan Pinjol dan Investasi Ilegal, Kerugian Masyarakat Capai Rp2,6 Triliun
-
NUSANTARA2 hari yang lalu
PMI di Korsel Meninggal Akibat Kecelakaan Kerja, Pemerintah Bawa Pulang Jenazah dan Beri Santunan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
SAMARINDA1 hari yang lalu
Kepala SMA 10 Samarinda Diberhentikan Sementara, Pertanyakan Kewenangan Plt Disdikbud
-
SAMARINDA1 hari yang lalu
Guru Senior Terkejut Ditunjuk Jadi Plt Kepala SMAN 10 Samarinda