SAMARINDA
Komisi III DPRD Samarinda Dukung Penutupan Sementara Jembatan Mahakam I

Jembatan Mahakam I resmi ditutup total mulai Kamis, 27 Februari 2025, buntut dari insiden tabrakan tongkang pekan lalu. Komisi III DPRD Samarinda mendukung penuh investigasi menyeluruh untuk memastikan keamanan jembatan.
Penutupan ini mengharuskan kendaraan yang biasa melintas dialihkan ke Jembatan Mahakam Kembar dengan skema lalu lintas dua arah.
Insiden Berulang, Keamanan Jadi Prioritas
Sebelumnya, pada 16 Februari, tongkang Indosukses 28 yang bermuatan kayu menabrak pilar Jembatan Mahakam I. Akibatnya, struktur jembatan mengalami retakan yang berpotensi membahayakan pengguna jalan.
Menindaklanjuti kejadian ini, Pemprov Kaltim segera menurunkan tim ahli untuk melakukan investigasi mendalam. Proses ini dikoordinasikan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim bersama Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
DPRD Samarinda: Struktur Jembatan Harus Jadi Perhatian
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim, menilai penutupan sementara Jembatan Mahakam I adalah langkah tepat guna menghindari potensi bahaya di masa mendatang.
“Saya pikir keputusan menutup Jembatan Mahakam I sudah tepat, demi mengurangi risiko insiden yang lebih besar di masa depan,” ujarnya kepada Kaltim Faktual.
Ia menegaskan bahwa investigasi harus dilakukan secara menyeluruh, terutama pada struktur bangunan jembatan. Mengingat, insiden serupa sudah pernah terjadi sebelumnya.
“Kalau memang ada kerusakan, segera diperbaiki. Jangan sampai nanti ada insiden yang lebih fatal hingga menelan korban jiwa, itu tentu jadi konsekuensi yang terlalu mahal,” tegasnya.
Desak Perusahaan Kapal Bertanggung Jawab
Selain menyoroti kondisi jembatan, Abdul Rohim juga mendesak perusahaan pemilik tongkang untuk bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi.
“Jembatan Mahakam I ini infrastruktur vital yang menghubungkan Kota Samarinda. Jangan sampai ada pembiaran. Perusahaan yang menyebabkan insiden ini harus bertanggung jawab penuh,” lanjutnya.
Ia berharap investigasi dapat dilakukan dengan cepat dan komprehensif, dengan memastikan aspek struktural menjadi perhatian utama.
“Jangan sampai kita menganggap remeh. Bisa jadi ada masalah lebih serius pada struktur jembatan yang tak terlihat. Itu yang justru berisiko besar,” pungkasnya. (nkh/sty)

-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Cuaca Kaltim 11–20 September: BMKG Prediksi Hujan Atas Normal
-
KUKAR3 hari ago
Pemprov Kaltim–BI Dorong Pertanian Digital di Kukar Lewat Panen Demplot Padi
-
PARIWARA3 hari ago
Lengkapi Perayaan Satu Dekade MAXi, CustoMAXi Yamaha Kembali Hadir dan Buka Seri Perdana di Semarang
-
INTERNASIONAL3 hari ago
Satelit Nusantara Lima Diluncurkan, Pemerataan Akses Internet Kini Lebih Dekat
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Kesbangpol Kaltim Matangkan Persiapan Upacara Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
KUKAR3 hari ago
Digital Farming Tingkatkan Hasil Panen hingga 74 Persen di Kukar
-
SAMARINDA2 hari ago
Kesbangpol Kaltim Teguhkan ASN sebagai Perekat Bangsa Lewat Penguatan Ideologi Pancasila
-
SAMARINDA3 hari ago
Alumni UII Kaltim Kompak, Sehat Bareng dan Berbagi untuk Sesama