Connect with us

NUSANTARA

Lulusan S2 DMD ITB Angkat Budaya Kaltim dengan Sentuhan Desain Media Digital

Diterbitkan

pada

Budaya Kalimantan Timur kembali bergema melalui karya digital dua lulusan Program Magister Digital Media Design (DMD) FSRD ITB. Muhammad Dhani, Nur Afni Okta dan Nurul Ulfa, tiga putra-putri daerah Kaltim, mengangkat kekayaan budaya lokal seperti gambar cadas prasejarah Sangkulirang-Mangkalihat, Ritual Hudoq Dayak Modang dalam bentuk media digital imersif berbasis Virtual Reality dan interaktif 360° dan Souvenir Digital menggunakan Augmented Reality untuk daya Tarik Wisata Budaya Samarinda.

Karya Muhammad Dhani yang berjudul “Perancangan Video Dokumenter 360° Berbasis Virtual Reality untuk Mengenalkan Gambar Cadas Prasejarah di Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat” mendapat perhatian besar dalam sidang tugas akhir yang digelar secara hybrid di kampus ITB, akhir Juli 2025.

Menghadirkan pengalaman virtual yang mendalam, Dhani membawa penonton menjelajahi warisan arkeologis Kalimantan Timur yang hingga kini masih belum dikenal luas.

Nur Afni Okta tak kalah menarik dengan karya berjudul “Perancangan Media Interaktif Pengenalan Kebudayaan Hudoq Dayak Modang Berbasis Digitalisasi Fotogrametri & Video 360°”. Dengan pendekatan digital berbasis visual 360° dan teknik fotogrametri, ia menghadirkan pengalaman baru dalam memahami prosesi ritual Hudoq secara interaktif.

Baca juga:   The Real Motor Tangguh! GEAR ULTIMA Libas Jakarta-Bali Tanpa Drama

Nurul Ulfa sangat kreatif dan inovatif dengan merancangan Suvenir Digital Menggunakan Augmented Reality untuk Meningkatkan Daya Tarik Wisata Bidaya Kota Samarinda bagi Generasi Z.

Sidang mereka turut menghadirkan Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Hetifah Sjaifudian, yang hadir langsung sebagai penguji tamu. Dalam komentarnya, Hetifah menyampaikan rasa bangganya terhadap mahasiswa asal Kaltim.

“Karya seperti ini sangat relevan untuk pariwisata kita yang mulai menyasar digital experience. Mereka berhasil menunjukkan bagaimana isu-isu lokal bisa diolah menjadi karya berteknologi tinggi yang juga mendidik dan menginspirasi,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV, Ibu Lestari, juga hadir secara daring dalam sidang dan turut memberikan apresiasi khusus atas karya Muhammad Dhani.

Ia mengungkapkan bahwa Balai telah memberi dukungan dalam bentuk bantuan dana dan akses lokasi selama proses riset berlangsung.

“Ini bentuk nyata kolaborasi antara institusi pelestarian budaya dan pendidikan tinggi dalam pengembangan riset berbasis daerah,” ungkapnya.

Baca juga:   Sambut HUT ke-80 RI, Kemendagri Ajak Daerah Sukseskan Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih

Ketiga mahasiswa ini adalah penerima Beasiswa Unggulan Kemenristekdikti yang menempuh pendidikan di ITB dan lulus tepat waktu. Program Desain Media Digital sendiri merupakan program multidisiplin yang memadukan kekuatan desain dari FSRD dengan teknologi dari STEI ITB, dengan penekanan pada culture-based contents, immersive experience, dan sustainable design.

Dhani berharap agar lebih banyak anak muda Kaltim mendapat kesempatan yang sama.

“Saya bermimpi, kelak kita bisa berkolaborasi mengolah kekayaan budaya kita menjadi karya dokumenter yang menginspirasi dunia. Semoga dari ITB dan kampus-kampus lainnya, lahir lebih banyak SDM yang hatinya terpaut pada Kaltim,” ujarnya.

Senada, Nur Afni menyampaikan bahwa budaya Kaltim tidak hanya perlu didokumentasikan, tetapi juga diolah dengan pendekatan kreatif dan teknologi modern.

“Tugas kita bukan hanya menjaga agar budaya lestari, tetapi juga membuatnya relevan dan memikat berbagai negeri.”
Kesan selama kuliah di ITB, Nurul Ulfa merasa senang mendapat kesempatan ini terutama pola perkuliahan Desain Media Digital FSRD ITB membuka cara pikir baru yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Baca juga:   The Real Motor Tangguh! GEAR ULTIMA Libas Jakarta-Bali Tanpa Drama

Mendesain bukan hanya sekedar keterampilan, melainkan sebuah proses empati dan respons terhadap kondisi sosial dan lingkungan hingga melahirkan sebuah gagasan dan solusi. Sehingga Besar harapan agar lebih banyak kesempatan dan akses untuk menempuh ilmu di FSRD ITB dari putra-putri Kalimantan Timur.

Hal senada disampaikan bahwa selama kuliah pun sangat positif. “Dosen-dosen di DMD adalah praktisi dan akademisi yang membekali kami secara teori dan praktik. Teman-teman lintas daerah juga sangat suportif dan kompetitif secara sehat,” ungkap Dhani.

Sementara Nur Afni menambahkan, “FSRD ITB membuka sudut pandang baru bahwa industri kreatif Kaltim masih sangat potensial dikembangkan.”

Karya mereka menjadi bukti bahwa ketika teknologi dan budaya lokal dipadukan dalam wadah akademik yang tepat, lahirlah solusi kreatif yang tidak hanya mempertahankan identitas, tapi juga mengangkat martabat budaya daerah ke panggung dunia. (Am)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.