SAMARINDA
Normalisasi SKM Berlanjut, 34 Rumah di Segmen Tarmidi Diratakan
Upaya Pemkot Samarinda untuk menormalisasi SKM terus dilanjutkan. Setelah segmen Gang Nibung pada Tahun lalu. Kali ini lanjut pada segmen Jalan Tarmidi.
Keberadaan Sungai Karang Mumus (SKM) di Ibu Kota Kaltim punya nilai tersendiri. Sungai yang membelah jantung Kota Samarinda ini. Menjadi satu di antara jalur trasportasi air bagi warga sekitar.
Selain itu, SKM dengan panjang 34,7 Km itu, juga menjadi sumber kehidupan warga. Sekaligus menjadi titik aktivitas mandi, cuci, kakus (MCK), dan lainnya. Namun kini kondisi air tampak berwarna hitam pekat ditambah aroma yang tak sedap.
Sejak era pemerintahan Wali Kota Syahrie Jaang, normalisasi SKM sudah mendapat perhatian. Karena terhubung dengan upaya pengendalian banjir. Namun saat itu normalisasi SKM dan pengendalian banjir, berjalan lamban disebabkan banyak model kebijakan.
Pada masa pemerintahan Wali Kota Samarinda Andi Harun, normalisasi SKM kemudian dilanjutkan. Terpantau pada tahun 2022, pemkot menyasar segmen Gang Nibung. Pada tahun 2023 ini, Pemkot mulai menyentuh segmen Jalan Tarmidi.
Camat Samarinda Kota, Anis Siswantini melakukan pendataan. Dan mencatat terdapat 34 bangunan yang dibongkar dan diratakan. Sudah terlaksana sejak beberapa waktu lalu. Menyisakan satu rumah lagi.
“Iya masih ada 1 bangunan yang belum terselesaikan tadinya ada 4 tapi kan dananya sudah masuk,” jelas Anis pada Selasa sore, 3 Oktober 2023.
Ungkap Anis, belum selesainya satu lagi bangunan itu, karena ada satu anggota keluarga yang kurang setuju. Sementara 4 ahli warisnya menyatakan setuju.
Di samping itu, Anis mengaku kalau pihaknya akan terus ikut memantau proyek normalisasi SKM di wilayahnya.
Ketika Wali Kota Andi Harun datang mengecek ke Jalan Tarmidi. Dirinya beri waktu kepada RT, Camat dan beberapa pihak terkait untuk melakukan pendekatan.
“Karena kegiatan untuk kepentingan orang banyak ini harus berjalan sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan,” jelas Wali Kota Samarinda pada Rabu, 4 Oktober 2023.
“Mudahan dalam 2 hari selesai tanpa harus mengambil langkah ke pengadilan. Kita berharap paling lambat pekan depan ini sudah harus bisa bersih semuanya,” tambahnya.
Pada Rabu sore itu, di Jalan Tarmidi, hampir semua bangunan di bantaran SKM memang sudah terlihat roboh. Material kayu bekas rumah tampak menumpuk di sepanjang pinggiran SKM.
Dua unit excavator bekerja, mengeruk lumpur hitam di SKM segmen Jalan Tarmidi itu. Tumpukan lumpur hitam itu juga tampak di tepi sungai. Nantinya akan dipindah ke daerah Loa Bahu.
Kata Andi Harun, sebetulnya pengendalian banjir tidaklah serumit yang dibayangkan banyak pihak. Apalagi dengan ada sungai, seharusnya bisa membantu mengendalikan banjir.
“Tuhan itu memberi kita sungai. Kita harus pastikan bahwa curah hujan, setinggi, sebesar apapun, kita harus memastikan bisa lancar berakhir di sungai,” ungkapnya.
Beberapa penyebab banjir menurut Andi, pertama karena turunnya air hujan tidak semuanya masuk ke sungai. Kemudian drainase tidak bekerja dengan baik. Lalu penataan kawasan sungai yang tidak tertib, hingga daya tampung sungai berkurang.
Daya tampung sungai yang berkurang itu disebabkan oleh beberapa hal pula. Mulai dari sedimentasi dan penyempitan alur sungai. Entah sedimentasi buatan atau alami. Ditambah banyaknya kiriman lumpur. Juga perawatan sungai yang tidak dilakukan secara berkala.
“Pernah dilakukan tapi tidak berkala. Akhirnya lumpur yang pernah kita angkut penuh kembali. Ditambah lagi pemanfaatan garis sempadan sungai yang ikut menjadi faktor penyempitan sungai. Sehingga daya tampung sungai menjadi kecil.”
Apa yang dilakukan oleh Pemkot Samarinda saat ini, termasuk pengendalian banjir dan menormalisasi sungai mulai dati bagian hilir. Setelah hilir selesai, baru masuk ke area tengah SKM hingga bagian hulu.
Sehingga kata Andi Harun, seberapapun kiriman air dari daerah hulu, sungai akan langsung mengirimkan ke Mahakam. Andi juga mencatat, kalau proyek ini masih akan terus berjalan beberapa tahun ke depan. Targetnya 2025 Samarinda bebas banjir.
“Tahun depan kita Insyaallah akan masuk ke Ruhui Rahayu di sebelah kanan. Terus menerus, secara terus menerus ke atas,” pungkasnya. (ens/fth)
-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
Dilematis Pengadaan Air Bersih Balikpapan; Pakai Air Laut Mahal, Pakai Air Mahakam Ribet
-
OLAHRAGA3 hari yang lalu
Hanya Cetak 3 Gol di 5 Laga, Pelatih Borneo FC: Tim Lawan Selalu Bertahan saat Bertemu Kami
-
KUBAR20 jam yang lalu
Mengenal AHJI Paslon Nomor 2: Dicintai Rakyat, Diharapkan Jadi Pemimpin Kutai Barat
-
OLAHRAGA2 hari yang lalu
Borneo FC Berusaha Garang Lagi saat Jumpa Persis, Biak, dan Dewa United
-
VIRAL4 hari yang lalu
Plaza Mulia Dilelang Rp501 Miliar, Ada yang Minat?
-
MAHULU3 hari yang lalu
Belasan Kampung di Mahulu Terendam Banjir hingga 1,5 Meter
-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
OIKN akan Kelola Pasokan Air Bersih dari Nusantara ke Balikpapan
-
POLITIK4 hari yang lalu
Jaga Netralisasi dan Keamanan, 5.410 Personel TNI Dikerahkan untuk Pilkada di Kaltim, Kalsel, dan Kaltara