SEPUTAR KALTIM
Pasarnya Masih Bagus, Disbun Kaltim Dorong Perluasan Kebun Kakao Milik Masyarakat di 3 Kabupaten

Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim mendorong petani di 3 kabupaten untuk memperluas kebun kakao. Karena permintaan pasarnya masih tinggi.
Mulanya, kakao atau cokelat merupakan komoditas perkebunan rakyat yang populer di Kaltim. Bersama kelapa, padi, dan karet. Namun seiring masifnya perkebunan sawit, eksistensi kakao mulai turun.
Sementara dari sisi ekonomis, harga jual kakao kering masih bagus. Di kisaran Rp175.000 hingga Rp200.000 per kilogramnya. Permintaannya pun terbilang tinggi dan konsisten.
Karenanya, Disbun berupaya menambah produksi kakao dari perkebunan rakyat.
Kadisbun Kaltim Ence Ahmad Rafiddin Rizal mengungkapkan, fokusnya menyasar ke 3 kabupaten.
“Sesuai dengan target yang telah kami patok, maka pada 2024 ini melaksanakan perluasan kebun kakao milik masyarakat yang tersebar di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Kutai Kartanegara, Berau, dan Kutai Barat,” ujarnya, Rabu.
Berdasar laporan Antara, masing-masing kabupaten tersebut melakukan perluasan atau ekstensifikasi kebun kakao seluas 15 hektare, sehingga Disbun Kaltim pun menyalurkan bantuan berupa bibit kakao sebanyak 15.000 batang, pupuk 200 kg, dan herbisida sebanyak 75 liter per kabupaten.
Produksi Kakao Kaltim
Alasan utama Disbun mendorong perluasan kebun kakao masyarakat ialah untuk memenuhi permintaan pasar. Pasalnya hasil panen kakao di Kaltim masih jauh dari cukup karena luasan lahannya juga kurang.
Berdasarkan data pada Disbun Kaltim, luas areal tanaman kakao Kaltim pada 2020 adalah 6.883 hektare dengan produksi biji kakao kering sebanyak 2.537 ton, kemudian pada 2023 lalu dilakukan penambahan kebun kakao seluas 150 ha, dan tahun ini kembali dilakukan penambahan luas kebun kakao.
Di Kaltim, tanaman kakao secara keseluruhan merupakan tanaman kebun rakyat, sehingga Disbun Kaltim rutin memotivasi, membantu, dan mendampingi pekebun kakao dalam upaya meningkatkan produksi maupun produktivitas.
“Produksi biji kakao kering asal Kaltim dengan mutu unfermented dijual ke sejumlah daerah di Indonesia, antara lain ke Sulawesi Selatan yang selanjutnya diekspor ke Amerika Serikat, namun kakao asal Kaltim bagian utara (Berau) sebagian besar dipasarkan ke Sabah, Malaysia,” jelas Rizal.
Ia melanjutkan, untuk penyerahan bantuan bibit kakao, pupuk, dan herbisida di Kabupaten Kutai Kartanegara, dua hari lalu telah ia serahkan langsung kepada kelompok tani di Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu.
“Penyerahan bantuan ini sebagai langkah nyata untuk mendukung petani dalam meningkatkan produktivitas perkebunan dan perekonomian daerah. Mudah-mudahan ini bisa mendorong kesejahteraan masyarakat,” kata Rizal. (fth)


-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Adnan Faridhan Usulkan Sistem Satgas SPMB Jadi Protokol Standar di Seluruh OPD Samarinda
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kemenag Kaltim Gelar Media Gathering, Fokus pada Kerukunan dan Penguatan Pesantren
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kerukunan Beragama di Kaltim Dinilai Sangat Baik, Masyarakat Hidup Tenang Tanpa Kerusuhan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kaltim Baru Miliki 38 Madrasah Negeri, Proses Penegerian Terkendala Anggaran dan Regulasi Pusat
-
OLAHRAGA5 hari yang lalu
Ikut Tampil di Jakarta E-Prix Formula E, Yamaha Motor Hadir Sebagai Technical Partner Pengembangan Powertrain Mobil Balap Listrik
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan