SEPUTAR KALTIM
Pemprov Kaltim Tumbuhkan 24 Pasar Mitra Tani Songsong IKN
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menumbuhkan sebanyak 24 Pasar Mitra Tani (PMT) yang tersebar di kabupaten dan kota untuk menyongsong Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Selain untuk menstabilkan harga, PMT juga sebagai tempat penyimpanan pascapanen, tapi perlu dilengkapi CAS (control atmosphere storage),” ujar Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim M Alimuddin di Samarinda, Kamis.
Rincian 24 PMT itu adalah tiga PMT di Kota Bontang, 4 PMT di Kabupaten Kutai Timur, 1 PMT di Kabupaten Berau, 2 PMT di Kabupaten Kutai Barat, 5 PMT di Kota Balikpapan, 8 PMT di Kota Samarinda, dan 1 PMT di bawah naungan DPTPH Kaltim.
Sebanyak 24 PMT ini dirasa masih kurang, sehingga ke depan akan ditambah lagi, terutama pada kabupaten yang belum memilikinya. PMT ini ada dalam naungan dinas yang menangani pangan.
Di antara tugas dan fungsi pihaknya adalah bertanggung jawab terhadap keamanan jaringan sistem pasar, harga pangan, dan pasokan, sehingga keberadaan PMT tersebut dinilai sangat strategis untuk melakukan intervensi ketika terjadi kenaikan harga.
Sedangkan, terkait peralatan CAS yang belum ada, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia untuk melakukan pengadaan alat tersebut tanpa menggunakan dana dari APBD.
“Sudah lama komunikasi dengan Bank Indonesia Kaltim sejak tahun lalu hingga sekarang mengenai pola untuk pembelian CAS bukan dari APBD atau APBN, tapi dari tanggung jawab perusahaan yang menjadi mitra utama Bank Indonesia,” ujar Alimuddin.
CAS, lanjutnya, sangat diperlukan karena untuk menghindari harga melonjak ketika barang langka, seperti ketika menjelang Ramadhan, saat Ramadhan, menjelang Idul Fitri, dan menjelang Natal serta Tahun Baru.
Ia mengatakan bahwa pola kenaikan harga tersebut terjadi sejak lama, sejak puluhan tahun lalu, sehingga pihaknya berupaya mengantisipasi dengan keberadaan alat CAS.
Banyak komoditas yang mudah rusak tapi keberadaannya sangat strategis di masyarakat seperti cabai, bawang merah, bawang putih dan lainnya yang kerap mengalami kenaikan menjelang hari besar keagamaan dan tahun baru.
“Jika ada CAS, maka kita bisa beli komoditas saat harga murah untuk disimpan maksimal enam bulan, kemudian kita lepas ke masyarakat saat harga bergejolak, sehingga kita bisa menstabilkan harga. Alat ini juga strategis mengantisipasi banyaknya warga baru saat IKN pindah,” ujar Alimuddin. (REDAKSI KF)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoMembanggakan Kaltim! Wagub Seno Aji Dinobatkan sebagai Alumni Berprestasi UPN Veteran Yogyakarta
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari agoSiap-Siap! Rute Internasional Samarinda–Kuala Lumpur Bakal Mengudara Tahun Depan
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari agoDorong Branding dan Promosi Wisata Tanjung Gading Balikpapan, Mahasiswa KKN ITK Bikin Website dan Pelatihan Produksi Merchandise
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoInilah 10 Provinsi Dengan Lahan Kelapa Sawit Terluas di Indonesia, Kaltim Termasuk?
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoKabar Kurang Sedap bagi Petani, Harga TBS Sawit Kaltim Periode Awal Desember Kembali Turun
-
BALIKPAPAN5 hari agoYamaha NgeGrebek, Motor Yamaha Gear Ultima 125 Hybrid Bisa Dibawa Pulang dengan DP Rp800 Ribuan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoAntisipasi Bencana di Kaltim, Dinsos Stok 17.000 Paket Logistik untuk Setahun Penuh
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPeduli Bencana Aceh, Pemprov Kaltim Terjunkan 37 Relawan ke Aceh Tamiang
