BERITA
Pemuda Sepaku Gelar Festival Budaya Taka Sebagai Ruang Ekspresi
Festival Budaya Taka digelar oleh para pemuda Kecamatan Sepaku, PPU yang menampilkan beragam budaya untuk memberikan ruang ekspresi sekaligus puncak dari rangkaian Sekolah Lapang Kearifan Lokal.
Dikutip melalui laman Pemkab PPU, Para pemuda di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara menggelar Festival Budaya Taka. Festival yang menampilkan beragam budaya dari masyarakat di Kelurahan Pemaluan pada Sabtu, 16 September 2023.
Festival ini memiliki jargon Tumbu yo semangat taka, bolum budaya taka yang diartikan tumbuhnya semangat kita hidup budaya kita yang menjadi pesan bagi generasi muda untuk terus melestarikan budaya.
“Festival Budaya Taka digagas oleh anak muda untuk memberikan ruang ekspresi bagi budaya khususnya di Kelurahan Pemaluan, sekaligus puncak dari rangkaian Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) yang dimulai dengan menggali data budaya dan diakhiri dengan festival”, ungkap Marlan, Ketua Panitia Festival Budaya Taka.
Marlan merupakan pandu budaya yang terlibat dalam program Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) di Desa Pemaluan. Program yang diinisiasi oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Selama satu bulan pandu budaya melakukan tahapan temu kenali, yaitu penggalian data Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang terdiri dari: tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus.
Para pandu budaya melakukan penggalian data kepada para empu budaya (tetua) yang memiliki wawasan tentang OPK di komunitasnya.
Tahap kedua dalam program SLKL adalah Temu kenali dan tahapan selanjutnya setelah temu kenali adalah kurasi data, dan diakhiri dengan EKMA (Ekspresi Kebudayaan Masyarakat Adat) yang berbentuk festival seperti yang dilaksanakan hari ini.
Ronggeng, kuntau, hudoq, sapeq, dan beragam masakan tradisional merupakan OPK hasil temu kenali para pandu budaya yang ditampilkan dalam festival.
SLKL memang merupakan program yang dirancang untuk berkontribusi dalam agenda Pemajuan Kebudayaan, khususnya terkait pelindungan.
“Masyarakat sangat antusias dengan penyelenggaraan festival ini, karena pada dasarnya mereka rindu dengan acara seperti ini”, ujar Hadi Nuryanto, Kepala Sekolah SD Negeri 014 Sepaku yang juga terlibat dalam Festival Budaya Taka.
Hadi menambahkan bahwa data budaya yang terkumpul diharapkan tidak hanya sekadar disimpan saja tetapi dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sebagai pemilik kebudayaan.
Hari ini kita melihat betapa antusiasnya masyarakat menikmati ronggeng, menunjukkan bahwa budaya tradisional masih ada di hati masyarakat. Seperti kata peribahasa “tak kenal maka tak sayang”, semoga dengan festival ini masyarakat akan lebih sayang dengan budayanya, karena sudah kenalkan kembali lewat Festival Budaya Taka, tutupnya. (RW)
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPemprov Kaltim Siapkan Rangkaian HUT ke-54 KORPRI 2025, Libatkan ASN dan Masyarakat
-
PARIWARA5 hari agoIde Modifikasi Grand Filano Hybrid Ala Anak Muda Kekinian Yang Siap Bikin Gaya Makin Anti Mainstream dan Berkarakter
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoDPRD Kaltim Bahas Dua Ranperda Strategis, Komisi II Ajukan Perpanjangan Masa Kerja
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoStunting Kaltim Masih di Atas Nasional, Pemprov Genjot Percepatan dan Pemetaan Wilayah Prioritas
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoDPKH Kaltim Perkuat Daya Saing Produk Peternakan Melalui Bimtek Pemasaran di Bontang
-
NUSANTARA3 hari agoPercepatan PPG 2025: Reformasi Guru Menuju Mutu Pembelajaran yang Lebih Merata
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoWagub Seno Aji Apresiasi Tiga Daerah Turunkan Stunting, Pemprov Kaltim Minta Percepatan di Wilayah dengan Angka Tinggi
-
SEPUTAR KALTIM2 hari agoADLGA 2025 Hadirkan 15 Provokator Digital, Juara Pertama Diberangkatkan ke Korea Selatan

