SAMARINDA
Penjelasan Lengkap Manajemen SCP soal Izin Parkir yang Kadaluwarsa

Selasa kemarin, Dishub Samarinda kembali menyoroti Mal SCP. Mulai dari sistem parkir, antar jemput penumpang, dampak lalu lintas hingga perizinan parkir yang belum diperpanjang. Manajemen SCP kemudian menceritakan duduk perkaranya.
Masalah perparkiran di Mal Samarinda Central Plaza (SCP) kini masih berlanjut. Setidaknya 2 tahun terakhir, mal yang terletak di Jalan Pulau Irian dan Mulawarman tersebut jadi sorotan Dinas Perhubungan.
Masalah utamanya adalah kepadatan kendaraan terus terjadi di ruas Jalan Pulau Irian. Penyebabnya di antaranya badan jalan yang sempit, bahu jalannya dijadikan area parkir pengunjung mal yang ogah menaruh kendaraannya di dalam.
Hingga taksi online yang kerap menurunkan dan menjemput penumpangnya di pinggir jalan. Dan membuat kendaraan di belakang, ikut menunggu. Bikin area tersebut macet setiap hari.
Pada Juli 2023 lalu, Dishub sudah melakukan penindakan. Menertibkan parkir tepi Jalan Pulau Irian. Meminta pengelola Mal SCP mengatur parkir di dalam gedung. Juga agar membuat sistem antar jemput di halaman mal.
Beberapa bulan berlalu, tak ada perubahan. Hingga Dishub kemudian ambil sikap tegas. Dengan memasang barier beton di area tepi Jalan Pulau Irian yang biasa dijadikan parkir liar. Juga merencanakan jalan jadi 2 arah.
Perizinan Parkir SCP
Selain itu, Kepala Dishub Hotmarulitua Manalu juga menyoroti perizinan parkir Mal SCP yang belum diperbaharui sejak tahun 2021. Lantaran banyak syarat yang belum dipenuhi.
“Izin pengelola SCP untuk OSS-nya (perizinan) belum ada. Sampai saat ini belum saya approve. Kenapa? Belum memenuhi Permenhub 12 tahun 2021.”
“Seperti sprinkler gedung. Kemudian tata cara, marka parkirnya, informasi parkirnya di mana, itu juga tidak ada. Jadi bagaimana kita mau melakukan approve izin OSS-nya?” Kata Manalu Selasa 2 April 2024.
Lalu menurut Manalu fasilitas pejalan kaki juga belum dipenuhi. Dan berencana akan menyurati pengelola SCP lagi, untuk menindaklanjuti kebijakan yang harus dipenuhi.
Pengelola Mal Buka Suara
Perwakilan Manajemen Mal SCP Gita Lidya menjawab berbagai pemberitaan menyoal mal yang sudah berdiri selama sekitar 21 tahun itu.
Pertama, Gita membenarkan kalau perizinan parkir Mal SCP memang masih dalam proses. Terutama ketika perizinan menggunakan sistem Online Single Submission (OSS). Mereka masih alami berbagai kendala.
Namun menurut Gita, izin yang dikantongi pihaknya tersebut juga tidak bisa dianggap mati. Pihak SCP menilai surat perizinan parkir itu masih berlaku dan masih bisa digunakan sebagai dasar acuan.
“Sebenarnya karena izin yang dari wali kota ini terbit di tahun 2021, memang sebelum ada yang namanya OSS. Nah kalau yang kita mengajukan yang ada OSS ini memang masih terkendala.”
“Nah kalau untuk yang kami pegang ini memang berjalan sesuai dengan yang ada di sini. Dengan izin ini. Contoh misalnya satu bunyinya adalah ‘izin ini berlaku selama sampai ada perubahan’ gitu,” jelas Gita kepada media Rabu 3 April 2024.
“Jadi untuk periode waktunya sendiri memang tidak ada tersebut ya. Misalkan matinya tahun 2024 gitu enggak ada,” tambahnya.
Lalu terkait pembaruan perizinan. Gita menyebut pihaknya masih dalam proses pemenuhan fasilitas parkir secara bertahap. Termasuk pemenuhan sprinkler, jalur pedestarian, juga marka internal.
Termasuk juga memenuhi arahan Dishub untuk membuat sistem drop off alias antar jemput yang memadai. Khususnya untuk driver ojol roda 4 (mobil) yang memasuki Mal SCP selama 10 menit.
Ia menyebut, sistem drop off di Mal SCP sudah berlaku per 3 April 2024 ini. Untuk kendaraan yang ingin menurunkan atau menjemput penumpang dari dan ke SCP di bawah 10 menit bisa secara gratis.
“Jadi masuk ke area depan SCP, di bawah 10 menit itu gratis. Baik itu pengemudi online roda 2 maupun roda 4.”
Area Parkir Memadai
Gita mencatat, kuota untuk parkir di dalam Mal SCP bisa menampung 1.608 kendaraan roda 2 di area basement. Sudah termasuk area parkir Hotel Aston. Sementara roda 4, bisa tampung 602 dengan 9 lantai.
Khusus roda 2, mobilitas parkir di Mal SCP bisa mencapai 2 kali lipatnya. Kendaraan keluar masuk per harinya bisa capai sekitar 2.000-an kendaraan. Saat weekend terjadi okupansi sebanyak 20%.
Lalu ada 16 petugas parkir, dan 9 penjaga gate. Mereka akan bertugas di jam-jam padat kendaraan. Sekitar sore hari, untuk mengatur parkir di SCP. Sehingga menurut Gita, area parkir masih cukup memadai.
“Barier Dishub lumayan lah mengurangi. Meski belum sepenuhnya tuntas. Tapi untuk yang di luar pindah ke dalam sih masih muat saja. Fasilitas parkir kami masih sangat memadai,” kata Gita di kantornya.
Gita bilang pihaknya selalu berupaya untuk memberikan fasilitas yang nyaman bagi pengunjung. Termasuk juga dari segi area parkir.
“Untuk parkir di dalam, keamanan terjamin. Mulai dari CCTV, juga keamanan helm. Kami berupaya memberi kenyamanan bagi pengunjung,” pungkasnya. (ens/fth)


-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Dishub Kaltim Pastikan Operator Ojol Terapkan Tarif Sesuai Pergub 2023, Maxim Siap Patuhi Aturan
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Satgas PASTI Blokir Ratusan Pinjol dan Investasi Ilegal, Kerugian Masyarakat Capai Rp2,6 Triliun
-
NUSANTARA3 hari yang lalu
PMI di Korsel Meninggal Akibat Kecelakaan Kerja, Pemerintah Bawa Pulang Jenazah dan Beri Santunan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Kepala SMA 10 Samarinda Diberhentikan Sementara, Pertanyakan Kewenangan Plt Disdikbud
-
SAMARINDA1 hari yang lalu
Guru Senior Terkejut Ditunjuk Jadi Plt Kepala SMAN 10 Samarinda