OLAHRAGA
Ronaldo Bukan Legenda MU? #MUFCorner

Cristiano Ronaldo si paling podcast. Paling pengen dihargai. Paling ngambekan, dan paling-paling lainnya. Layak kah disebut legenda MU?
Sebuah dongeng dari #Tebe
Ronaldo hari ini jadi perbincangan lagi. Setelah membalas kritik dengan quatrick. Ceileh. Dan pembahasan soal CR gak pernah lepas dari pro dan kontra.
Bagi remaja pecinta bola sekarang, Ronaldo adalah hal mutlak. Kalau gak mutlak nge-fansnya, ya mutlak bencinya. Jadi gak ada hal yang sepenuhnya benar atau salah dari sang legenda. Eh, legenda? Dia legenda klub mana emang?
Sebuah komentar di unggahan MUF pagi tadi. Tenang ini bukan Mas T yang kalian rindukan. Ini dari, kayanya akun fake deh. Namanya Thomps Gallagher.
Dia bilang, “Yang bilang dia (CR) legenda United itu sudah ngawur!!! Dia bukan legenda United.”
Jadi pada editorial kali ini, gue mau secara khusus membahas kelegendaan Cristiano Ronaldo di Manchester United. Seperti biasa, ini subjektif.

Apakah Ronaldo Legenda MU?
Jawabannya, tergantung.
Tergantung dari mana lu melihat sosok ini. Kalau lu melihat CR dari 1,5 musimnya di MU kemarin. Dia jelas jauh panggang dari api untuk bisa disebut sebagai legenda klub.
Rentetan kelakuan gak terpuji sepanjang setengah musim 2022/23. Yang ditutup dengan epic lewat talkshow di acara Piers Morgan. Dia jelas seorang pecundang.
CR hanyalah pemain tua yang resek dan tidak tahu diri. Karena meski skill mencetak golnya sudah menurun pesat. Dia masih merasa seperti dirinya 10 tahun lalu.
Alih-alih menginspirasi skuat Setan Merah. Dia justru jadi pemecah ruang ganti. Dia sungguh tidak berkelas.
Dari sudut pandang ini, ucapan Mas Gallagher, benar. CR gak ada pantas-pantasnya menyandang status legenda MU.
Tapi ….
Ingat bahwa status legenda itu gak punya nilai ukur yang pasti. Gak seperti matematika atau fisika. Legenda ditentukan atas dasar suka-suka.
Tapi secara umum, rumus untuk menentukan status legenda ialah: lamanya pengabdian, jumlah trofi yang disumbangkan, jumlah kontribusi gol yang diberikan, dan pengaruh pada sejarah klub.
Lantas, di mana CR berada? Mari kita bedah.
Dari sisi lama pengabdian, Ronaldo membela MU pada 2 periode. Tahun 2003-2009, dan 2021-2022. Totalnya 8 tahun. Menurut kalian, pemain yang membela sebuah klub selama 8 tahun. Sudah layak disebut legenda klub? Bisa iya, bisa tidak. Namun cenderung iya sebenarnya. Tapi mari kita lihat alat ukur lainnya.
Dari raihan trofi, CR sudah menyumbangkan semua jenis trofi untuk MU. Ada 3 trofi Liga Inggris, 1 FA, 2 Piala Liga, 1 Community Shield, 1 UCL, 1 Piala Dunia Antar Klub. Komplet. Gak banyak pemain MU yang mendapat trofi-trofi itu selama membela Setan Merah. Kalau dari ini, harusnya no debate ya. CR layak disebut legenda.
Selanjutnya dari kontribusi gol. Total, CR sudah bermain 346 kali untuk United. Dalam catatan sejarah klub, dia berada di urutan ke-44 sebagai pemain dengan caps terbanyak. Berselisih 4 peringkat dari Ole yang membuat 366 caps.
Sementara pemain aktif saat ini, hanya 2 orang yang masuk dalam daftar 50 besar. Yakni David de Gea, urutan ke-10, 518 penampilan. Dan Pak Lurah yang menempati urutan ke-49 dengan 336 laga.
Dari 346 pertandingan, CR menyumbang 145 gol dan 46 asis. Dia berada di urutan ke-14 dalam daftar 100 Klub. Alias pemain yang membuat 100 gol atau lebih. Sudah jelas dari sisi ini, CR fiks legenda MU.
Lalu bagaimana dengan pengaruhnya pada klub? Gue benci mengakui ini, tapi gue adalah fans MU jalur Ronaldo.
Begini, setelah era David Beckham. Ada 3 jalur orang-orang di Bumi ini jadi fans MU. Pertama emang suka sama klubnya, kedua jalur Ronaldo, ketiga jalur Rooney.
Dua pemain itu adalah dua pemain terbesar MU di era sepak bola modern. Mereka berdua, meski CR gak lama di klub. Telah membuat jutaan orang di dunia menyukai Manchester United. Klub jelas harus berterima kasih untuk keduanya.
Selain itu, CR telah mengukir banyak cerita dan sejarah dalam periode agak singkatnya di MU. Bagaimana dia menjadi perbincangan saat laga MU vs Sporting pada pramusim.
Bagaimana Ferguson mendepak Nistelrooy demi CR. Bagaimana pemuda Portugal yang dulu mirip Al anak Ahmad Dhani itu menjalani ‘kuliah sepak bola’ di Manchester.
Kalau melihat Ronaldo yang lebih suka gocek ketimbang main tim. Dia yang lebih suka menari ketimbang mencetak gol. Dia yang senggol jatuh. Orang sedunia gak akan percaya dia bisa mencapai titik tertinggi bagi pesepakbola.
(Masih) tentang bagaimana CR diperlakukan sebagai anak emas tapi paling sering dimaki-maki oleh Sir Alex. Bagaimana CR yang sangat sering menangis karena digamprat oleh SAF. Dan soal bagaimana dia menjadi inspirasi dan role model bagi atlet sepak bola. Yang tidak punya bakat seperti Messi. Bahwa untuk mencapai puncak, kerja keras adalah yang nomor satu.
Sampai kini, di luar segala kontroversi dan fans fanatiknya yang menggila akhir-akhir ini. Ronaldo adalah panutan hampir semua pemain muda. Karena menjadi seperti Messi adalah kesia-siaan. Tapi menjadi seperti CR adalah keniscayaan.
Banyak pemain muda yang berani bermimpi menjadi pesepakbola hebat. Berkat keteladanan dari CR. Dan sebagian besar prosesnya menjadi seperti itu, ia lakukan, ia dapatkan di MU.
Sebenarnya, kalau semua proses ini mau diceritakan. Beuh, manis dan romantis. Tapi akan sangat panjang. Beberapa bagiannya bisa kalian simak di sebuah tayangan YouTube. Entar link-nya gue kasih di bawah.
Jadi ….
Dengan segala hormat, sebenarnya Ronaldo lebih dekat dikatakan sebagai legenda MU ketimbang tidak. Tapi lagi-lagi, ini soal selera dan sudut pandang saja.
Gue tahu betapa memuakkannya sikap Ronaldo di MU musim ini. Tapi apa yang mau kita harapkan dari pemain tua dengan ambisi gak sesuai usia?
Btw, gue dan istri merasa beruntung. Karena ketika banyak orang menganggap Bapak gue, dan Ibu mertua begitu menjengkelkan di hari tuanya. Padahal saat muda, mereka adalah sosok yang hebat dan menyenangkan.
Kami tetap memberi cinta dan pengertian. Sampai keduanya menghembuskan napas terakhir.
Sumpah gue mau nangis setiap cerita ini. Tapi, Alhamdulillah. Kami memberi cinta yang super romantis untuk kedua orang tua kami tersebut. Menemani masa-masa sakitnya dengan penuh sayang. Walau tingkah mereka kembali seperti anak-anak yang menjengkelkan.
Fase itu mengubah pandangan gue soal hidup. Jadi kalau tiba-tiba ada orang usia sepuh jadi menjengkelkan. Itu karena memang semua orang akan menjadi seperti itu. Termasuk kita.
Cuma memang, cara kita bersikap dan bertutur saat ini. Akan menentukan apakah saat tua nanti. Kita akan jadi agak menjengkelkan, menjengkelkan, atau sangat menjengkelkan.
Makanya, Ges. Kalau Ronaldo bersikap gak jelas di musim terakhirnya. Gue beneran B aja. Maklum. Kalau Megawati mengaku cantik dan kharismatik. Ya gue paham aja. Gak harus diejek. Dan kalau Mas T begitu menjengkelkan … ya gue banned lah.
Terakhir, gue mau mengomentari komentar Mas Gallagher di atas. “CR legenda itu benar. Enggak juga benar. Jadi enggak ada yang ngawur dalam konteks ini. Tiap orang bebas menentukan, mau melihat hal baik dari seseorang, atau sebaliknya.”
Sampai jumpa di editorial selanjutnya! Btw ini link YouTube yang tadi gue janjikan. Klik INI ya. Bye. (dra)
#MUFCorner adalah konten kolaborasi antara Manchester United Funtastic dan Kaltim Faktual.

-
OLAHRAGA1 minggu ago
Borneo FC Ladeni Persis Tanpa 3 Pemain Pentingnya
-
OLAHRAGA1 minggu ago
Felipe Cadenazzi Jadi Pahlawan Kemenangan Borneo FC Vs Persis | Hasil Liga 1
-
OLAHRAGA1 minggu ago
Kalah di Putaran Pertama, Borneo FC Waspadai Kejutan Persis Solo
-
SAMARINDA1 minggu ago
Mantan Bupati Banyumas Tawarkan 4 Lokasi TPSP di Samarinda
-
OLAHRAGA1 minggu ago
Kata Pelatih Borneo FC soal Potensi Debut Habibi Jusuf
-
OLAHRAGA7 hari ago
Sihran Keluar Lapangan dengan Pincang, Pelatih Borneo FC: Kehabisan Bensin Dia
-
OLAHRAGA1 minggu ago
Rating Borneo FC Vs Persis; Felipe Konsisten, Nadeo Gak Ada Obat
-
OLAHRAGA1 minggu ago
Pelatih Borneo FC Puji Nadeo yang Tampil Cemerlang saat Lawan Persis