OLAHRAGA
6 Teori Konsiprasi Penyebab Borneo FC Gagal Juara Liga 1, dari Kritik STY hingga Dampak Irfan Ghafur

Kegagalan Borneo FC meraih trofi Liga 1 musim ini dikaitkan dengan beberapa hal non teknis. Ada yang menyebut karena karma mengkritik STY, ada pula yang menganggap kesialan tersebut datang karena dukungan Irfan Ghafur.
Minggu, 19 Mei 2024 malam di Stadion Batakan Balikpapan, akan menjadi hari yang tak terlupakan bagi penggawa Borneo FC Samarinda dan pendukungnya. Karena di malam itu, kegemilangan yang diraih Pesut Etam selama musim reguler menjadi tak berarti apa-apa. Mereka gagal mencapai partai final Liga 1. Tim yang menduduki puncak klasemen selama 21 pekan itu, gagal merealisasikan mimpi bermain di turnamen Asia musim depan.
Meski aroma kegagalan sebenarnya sudah tercium sebelum laga. Berbekal fakta mereka datang ke pertandingan itu dengan catatan 5 kali kalah beruntun. Namun masih banyak yang tak memercayai dengan apa yang selanjutnya terjadi setelah laga kontra Madura United.
Kegagalan Borneo FC meraih trofi Liga 1 musim ini pun sempat membuat geger media sosial. Bersamaan dengan itu, muncul beragam teori konspirasi yang disebut menjadi penyebab kemalangan Pesut Etam.
Simpan Pemain
Saat kebanyakan tim Liga 1 masih menerapkan permainan counter attack, Borneo FC pada musim ini menerapkan permainan menekan dan atraktif. Akibatnya, cukup banyak pemain pilar yang mengalami cedera sejak pergantian tahun.
Puncaknya di 5 pekan terakhir Reguler Series, Pieter Huistra lebih banyak menurunkan pemain pelapisnya. Kisaran pekan ke-31, beberapa pemain pilar sebenarnya sudah bisa bermain walau level kebugarannya masih jauh dari ideal. Namun pelatih memilih menyimpan mereka untuk laga Championship Series.
Sialnya, di babak gugur, badai cedera semakin parah. Pemain utama yang kembali bermain pun tak mampu menyelamatkan tim karena belum menemukan sentuhannya.
Isu kehilangan chemistry mengemuka. Dan secara tidak langsung, pelatih Pieter Huistra mengaminkan jika anggapan bahwa timnya kehilangan chemistry karena terlalu lama menyimpan pemain inti adalah benar. Tapi soal ‘menyimpan’ pelatih asal Belanda menampik jika dia sengaja, ini benar-benar karena situasi buruk datang di waktu yang buruk.
Merayakan Gelar Reguler Series
Pada pekan ke-32, di laga kandang terakhir Borneo FC pada musim reguler. PT LIB membuatkan pesta kecil-kecilan, untuk merayakan gelar juara Reguler Series. Nah, banyak yang beranggapan kemunduran permainan Pesut Etam karena perayaan ini. Para pemain dianggap telah mencapai tujuan akhir, walau sebenarnya tidak.
Sombong
Sebenarnya, media ofisial Borneo FC memang sudah memiliki persona jahil sejak lama. Namun banyak yang baru notice karena tim Samarinda baru menghebohkan publik sepak bola Tanah Air musim ini.
Kejahilan itu biasanya berbentuk caption atau komentar menyindir (psy war) dan lelucon. Sesuatu yang sebenarnya sering dilakukan oleh, bahkan, akun ofisial tim sepak bola Inggris.
Tapi barangkali di situ kata kuncinya. Di Eropa, saling sindir sepak bola sudah bukan hal tabu. Sementara di Indonesia yang menjunjung tinggi kebudayaan sopan santun, menganggap lelucon itu seperti hinaan. Hingga ada anggapan admin Borneo sombong serta arogan.
Menarik menanti musim depan, kira-kira admin Borneo akan mengubah personanya, atau bakal jadi admin yang sopan ya?
Kritik STY
Drama Borneo FC vs Timnas Indonesia ini seperti tak ada habisnya. Dimulai dari cuitan ‘LUCU’ –nya Stefano Lilipaly. Kemudian kritik terbuka dari Nabil Husien dan Diego Michiels kepada STY maupun timnas.
Saling lempar kritik ini terjadi karena dua nama di atas tidak puas dengan pemilihan pemain dari pelatih Shin. Yang mengabaikan beberapa pemain Borneo FC saat sedang gacor, untuk memilih pemain Liga 1 lain, di posisi yang sama, ketika mereka sedang underperform.
Meski Nabil dan Diego melontarkan kritik atas nama pribadi, seperti halnya warganet pada umumnya. Namun warganet tetap menganggap itu berkaitan dengan Borneo FC.
Bahkan setelah ketegangan mereda, sebagian warganet terus saja berkomentar, “Sparing Lawan Timnas” di banyak unggahan klub. Sekadar informasi, saat itu, Diego sebenarnya cukup serius membuka wacana beruji coba dengan timnas. Tapi bukan dalam konteks merendahkan timnas. Melainkan kapten Borneo FC itu ingin menguji kualitas timnya dengan timnas. Dan laga uji coba antara timnas melawan klub lokal juga sebenarnya bukan hal yang tabu. Namun lagi-lagi, Diego jelas ‘menantang’ timnas di waktu yang salah. Alih-alih dianggap bagus, justru dapat framing sebaliknya.
Jadi, benar gak nih, Pesut Etam kena karma karena kritik timnas?
Selamatkan Arema FC
Banyak penggemar sepak bola yang kesal pada Borneo karena menurunkan pemain pelapis saat melawan Arema FC di pekan ke-32. Terlepas klub sudah mengonfirmasi jika saat itu mereka sedang dilanda badai cedera, namun warganet tetap menganggap Borneo sengaja mengalah demi menyelamatkan Singo Edan dari degradasi.
Pada akhirnya, Arema FC memang betulan selamat dari degradasi dengan finis di peringkat ke-15. Alias 1 strip di atas zona degradasi.
Oh ya, belakangan Arema FC memang menjadi public enemy akibat kegaduhan yang terjadi pasca Tragedi Kanjuruhan.
Didukung Irfan Ghafur
Selebgram terkenal asal Samarinda, Irfan Ghafur juga dikaitkan dengan kegagalan Borneo FC meraih gelar. Pasalnya ia dianggap selalu membawa sial untuk tim yang didukungnya. Baik itu timnas ataupun Borneo FC. Ya … mirip Jerome Polin lah.
Ghafur memang sangat aktif mengikuti perkembangan Borneo. Tak sekadar dijadikan konten, ia juga rutin berkomentar di banyak akun yang membahas soal tim kebanggaannya. Kebanyakan sih melakukan psy war.
Jika ada gelar King of Psy War untuk sebuah klub, maka Ghafur adalah nama teratas yang berhak mendapatkannya. Saking cintanya pada Borneo, dan suuuaaaking seringnya bikin gaduh alias psy war.
Lantas, siapa yang percaya bahwa King Ghafur adalah pembawa sial untuk Borneo FC? Ada?
Kalau gak percaya, parah sih. (dra)

-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Bapenda Kaltim Segel Data dan Undi Pemenang Gebyar Pajak 2025, Hadiah Rp5 Miliar untuk Wajib Pajak Taat
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
Inflasi Pangan Masih Bayangi 2025, Pemerintah Pusat-Daerah Perkuat Langkah Pengendalian
-
SAMARINDA5 hari ago
KI Kaltim Minta PPID Samarinda Jadi Garda Terdepan Keterbukaan Informasi Publik
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Wisman ke Kaltim Naik 259 Persen, Brunei Mendominasi Kunjungan
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Persiapan HUT ke-80 RI di Kaltim Hampir Rampung, Lokasi Pindah ke Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Waspada! Modus Penipuan Aktivasi IKD Marak di Kaltim, Pemprov Keluarkan Edaran
-
SAMARINDA5 hari ago
Seru! Lomba Sambut Koin Pakai Kelingking di Diskominfo Kaltim Bikin Penonton Terpingkal
-
BONTANG5 hari ago
Gubernur Harum Mediasi Sengketa Batas Bontang–Kutim: “Pelayanan Publik Harus Jalan”