Connect with us

GAYA HIDUP

Arsip di Era Ribuan Tahun Sebelum Masehi; Sejarah Lembaga Kearsipan Dunia (Bagian 1)

Diterbitkan

pada

arsip
Ilustrasi: Prasasti Nuzi menunjukkan bahwa pendokumentasian sejarah pada masa silam dilakukan di lempeng tanah. (IST)

Segala sesuatu di dunia pasti ada yang memulainya. Termasuk kearsipan. Aktivitas mengabadikan momen, menyimpan, dan mengelolanya ini, sudah ada sejak 3000 tahun sebelum masehi.

Di masa silam, beberapa suku bangsa memiliki level peradaban yang tinggi. Sebut saja Mesir, Mesopotamia, Yunani, Romawi, Persia, India, China, Inca, dan suku Maya.

Mereka menjadi besar karena mampu mengembangkan kebudayaan dan peradaban di berbagai bidang. Seperti astronomi, matematika, pertanian, perdagangan, filsafat, perang, dan berbagai cabang ilmu lainnya.

Dari proses pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut. Orang-orang di era ribuan tahun sebelum masehi itu mulai sadar betapa pentingnya pengarsipan.

Dengan arsip, generasi selanjutnya bisa lebih cepat mengakselerasi ilmu pengetahuan. Karena tidak perlu memulai segala sesuatunya. Melainkan meneruskan dari yang sudah ada sebelumnya.

“Sejarah kearsipan tidak dapat dilepaskan dengan sejarah tulisan yang lahir ribuan tahun sebelum masehi. Pada awalnya, bangsa Sumeria menggunakan tanah liat lunak (lempung) sebagai media penulisan.”

“Alat tulisnya berupa buluh yang terbuat dari batang ilalang yang diruncingkan. Pada masa itu, tulisan bangsa Sumeria berbentuk gambar sederhana yang dinamakan dengan pictogram,” bunyi laporan maglearning pada 2020.

Bermula dari tanah, proses pengarsipan selanjutnya menyesuaikan dengan kondisi alam pada masanya. Mereka (masyarakat kuno) meninggalkan cerita, informasi, catatan peristiwa, ataupun gambar. Lewat medium daun, kayu, batu, logam, dan lainnya. Apa saja yang kemudian bisa ditemuka pada museum-museum saat ini.

“Pada perkembangan selanjutnya, bangsa Mesir menggunakan papirus sebagai media tulisan dengan corak huruf yang paling terkenal disebut herioglif. Sedangkan di Cina, bangsa Cina Kuno menggunakan kain sutra sebagai bahan media tulisannya.”

“Terlepas dari bahan dan bentuk media tulisan tersebut, bangsa-bangsa kuno memiliki kesadaran terhadap kebutuhan dokumentasi. Hal ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan mereka, yang direkam dalam bentuk tulisan/gambar pada media-media tersebut,” lanjut laporan tersebut.

Lembaga Kearsipan

Jika kegiatan kearsipan sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Lantas, siapa yang memulai membuat lembaga kearsipan?

Dalam modul “Sejarah Kearsipan‟ yang dikeluarkan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (2004). Sejarah berdirinya lembaga kearsipan dalam peradaban manusia dimulai sejak era Yunani Kuno.

“Pada masa itu, masyarakat Yunani kuno sudah terbiasa untuk merekam aktivitas mereka dalam bentuk tulisan tangan, atau yang sering disebut manuskrip. Mereka mendokumentasikan aktivitas keseharian, pengetahuan, filsafat, keyakinan/kepercayaan, sistem politik, dan ilmu pengetahuan dalam lembaran-lembaran papirus.”

“Catatan-catatan tersebut kemudian ditempatkan dalam sebuah rumah/kantor yang disebut archeon. Di dalamnya tersimpan karya-karya abadi dari dramawan Yunani Kuno seperti Sophocles, Aeschylus, Euripides bahkan Pledoi Socrates yang ditulis di dalam penjara dan dibacakan saat dia membela diri di muka pengadilan atas tuduhan menyebarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan serta tercatat pula rekor pertandingan Olimpiade pada zaman itu ditulis di atas papyrus,” masih berdasar laporan maglearning.

Dari sini, pengelolaan kearsipan semakin serius dan terus berkembang. Pemicunya adalah persilangan budaya antara Yunani Kuno dan bangsa Romawi. Ulasannya lanjut besok ya. (dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

ADVERTORIAL DINAS PERPUSTAKAAN & KEARSIPAN KALTIM

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.