KUTIM
Konflik Lahan Pertambangan di Desa Pengadan Berpotensi Jadi Masalah Sosial


Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Agusriansya Ridwan, menanggapi peristiwa konflik lahan pertambangan yang terjadi di Desa Pengadan, Kecamatan Sandaran. Ia menilai konflik ini dapat berpotensi jadi masalah sosial. Karena itu harus segera diselesaikan.
Hal ini disampaikan dalam sebuah hearing untuk menindaklanjuti surat dari kelompok tani bina warga desa tersebut. Permohonan rapat dengar pendapat ini berkaitan dengan sengketa lahan antara Poktan Bina Warga dengan PT. Indexim Coalindo serta PT. SBA.
Hearing tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua II DPRD Kutim, Arfan, dengan didampingi anggota dewan lainnya seperti Hepnie Armansyah, Agusriansya Ridwan, dan Faizal Rachman. Turut hadir pula perwakilan dari Poktan Bina Warga, PT. Indexim, serta dinas terkait seperti Dinas PUPR dan PMPTSP, beserta tamu undangan lainnya.
Dalam pertemuan tersebut, Agusriansya Ridwan menyoroti poin-poin pengoptimalan pertambangan sebelum melaksanakan aktivitas. Salah satu poin yang disorot adalah bagaimana perusahaan menciptakan investasi yang kondusif.
Namun, peristiwa konflik ini dinilai tidak kondusif karena melibatkan kepolisian dan TNI, bahkan berpotensi menjadi konflik sosial.
“Perusahaan tidak perlu terlalu fokus bicara soal yuridis, karena tidak semua perusahaan itu lengkap secara yuridis dalam melaksanakan tugas di lapangan,” ujar Agusriansya Ridwan dalam Hearing yang digelar di ruang Heraing DPRD Kutim. Senin (10/06/2024).
Ia menegaskan pentingnya mencari solusi yang bersifat win-win dalam mediasi rapat parlemen tersebut, di mana tidak ada pihak yang dirugikan.
“Kami berada di tengah-tengah yang tidak merugikan siapapun, oleh karena itu, mari kita lebih tenang dan tidak usah terlalu menonjolkan diri bahwa kita yang paling benar dalam persoalan ini,” tambahnya.
Anggota komisi D itu juga menekankan pentingnya langkah-langkah strategis dalam konteks ketahanan negara, tanpa perlu memperpanjang pertikaian yang terjadi.
Menanggapi hal tersebut, menurutnya bahwa pihak kepolisian tidak perlu terlalu lelah, karena jika ada kemauan untuk mencari solusi yang menguntungkan semua belah pihak, pertikaian tersebut tidak akan berlarut-larut.
“Pertikaian mereka tidak perlu terlalu panjang jika kita mampu menemukan win-win solution,” pungkasnya. (han/am)

-
PARIWARA2 hari ago
Tampil Lebih Maksimal Saat Berkendara, YAMAHA Hadirkan Spesial Apparel Dalam Jumlah Terbatas
-
SEPUTAR KALTIM1 hari ago
Kaltim Ditawari Jadi Tuan Rumah MTQ Internasional 2026, Sekda: Kehormatan Besar
-
EKONOMI DAN PARIWISATA20 jam ago
Dari Perlindungan Jadi Kebahagiaan: BPJS Ketenagakerjaan Peringati Hari Pelanggan Nasional Bersama Peserta
-
MAHULU1 hari ago
Mahulu Masih Terisolasi, Pembangunan Jalan Jadi Tuntutan Utama
-
PARIWARA1 hari ago
Deretan Aksesoris Resmi yang Bikin Tampilan Motor MAXi YAMAHA Semakin Kece
-
EKONOMI DAN PARIWISATA1 hari ago
Harga TBS Sawit di Kaltim Naik, Petani Kembali Bernapas Lega
-
EKONOMI DAN PARIWISATA1 hari ago
Inflasi Agustus 2025 Terkendali, Kaltim Catat Angka di Bawah Nasional
-
PARIWARA3 hari ago
Lagi di Samarinda, Puluhan Peserta Ikuti Semarak FOMO, Dirangkai dengan Workshop dan City Touring