KUTIM
Budidaya Kelapa Sawit di Kutim Lebih Menjanjikan Bagi Petani Dibandingkan Pisang Kepok

Budidaya kelapa sawit disebut lebih menjanjikan di Kutim daripada budidaya pisang kepok. Baik dari segi perekonomian maupun pemberdayaan petani lokal.
Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kini semakin dikenal sebagai daerah yang unggul dalam budidaya kelapa sawit.
Hal ini didukung dengan kehadiran 38 perusahaan kelapa sawit yang telah beroperasi. Yang membuat petani lokal mendapatkan kemudahan akses ke pasar, yang membuat kelapa sawit menjadi pilihan utama dibandingkan dengan tanaman lainnya, seperti pisang kepok.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Faizal Rachman, menyatakan bahwa keberadaan perusahaan-perusahaan kelapa sawit telah memberikan peluang besar bagi petani. Untuk menjual hasil panen mereka dengan lebih mudah.
“Kehadiran 38 perusahaan sawit di Kutim sangat menguntungkan bagi petani, terutama karena tidak semua perusahaan memiliki lahan sendiri, sehingga mereka bergantung pada pasokan dari petani mandiri,” jelas Faizal Rachman dalam wawancaranya dengan awak media, di DPRD Kutim, belum lama ini.

Dibandingkan dengan kelapa sawit, kata dia, pisang kepok memiliki tantangan tersendiri dalam hal pemasaran, terutama jika ingin menembus pasar ekspor.
Kondisi ini, ia terima berdasarkan aspirasi dan keluhan para petani lokal yang ia jumpai.
“Berbeda dengan kelapa sawit, pemasaran pisang kepok membutuhkan mitra pasar yang kuat untuk bisa masuk ke pasar ekspor, dan itu tidak selalu mudah,” ujarnya.
Meskipun saat ini pisang kepok dari Kutim berhasil masuk ke pasar ekspor, namun Faizal mencatat bahwa ada batasan jumlah yang harus dipatuhi oleh petani. Untuk menjaga kualitas dan kestabilan pasokannya.
“Ekspor pisang kepok memang ada, tapi jumlahnya terbatas. Banyak tengkulak yang bermain di sini, sehingga perlu ada upaya lebih untuk memastikan petani mendapat pasar yang baik,” tambahnya.
Legislator dari Partai PDI-Perjuangan ini juga menyoroti alasan mengapa banyak petani di Kutim lebih memilih untuk menanam kelapa sawit.
Selain kemudahan akses pasar, keberadaan pabrik kelapa sawit di berbagai lokasi di Kutim membuat penjualan hasil panen menjadi lebih praktis.
“Wajar jika petani memilih kelapa sawit, karena banyak pabrik yang membeli langsung dari mereka, terutama pabrik-pabrik yang tidak memiliki lahan kebun sendiri,” tandas Faizal. (adv/han/am)
-
NUSANTARA4 hari agoBukan Touring Biasa! Yamaha Ajak Pemimpin Redaksi Full Gaspol Bareng MAXi & Sport Eksplore Jalur Ikonik Jawa Tengah
-
NUSANTARA3 hari agoCek NIK DTSEN 2025: Panduan Lengkap Pemeriksaan Desil dan Status Bansos Secara Online
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoBMKG Prediksi Musim Hujan Panjang di Kaltim hingga Juni 2026, Masyarakat Diminta Tingkatkan Kewaspadaan
-
NUSANTARA4 hari agoDonasi Korban Banjir Sumatra Tembus Rp10,3 Miliar, Aksi Ferry Irwandi Menuai Apresiasi
-
NUSANTARA3 hari agoPresiden Prabowo Percepat Pemulihan Listrik, BBM, dan LPG di Wilayah Terdampak Bencana
-
NUSANTARA2 jam agoAktivitas Buzzer Kini Jadi Sebuah Industri yang Terorganisir
-
PARIWARA3 hari agoPacu Adrenalin di Yamaha Cup Race, Tasikmalaya Bergemuruh Ribuan Penonton Terpukau
-
NUSANTARA11 jam agoMAXi “Turbo” Experience, Touring Tasikmalaya dan Eksplorasi Pantai Selatan Wilayah Cipatujah

