NUSANTARA
Gas Elpiji 3 Kg Langka di Samarinda, Warga Keluhkan Harga Tembus Rp 50 Ribu

Kebijakan Pemerintah yang sempat melarang gas elpiji 3 kg dijual di pedagang eceran per 1 Februari, benar-benar dikeluhkan masyarakat. Di Samarinda, kelangkaan di tingkat pengecer membuat harganya melambung sampai Rp 50 ribu per tabung.
Meskipun Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan pembatalan kebijakan tersebut, kemarin (4/2), namun kepanikan sudah terlanjur terjadi. Pantauan Kaltim Faktual, antrean pembeli gas melon bersubsidi ini mengular di sejumlah pangkalan.
Di kawasan Untung Suropati, Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang, kelangkaan gas elpiji melon di tingkat pengecer, bahkan sudah dirasakan sejak seminggu lalu.
Supartinah, salah seorang warga, mengaku sampai harus beberapa kali berkeliling untuk menukarkan tabung gas kosong miliknya, dengan yang isi.
warga mengeluhkan sulitnya memperoleh gas bersubsidi. Supartinah, salah seorang warga, mengaku sudah kehabisan stok sejak minggu lalu.
“Biasanya di pangkalan juga antre panjang. Kadang sudah antre pun tetap enggak kebagian,” keluhnya.
Menurut pengakuannya, harga gas elpiji 3 kg di penjual eceran saat ini telah melambung sampai Rp 50 ribu.
Hal serupa juga turut dikeluhkan warga lainnya, Badra. Di sekitar tempatnya tinggal, gas elpiji 3 kg masih bisa ia jumpai. Namun, harga yang dibanderol per tabung 3 kg antara Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu.
“Sudah kosong dari hari Minggu kemarin. Di eceran ya ada tapi mahal harganya,” ucap Badra, warga Sungai Kunjang.
Badra yang ditemui di sela-sela mengantre menyebut, kondisi saat ini juga turut diperparah dengan oknum-oknum nakal yang melakukan penimbunan untuk memperoleh keuntungan secara instan.
“Kemungkinan karena banyak yang nimbun terus dijual mahal. Makanya kita ini yang masyarakat kecil ya jadinya susah mau mencari.”
Keluhan tak jauh berbeda juga datang dari salah seorang pedagang gas eceran di Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, Sumiati.
Sebelum regulasi baru berlaku, biasanya ia menjual gas elpiji 3 kg di harga Rp 25 ribu sampai Rp27 ribu per tabung. Namun, sejak beberapa hari lalu, pelanggannya yang datang untuk membeli gas di kios kecilnya selalu pulang dengan tangan kosong.
“Enggak dapat stok dari agen sudah dari lama. Walaupun saya jual eceran, saya juga sering beli eceran ke yang lain kalo lagi betul-betul langka,” aku Sumiati.
Meski kini pembelian gas eceran masih terbatas di pangkalan resmi, ia mengaku belum mengetahui titik-titik di Kecamatan Palaran yang sudah ditetapkan sebagai lokasi pangkalan.
“Enggak tahu mau nyari di mana, ini di dapur gas saya cuma sisa yang dipasang. Kalau habis enggak tahu lagi harus pakai apa,” tutup Sumiati pasrah. (nkh/sty)

-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Bontang Raih Peringkat Pertama Keterbukaan Informasi Publik se-Kaltim 2025
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Lewat Penguatan Demokrasi, Darlis Dorong Masyarakat Samarinda Lebih Kritis dan Aktif
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Bulbak PKH 2025 Resmi Ditutup, Kaltim Perkuat Sektor Peternakan
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Kaltim Catat Lompatan Besar dalam Keterbukaan Informasi Publik 2025
-
NUSANTARA5 hari ago
Program MBG Bantu Anak Kuli Bangunan Dapat Pekerjaan: “Sekarang Bisa Bantu Keluarga”
-
NUSANTARA2 hari ago
Sukses di Palembang, Estafet Pornas Korpri Berlanjut ke Lampung 2027
-
PARIWARA3 hari ago
CustoMAXi Yamaha Makassar 2025, XMAX Motorized Jadi Pusat Perhatian
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Sri Wahyuni Soroti Dominasi PPPK dan Tantangan ASN Daerah di Rakernas Korpri 2025