Connect with us

SEPUTAR KALTIM

Kerukunan Beragama di Kaltim Dinilai Sangat Baik, Masyarakat Hidup Tenang Tanpa Kerusuhan

Diterbitkan

pada

Kepala Kanwil Kemenag Kaltim, Abdul Khaliq. (Chanz/Kaltim Faktual)

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur, Abdul Khaliq, menegaskan kondisi kerukunan beragama di wilayahnya berada dalam tingkat yang sangat baik. Pernyataan ini disampaikan menanggapi pertanyaan mengenai penilaian kerukunan umat beragama di Kalimantan Timur.

“Kalimantan Timur memiliki penilaian kerukunan yang sangat baik. Bahkan, kini Kaltim telah menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk bermukim, salah satunya karena kerukunan antarumat beragama yang terjaga dengan baik,” jelas Abdul Khaliq.

Ia menekankan bahwa tingkat kerukunan di Kalimantan Timur sangat stabil dan tidak pernah terjadi kerusuhan bermotif SARA yang mengganggu ketenteraman masyarakat.

“Meskipun sempat muncul beberapa persoalan kecil, hal itu dapat diselesaikan dengan segera,” tambahnya.

Baca juga:   Kunjungan Kerja Dimulai, Gubernur Harum Sambangi Kedaton Kutai Kartanegara

Menurut Khaliq, keberhasilan ini didukung oleh peran aktif Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

“Terciptanya kerukunan ini terus kita jaga melalui forum yang menghimpun seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat. Mereka rutin mengadakan kegiatan serta evaluasi terhadap dinamika kehidupan bermasyarakat, sehingga kondisi kerukunan terpantau secara optimal,” paparnya.

Ia menyebutkan indikator kerukunan yang nyata dirasakan masyarakat: tidak adanya kerusuhan atau pertentangan antarumat beragama, kehidupan yang tenang, dan kebebasan dalam menjalankan ibadah.

“Masyarakat terlihat nyaman tinggal di Kaltim saat ini. Indikator utamanya adalah tidak ada kerusuhan, tidak ada konflik antarumat beragama, masyarakat hidup damai, dan beribadah dengan leluasa. Itu yang kita rasakan,” tegas Khaliq.

Baca juga:   Aulia–Rendy Resmi Nakhodai Kukar, Fokus pada Akselerasi Layanan dan Infrastruktur

Khaliq juga mengingatkan bahwa perbedaan suku, ras, dan agama berpotensi memicu ketidaknyamanan sosial jika tidak dikelola dengan baik.

“Ketika muncul perbedaan terkait suku, ras, dan agama, potensi ketidaknyamanan di masyarakat bisa mulai timbul,” pungkasnya. (chanz/sty).

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png


Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.