SEPUTAR KALTIM
Angka Depresi di Kaltim Tertinggi Ketiga Nasional, Dinkes Dorong Edukasi Mental dari Puskesmas hingga RS

Kalimantan Timur kini menghadapi kenyataan pahit: angka depresi di provinsi ini masuk tiga besar tertinggi secara nasional. Dinas Kesehatan pun bergerak cepat dengan memperkuat edukasi dan layanan kesehatan jiwa hingga ke tingkat desa, demi mencegah krisis mental yang lebih luas.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim), Jaya Mualimin, menyampaikan keprihatinannya atas tingginya angka depresi di wilayah tersebut. Berdasarkan data terbaru, Kaltim menempati peringkat ketiga nasional untuk kasus depresi.
“Angka depresi di Kaltim ini nomor tiga secara nasional. Ini tentu menjadi perhatian serius bagi kita semua,” ujar Jaya di Samarinda, Kamis 17 April 2025.
Ia menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama dalam kondisi global yang semakin tidak menentu. Ketidakpastian tersebut, menurutnya, dapat menimbulkan tekanan emosional dan stres yang berdampak pada kesehatan jiwa.
Dinkes Kaltim pun mendorong fasilitas layanan kesehatan dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit untuk aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengelola stres dan menjaga kebahagiaan.
“Di tengah dunia yang sulit diprediksi, kemampuan kita menjalani hidup dengan tenang, nyaman, dan menjalin komunikasi yang sehat dengan diri sendiri menjadi kunci. Jangan biarkan diri terus merasa tidak puas,” tegas Jaya.
Peran Keluarga dan Layanan Skrining Kesehatan Jiwa
Jaya juga menyoroti pentingnya komunikasi yang sehat dalam keluarga dan lingkungan sosial sebagai upaya pencegahan gangguan kesehatan mental.
“Dengan berinteraksi dan saling membantu, kita bisa mengurangi risiko penyakit mental yang pengobatannya tidak mudah,” lanjutnya.
Sebagai bentuk konkret pendekatan layanan ke masyarakat, Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam turut berpartisipasi dalam Kaltim Fair 2025 yang digelar di Big Mall Samarinda pada 16–20 April 2025. Di sana, RSJD memberikan edukasi dan skrining kesehatan jiwa gratis kepada pengunjung.
Salah satu program unggulan yang dikenalkan adalah Ketan Mas Rido, sebuah inisiatif untuk mendeteksi dini gangguan mental seperti kecemasan, depresi, hingga potensi bunuh diri.
“Keberanian untuk mengakui adanya masalah adalah setengah dari perjuangan menyelesaikannya,” ujar Jaya.
Program ini bertujuan menyediakan informasi dan dukungan bagi individu yang sedang menghadapi tekanan hidup. Jaya mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mengeksplorasi layanan tersebut.
“Kami berharap partisipasi aktif masyarakat dalam memanfaatkan layanan yang tersedia bisa menekan angka depresi di Kaltim,” pungkasnya. (sty)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Bapenda Kaltim Segel Data dan Undi Pemenang Gebyar Pajak 2025, Hadiah Rp5 Miliar untuk Wajib Pajak Taat
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Inflasi Pangan Masih Bayangi 2025, Pemerintah Pusat-Daerah Perkuat Langkah Pengendalian
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Semangat Kemerdekaan: Kaltim Bagikan 7.000 Bendera Merah Putih kepada Warga
-
SAMARINDA4 hari ago
KI Kaltim Minta PPID Samarinda Jadi Garda Terdepan Keterbukaan Informasi Publik
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Festival Qasidah 2025, Hidupkan Kembali Seni Islami di Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Wisman ke Kaltim Naik 259 Persen, Brunei Mendominasi Kunjungan
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
IDAI Kaltim dan TP PKK Bersinergi Tekan Stunting, Dorong Imunisasi Lengkap
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Dari Kukar ke Dunia: Rahmi Bawa Pulang Juara 3 Tilawah Putri Internasional