SEPUTAR KALTIM
Bubuhan Penyelamat Orangutan Basahi Lahan untuk Cegah Karhutla

Untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan konservasi. Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) melakukan pembasahan lahan di wilayah kerjanya.
Dengan telaten, kru BOS membasahi lahan yang sebagian berbentuk hutan sekunder, semak, dan lahan gambut. Mereka menyiram lahan dengan memanfaatkan air dari parit, kolam, sungai kecil, hingga sumur.
Menurut CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite. Pembasahan lahan ini mereka lakukan untuk mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan. Yang dapat merugikan manusia maupun hewan di dalamnya.
“Selain pembasahan lahan, bersama dengan mitra internasional, kami sebelumnya membangun sumur serta “beje” (kolam). Jika terjadi kebakaran, sumur dan kolam ini bisa digunakan sebagai sumber air untuk memadamkan api,” kata Sihite, Kamis 14 September 2023. Mengutip dari Antara Kaltim.
Selain Kaltim sedang dilanda El Nino yang menyebabkan kekeringan sejak Juli lalu. Belum lama ini, lahan di 2 wilayah kerja BOS Kalteng terbakar hingga 50 hektare. Pada pertengahan Agustus lalu.
Keterbatasan akses menuju lokasi kebakaran dan kedalaman kubah gambut, mengakibatkan kebakaran meluas jauh di kedalaman gambut. Kondisi tersebut menyulitkan tim pemadam kebakaran mengidentifikasi titik dan sebaran api. Dan butuh waktu sampai hampir seminggu untuk memastikan api benar-benar padam.
“Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi secara tiba-tiba pada tahun 2023 ini. Menjadi peringatan bahwa kita perlu bertindak segera dan saling bekerja sama,” lanjut Sihite.
Setiap musim kering, karhutla selalu jadi momok di Kalimantan. Yang sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan primer dan hutan sekunder. Pada 2015 dan 2019 misalnya, pernah terjadi karhutla ekstrem.
Pada kejadian di 2015 itu, lebih dari 2 juta hektare hutan hilang akibat kebakaran. Yang memaksa Yayasan BOS harus merelokasi orangutan liar ke hutan yang lebih aman, hingga tahun 2017.
Belajar dari situ, Yayasan BOS mulai rutin menggelar pelatihan penanganan kebakaran, memantau wilayah kerja secara berkala. Lalu membentuk dan melatih kelompok pemadam kebakaran. Serta membangun sumur sebagai tempat sumber air untuk memadamkan kebakaran.
Peralatan pemadam kebakaran seperti selang air dan penyemprotnya, juga sumur tersebut. Telah tersedia di sejumlah titik dan lokasi yang dianggap rawan atau pernah mengalami kebakaran hebat.
“Kebakaran hutan dan lahan itu ancaman yang serius bagi lingkungan dan kesejahteraan,” pungkas Sihite. (dra)

-
SAMARINDA5 hari ago
BRIDA Kaltim Petakan Daya Dukung Wilayah untuk Dukung Pembangunan IKN
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Ratusan PPPK Kaltim Tandatangani SPK, BKD Tegaskan Komitmen Kinerja
-
SAMARINDA4 hari ago
Kepala SMA N 10 Samarinda Dicopot, Disdikbud Ungkap Pelanggaran Prosedur dan Mobilisasi Dukungan Militer
-
SAMARINDA4 hari ago
Mediasi Malpraktik RSHD Samarinda Gagal, Dokter dan Pasien Bersikukuh pada Klaim Masing-masing
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Konflik Tarif Transportasi Online di Kaltim, Driver Desak Cabut Izin Maxim
-
SAMARINDA2 hari ago
Rakernas PKK 2025 Digelar di Samarinda, Promosikan Budaya dan UMKM Lokal
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Harga Sawit di Kaltim Turun, Disbun: Dipengaruhi Anjloknya Harga CPO dan Kernel
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Gubernur Kaltim Temui Menteri PUPR, Perjuangkan Perbaikan Jalan Rusak dan Irigasi