KUKAR
Bulatkan Tekad untuk Turunkan Angka Stunting, Pemkab Kukar Lakukan Berbagai Upaya

Pemkab Kukar terus berupaya untuk menurunkan angka stuting dengan berbagai cara. Seperti memberikan makanan tambahan di posyandu hingga menetapkan posyandu di tiap kecamatan sebagai pusat gerakan intervensi stunting.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), bertekad untuk terus menekan prevalensi stunting meski saat ini angkanya berada di kisaran 17,6 persen atau paling rendah dibanding seluruh kabupaten/kota di provinsi ini.
“Bentuk dari tekad kita ini antara lain setiap hari selama delapan minggu dilakukan pemberian makanan tambahan di posyandu sebagai upaya menyukseskan program intervensi pencegahan stunting,” kata Bupati Kukar Edi Damanayah di Tenggarong, Rabu 31 Juli 2024.
Secara umum prevalensi stunting di Kalimantan Timur berdasarkan hasil survei akhir 2023 adalah 22,9 persen, turun 1 persen ketimbang survei 2023 yang sebesar 23,9 persen.
Angka ini berasal dari 10 kabupaten/kota dengan prevalensi stunting terendah di Kukar dengan penurunan mencapai 9,5 persen dari 27,1 persen pada 2022 menjadi 17,6 persen pada 2023.
Sedangkan di Kota Balikpapan mengalami kenaikan 2 persen dari 19,6 persen pada 2022 menjadi 21,6 persen pada 2023.
Kemudian di Kabupaten Kutai Barat turun 1,1 persen dari 23,1 persen menjadi 22 persen, dan di Kabupaten Paser turun 2,5 persen dari 24,9 persen menjadi 22,4 persen pada 2023.
Lalu, di Kabupaten Berau naik 1,4 persen dari 21,6 menjadi 23 persen, Kota Samarinda turun 0,9 persen dari 25,3 menjadi 24,4 persen, Kabupaten Penajam Paser Utara naik 2,8 persen dari 21,8 menjadi 24,6 persen, Kota Bontang naik 6,4 persen dari 21 menjadi 27,4 persen, dan Kabupaten Kutai Timur naik 4,3 persen dari 24,7 menjadi 29 persen.
Meskipun prevalensi stunting di Kabupaten Kukar paling rendah yakni 17,6 persen, namun penanganannya terus menjadi prioritas karena pada akhir 2024 ditargetkan menjadi 14 persen.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menetapkan posyandu di tiap kecamatan sebagai pusat gerakan intervensi stunting.
Seperti salah satu posyandu di Kecamatan Loa Kulu yang dipersiapkan sebagai pusat gerakan intervensi stunting tingkat kecamatan dengan menempatkan dokter spesialis anak.
“Memang ada program dokter spesialis berkunjung ke desa, tapi nanti kita lihat tingkat urgensi atau jumlahnya. Saya juga minta para orang tua khususnya kaum ibu mendukung dan bekerja sama dalam menyukseskan gerakan intervensi stunting, yakni dengan rutin memeriksakan anak ke posyandu,” katanya. (rw)

-
PARIWARA5 hari ago
Tunjukan Komitmen Terhadap Kendaraan Ramah Lingkungan, Yamaha Masuki Fase Studi Kendaraan Listrik dengan Sistem Swap Battery
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Daya Beli Petani Kaltim Menguat, NTP Capai 144,66 di Agustus 2025
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Gubernur Harum: Setiap Rupiah APBD Wajib Digunakan untuk Rakyat
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Kesbangpol Teguhkan Komitmen ASN dalam Menjaga Persatuan di Era Digital
-
SAMARINDA4 hari ago
RRI Samarinda Tegaskan Transformasi Digital, Hadirkan Layanan RRI Digital
-
BALIKPAPAN4 hari ago
Disnakertrans Kaltim Gelar Seminar K3, Perkuat Komitmen Perusahaan terhadap Keselamatan Kerja
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
ASN Kaltim Diminta Jadi Benteng Persatuan di Era Digital dan Pembangunan IKN
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kaltim CorpU Jadi Strategi Pemprov Tingkatkan Kompetensi ASN