Connect with us

KOLOM REDAKSI

CATATAN: Satu Tahun Kaltim Faktual, Tumbuh Makin Asyik

Diterbitkan

pada

kaltim faktual

Kaltim Faktual merayakan hari jadi satu tahunnya dengan cara yang agak laen. Syukurannya bukan di kantor, tapi di pantai. Tumpengnya bukan nasi kuning dengan lauk khasnya. Tapi nasi putih pakai kepiting dan ayam bakar. Astaga.

Sebuah Catatan oleh Khairun Nisa (Reporter Kaltim Faktual)

DUA Agustus kemarin, Kaltim Faktual genap berusia 1 tahun. Masih kecil, kalau manusia, baru bisa mulai mamam dan belajar jalan. Media ini, sama seperti media online pada umumnya. Punya produk berita, dan konten digital di berbagai platform.

Bedanya, Kaltim Faktual try to be fun. Tagline-nya saja Mengabarkan, Menginspirasi, Menyenangkan. Bagi saya yang baru beberapa bulan terjun di industri media, ini sedikit mengejutkan.

Karena umumnya, media daring bertarung pada kecepatan, keakuratan, dan ketajaman berita. Sementara media ini menjajal hal lainnya. Kami punya misi, bahwa selain mengabarkan. Konten-konten yang kami bikin sebisa mungkin menginspirasi. Entah secara konteks tulisan ataupun sosok inspiratif yang kami ulas. Juga mencoba menyenangkan pembaca, lewat aksi sederhana. Yaitu menyederhanakan tulisan. Tetap berpegang pada kaidah jurnalistik, tapi sebisa mungkin mencari diksi yang mudah dicerna.

“Menggunakan kata atau istilah yang keren, serapan bahasa asing, seolah-olah kita ini berintelektual tinggi. Tapi kalau tulisan itu sulit dipahami oleh pembaca, nilainya menjadi kurang.”

Ya, begitu kira-kira kata redaktur saya. Saya sih iya, iya saja. Tapi lama-lama, benar juga sih katanya. Karena sebuah berita kan, kalau bisa menjadi alat komunikasi. Antara pewarta dengan pembaca. Dan komunikasi yang baik, adalah yang dipahami oleh kedua belah pihak.

Oh ya ampun. Jadi kepanjangan begini. Padahal saya lagi pengin cerita soal hari jadi media ini. Cara kami merayakannya.

Tema ulang tahun pertama kali ini adalah Semakin As1k. Selain memproduksi konten yang asyik, kami juga berusaha terus asyik di rumah kami sendiri. Di dalam tim kecil ini.

Rabu, 2 Agustus 2023 kemarin, kami merayakan hari jadi yang pertama dengan cara yang … ya, lumayan asyik. Satu kantor off semua. Kami melancong ke Panrita Lopi, Muara Badak. Buat sedikit melepas penat dan charge energi, agar terus semangat.

Panrita Lopi ini adalah satu di antara destinasi mitra kami. Soalnya kan pariwisata adalah topik prioritas nomor dua di Kaltim Faktual. Jadi memang harus lebih dekat ke orang-orang wisata.

Sehari sebelumnya, kami mulai prepare. Membuat list apa saja yang perlu dibawa dan oleh siapa. Dibagi-bagi supaya tidak saling memberatkan. Berhubung saya anak kost, tentu bawaan paling sedikit. Tapi yang harus paling effort buat ini dan itu. kyuhuhu.

Jam berangkat dan pulang pun kami bahas. Rencanakan dengan detail. Karena memang tidak menginap. Kami janjian jam 9 pagi esoknya. Dan sudah bisa ditebak. Jam 10, belum pada kumpul semua. Ya, beralasan sih. Karena memang yang disiapkan banyak. Terutama bahan makanan dan perbumbuan.

Semua siap, dan sudah mau berangkat. Ternyata mobil yang kami sewa belum diisi bensin. Jadi deh kami harus menunggu lagi buat beli bensin dan kasih energi dulu ke mobil. Biar siap meluncur jauh ke Muara Badak.

Akhirnya kami berangkat ditemani panas siang hari yang terik. Tapi kami tetap menikmati perjalanan. Diiringi beberapa playlist lagu dari berbagai genre. Kami berkaraoke massal. Kecuali Pak Bos, paham lah ya kenapa.

Sampai di Muara Badak, dekat bundaran, perut sudah keroncongan. Kalau nunggu sampai pantai, masak, baru makan. Keburu pingsan. Jadilah kami singgah di Warung Lamongan. Istirahat makan sebentar. Menyantap soto dan lalapan. Juga es teh serta es jeruk yang melegakan tenggorokan.

Ini sudah di luar rencana. Karena harusnya, kami sudah tiba di Panrita Lopi sebelum jam makan siang. Tapi ini baru masuk Muara Badak lepas Zuhur. Ya sudah lah, namanya jalan-jalan. Yang penting itu jalannya.

Sudah kenyang dan sedikit mengantuk. Pak sopir kembali menginjak gas menuju pantai. Kami singgah sebentar di penjual kepiting pinggir jalan, untuk dimasak di pantai nantinya.

Tiba di Panrita Lopi

kaltim faktual

Setelah menelusuri jalanan kecil pesisir Muara Badak. Akhirnya plang Panrita Lopi kelihatan juga. Pak sopir membelokkan mobilnya. Di parkiran, kami disambut oleh pemilik pantai, Daeng Lompo. Kak Tebe berbincang sebentar dengannya, lalu kami menyusun semua barang ke gerobak. Dan mendorongnya ke dermaga. Yang mendorong, sesemas sesama anak kost, Wibi.

Daeng mengantar kami sampai dermaga. Sedikit berbasa-basi dengan Kak Tebe dan Bang Muslim. Diakhiri tanda sip. Ah, tahulah sudah itu artinya yak an? Hehe.

Semua barang sudah naik kapal, nakhoda lalu menjalankan kapalnya yang suara mesinnya nyaring itu. Membelah ‘Teluk’ Pangempang yang sedang surut.

Sampailah kami di Panrita Lopi Beach. Disambut pepohonan cemara yang rindang. Di jauh mata memandang, tampak pantai yang memanggil-manggil minta diberenangi.

Kami berbelok ke sebuah gazebo. Menaruh semua barang di situ. Dengan komando Kak Tebe, yang setelah jadi sopir, kini dia berperan sebagai ‘Chef’ alias tukang atur, siapa masak siapa.

Dengan alat seadanya, kami membakar 2 ekor ayam yang sudah dipotong-potong. Membakar beberapa potong tempe juga. Setelah ikut mencuci kepiting, saya kebagian tugas memotong lalapan. Seperti timun dan kemangi. Wibi kebagian jadi kang bakar ayam. Ratna memasak kepiting. Bang Muslim bagian tukang gitarnya. Yanti, spesialis cadangan. Membantu siapa saja yang memerlukannya.

Usai acara masak-memasak, saatnya kami menyusun tumpeng yang kecil nan sederhana. Nasi putih yang dibuat agak kerucur, didampingi lauk kepiting, ayam bakar, dan tempe bakar, lengkap dengan sambel dan lalapan. Not bad lah.

Chief Kaltim Faktual, Bang Muslim Hidayat memimpin doa bersama terlebih dahulu. Sembari menyampaikan berbagai harapan besarnya yang di-aamiin-kan oleh seluruh crew.

“Semoga Kaltim Faktual, makin berkembang, makin besar, makin semuanya. Jadi rumah bersama, tumbuh sama-sama.”

Bermain Game

Setelah kami menyantap hidangan bersama, lanjut sesi bermain 3 games seru. Selain penuh filosofis, juga tentunya mendekatkan crew Kaltim Faktual satu sama lain.

Kak Tebe kini berperan sebagai pemandu gamesnya. Game yang pertama adalah game kepercayaan. Satu permainan dimainkan oleh 2 orang berpasangan. Karena kami berenam, jadi pembagiannya pas. Berpasangan bergantian.

Satu orang menutup mata, satu lagi menginstruksikan. Yang menutup mata, harus melewati arena yang sudah dibentuk di pasir. Jalur berkelok dengan beberapa jebakan di sepanjang jalan. Yang menginstruksikan harus dengan benar memberi arahan. Pemenangnya ialah yang paling jauh bisa melewati jebakan.

Game tadi, untuk mengasah kepercayaan di antara tim Kaltim Faktual. Bekerja di dalam media dengan beberapa tugas yang berbeda  dan saling berkaitan menuntut kami harus saling percaya satu sama lain. Pemenangnya adalah Bang Muslim dan saya sebagai instrukturnya. Sehingga yang lain, kecuali Kak Tebe dihukum dengan mencoret lipstick di muka.

Game selanjutnya yakni adu kecepatan dan ketangkasan berpikir. Game kembali dimainkan berpasangan. Cara mainnya, host mula-mula memberi pertanyaan. Dua peserta, sebelum menjawab, harus lebih dulu berlari di dalam track untuk dulu-duluan menyentuh pohon. Yang pegang pohon duluan, berhak menjawab lebih dulu.

Di sini selain lari, pemain juga boleh melakukan upaya pencegatan, agar lawan tidak sampai menyentuh ke pohon untuk menjawab duluan.

Game itu mengadu kecepatan. Selain itu, soal yang diberikan juga mengasah ketangkasan berpikir dan luasnya wawasan. Karena bekerja di media menuntut kami untuk bekerja dengan cepat dan juga harus berwawasan luas.

Setiap orang main di 2 sesi. Melawan 2 orang. Dan semua kebagian hukuman. Kecuali Kak Tebe, yang bisa unggul tipis dari Bang Muslim dan Wibi.

Permainan terakhir yakni bergantian memenuhi gelas dengan air tanpa ada yang menetes keluar. Yang berhasil membuat air meluber, dia yang kalah. Dalam game ini, diperlukan kejelian dan kehati-hatian. Satu per satu di antara kami bergantian mengisi gelas air miner hingga penuh dan ada yang meluapkannya.

Pemenangnya sungguh di luar dugaan. Yanti! Dia mengalahkan Bang Muslim di final. Wagelaseh.

Sesi Akhir Sebelum Pulang

kaltim faktual

Jika pergi ke pantai, tak lengkap rasanya kalau belum membasahi diri dengan nyebur di pantai. Beberapa dari crew berenang. Bermain air, membasahi teman dengan saling menyiram air. Hingga hari menjelang gelap. Tanda alam, bahwa liburan singkat kami sudah usai.

Kami kemudian berkemas. Bersiap untuk kembali ke Samarinda. Di tengah perjalanan, kami juga mampir untuk makan di Tahu Sumedang. Isi tenaga setelah hari yang melelahkan namun asyik. Di perjalanan kami ditemani alunan musik dari berbagai genre, seperti pada saat berangkatnya. Bedanya kali ini sudah banyak yang kelelahan, alias tidur dalam perjalanan. Tidak ada lagi karaoke-karaoke.

Setelah satu hari penuh berlibur, besoknya kami kembali bekerja. Menyajikan informasi yang asik bagi pembaca. Semoga kami terus asik! (ens/dra)

Editor: Ahmad A. Arifin

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.