Connect with us

SEPUTAR KALTIM

Dari Dokter Terjun ke Politik, Andi Satya Bantu Kawal Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Provinsi Kaltim

Diterbitkan

pada

Ilustrasi: Seorang ayah merokok di dekat anaknya. (pexels/tolgart)

Sebagai politisi yang berlatar belakang profesi dokter, Andi Satya bakal bantu memperjuangkan dan mengawal kebijakan pemerintah provinsi, utamanya di bidang kesehatan masyarakat Kaltim. Satu di antaranya pemaksimalan regulasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Anggota DPRD Kaltim Andi Satya Adi Saputra merupakan politisi yang memiliki latar belakang seorang dokter. Ketika terjun ke politik, politisi Gokar itu tentu punya spesialisasi dan lebih paham pada isu-isu kesehatan.

Terpilihnya Andi Satya pada periode 2024-2029 ini setelah melalui perolehan 22.147 suara di Samarinda. Merupakan angka terbanyak kedua setelah putra Wali Kota Samarinda Andi Harun; Andi Muhammad Afif Rayhan Harun dari Gerindra. Keduanya sama-sama debutan dan merepresentasikan politisi muda.

Keberadaan Andi Satya di Karang Paci, tentu diharapkan membawa angin segar bagi masalah kesehatan di Provinsi Kaltim. Satu di antaranya regulasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang secara implementasi masih belum maksimal. Sementara penerapan KTR di Kaltim, memilik efek domino hingga ke masalah stunting.

Baca juga:   Banyak Program Menanti Evaluasi, Darlis Berharap AKD DPRD Kaltim Segera Terbentuk

Andi sempat mendapat keluhan dari warga, soal masih banyaknya perokok aktif yang melakukan aktivitas merokok di ruang publik. Bahkan asapnya sampai terpapar ke anak-anak, ibu hamil, dan banyak orang lainnya yang seharusnya tidak terpapar.

Sementara jika asap rokok tersebut terpapar pada anak bahkan ibu hamil, akan berdampak pada kesehatan anak dan bayi, hingga menyebabkan stunting. Sebab lingkungan yang sehat akan berdampak pada tumbuh kembang anak dan bayi.

“Kami sepakat bahwa kami lingkungan yang sehat berdampak pada tumbuh kembang anak. Pencegahan stunting sendiri harus dimulai saat bayi masih dalam kandungan bahkan jauh sebelum kehamilan,” kata Andi Satya baru-baru ini.

“Kita semua harus menciptakan lingkungan bebas polutan dan karsinogen, yang mana itu ada di rokok,” tambah Andi.

Baca juga:   Tantangan Ekonomi Meningkat, Muhammad Darlis Sebut Tanggung Jawab Pendidikan Harus Dipikul Bersama

Perlu Effort Besar untuk Terapkan KTR

Kata Andi, Kaltim sendiri memiliki regulasi berupa perda yang mengatur Kawasan Tanpa Rokok. Namun memang belum terimplementasi dengan baik. Menurutnya perda itu belum tersosialisaikan dengan baik, atau kesadaran masyarakat yang masih kurang.

“Setiap perda harus tersosialisasikan dengan baik. Kalaupun sudah kesadaran masyarakat masih kurang. Harus ada edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat.”

“Masyarakat kan, tahu-tahu tidak tahu. Pintar-pintar tidak pintar. Banyak yang pura-pura tutup mata. Iklan ada di mana-mana, orang yang merokok masih di mana-mana, bahkan di institusi pendidikan. Padahal dari segi kesehatan atupun agama sudah melarang.”

Bagi Andi, isu kesehatan ini akan menjadi perhatiannya, termasuk berharap akan menjadi perhatian anggota dewan lainya. Untuk kemudian membatu mengawal implementasi dari regulasi KTR tersebut.

Baca juga:   Jadi yang Perdana, Provinsi Kaltim Terapkan Program Parenting Ayah di Instansi Pemerintah

Menurutnya, untuk menuju visi Indonesia Emas 2045, perlu menyiapkan calon pemimpin dan calon generasi yang berkualitas. Salah satunya dimulai dari KTR itu sendiri. Anak-anak juga diimbau untuk tidak merokok di usia dini dan sebelum wakunya.

“Yang masih merokok, diimbau untuk tidak merokok sembarangan. Toleransi lah kalu ada ibu hamil, anak-anak dan orang yang tidak merokok di sekitar.”

Sebagai legislator, Andi berjanji akan ikut membantu mensosialisasikan perda KTR dalam kesempatan sosialisasi perda alias sosper. Agar semakin banyak masyarakat yang paham dan meningkatkan lingkungan yang sehat.

“Saya akan angkat Perda KTR agar bisa tersosialisasikan ke masyarakat. Mengawal isu kesehatan, semoga bisa lebih protektif terhadap ibu dan anak, karena generasi emas 2045 dimulai sat ini, termasuk yang belum lahir,” pungkasnya. (adv/ens/fth)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.