SAMARINDA
Gandeng Animal Rescue, BPBD Samarinda Basmi dan Identifikasi Penyebaran Ulat Bulu
BPBD Samarinda menggandeng Animal Rescue untuk membasmi serangan ulat bulu di sekitar kawasan Taman Bebaya. Sembari melakukan identifikasi, sudah sejauh mana ulat bulu itu tersebar di Samarinda.
Belum lama ini, melalui media sosial. Masyarakat Kota Tepian mengeluhkan gatal-gatal yang diakibatkan oleh serangan ulat bulu. Yang diduga awal kemunculannya dari Taman Bebaya Samarinda.
Keluhan itu datang dari warga sekitar Taman Bebaya. Ataupun warga yang tengah mengunjungi maupun melintasi taman yang berada di tepi jalan raya itu. Diduga karena angin, bulu dari ulat itu berterbangan hingga mengenai masyarakat.
Pemerintah Kota Samarinda tidak tinggal diam. Namun, Dinas Lingkungan Hidup sempat kebingungan dan kesulitan dalam menanganinya. Sebab ini bukan serangan pertama kali. Sudah pernah terjadi sekitar dua atau tiga bulan lalu.
Kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda turun tangan. Membasmi ulat bulu agar tidak sampai menyebar ke daerah lain di Samarinda dan menimbulkan dampak yang lebih parah.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Samarinda Suwarso mengaku telah mendapatkan informasi serangan ulat bulu ini sejak sebulan lalu. Baik dari media sosial, maupun anggota Polres Samarinda yang kantornya tak jauh dari Taman Bebaya.
“Beberapa rekan anggota polres, dan pengguna jalan juga, terkena bulu yang terbang dari ulat bulu yang hitam ini yang kemudian menimbulkan gatal-gatal dan bentol,” jelas Suwarso, baru-baru ini.
Gandeng Animal Rescue
BPBD Samarinda turut menggandeng tim Samarinda Animal Rescue untuk melakukan pembasmian. Yakni dengan melakukan penyemprotan pada tamanam di sekeliling taman. Pada Senin 18 Desember kemarin.
“Kita tangani bersama dengan harapan, nanti penyemprotan ini nanti bekerja baik pada sisi daunnya maupun pada ulatnya,” tambahnya.
Suwarso mengaku mendapatkan informasi bahwa ulat bulu sudah tersebar hingga Masjid Darunni’mah. Rumah ibadah yang lokasinya berjarak sekitar 1 km dari Taman Bebaya.
Dikhawatirkan, kata Suwarso, dapat menyebar semakin jauh lagi. Bahkan ke daerah lain di Samarinda. Namun pihaknya bersama DLH dan Animal Recue akan melakukan penelusuran dan pemantauan lebih lanjut.
“Nanti kita pelajari lagi, kalau memang memungkinkan kita ambil langkah kolaboratif, kita semprot juga. Kita akan pantau terus, harus segera kita antisipasi sebelum menyebar ke wilayah lain. Kita identifikasi sampai daerah mana saja.”
“Saat ini kita fokus di daerah Taman Bebaya ini,” pungkasnya.
Sulit Dilumpuhkan
Terpisah, Ketua Samarinda Animal Rescue, Suparlin ikut meluruskan persepsi yang berkembang di masyarakat. Katanya ulat bulu yang meresahkan itu, merupakan jenis yang ketika bermetamorfosis akan menjadi ngengat, bukan kupu-kupu.
“Sisa-sisa dari metamorfosisnya yang terbang. Bulunya, itu yang terbang mengenai warga. Terutama bagian leher, gatalnya bisa sampai ke perut punggung dan lainnya. Apalagi kalau kulit sensitif bisa sampai lecet atau bentol besar,” jelasnya kemarin.
Kata Suparlin, ulat bulu itu tidak bisa mati hanya dalam 7 hari saja. Ulat itu tidak akan mati selama sumber makan masih ada. Sehingga langkah penanganannya harus berada pada sumber makannya.
“Setelah habis daerah di sana, dia akan menyerbu ke daerah yang masih ada pohon hidupnya. Artinya daun yang masih bisa mereka makan akan mereka kerumuni.”
“Penyemprotan ini kita akan buat daunnya beracun, tanpa merusak tanamannya. Jadi kalau ulatnya makan dia akan mati karena keracunan obat kami,” tambahnya.
Sebanyak dua drum cairan yang disemprot. Aman untuk tanaman dan juga manusia. Diutamakan pada bagian pagar tepi sungai. Agar memblokade gerak ulat. Dan tidak menyebar ke wilayah lain. Harapannya langkah ini bisa bekerja.
“Untuk yang terkena gatal. Bisa pakai bedak-bedak gatal bisa, semacam herosin. Dioleskan, ke tempat yang tidak gatal juga. Itu sebagai antisipasi,” kuncinya. (ens/fth)
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoMembanggakan Kaltim! Wagub Seno Aji Dinobatkan sebagai Alumni Berprestasi UPN Veteran Yogyakarta
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari agoSiap-Siap! Rute Internasional Samarinda–Kuala Lumpur Bakal Mengudara Tahun Depan
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari agoDorong Branding dan Promosi Wisata Tanjung Gading Balikpapan, Mahasiswa KKN ITK Bikin Website dan Pelatihan Produksi Merchandise
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoInilah 10 Provinsi Dengan Lahan Kelapa Sawit Terluas di Indonesia, Kaltim Termasuk?
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoKabar Kurang Sedap bagi Petani, Harga TBS Sawit Kaltim Periode Awal Desember Kembali Turun
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoAntisipasi Bencana di Kaltim, Dinsos Stok 17.000 Paket Logistik untuk Setahun Penuh
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPeduli Bencana Aceh, Pemprov Kaltim Terjunkan 37 Relawan ke Aceh Tamiang
-
OLAHRAGA4 hari agoMana yang Lebih Efektif? Membandingkan Lari, Gym, Pilates, dan Zumba untuk Kebugaran Optimal

