SEPUTAR KALTIM
Kaltim Siap untuk Jadi Global Leader Mitigasi Perubahan Iklim

Pada forum SSKE, Akmal Malik mengatakan bahwa Kaltim siap mendedikasikan diri untuk menjadi global leader dalam mitigasi perubahan iklim karena sesuai dengan komitmen Kalimantan Timur Hijau.
Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik menekankan komitmen pemerintah daerah dalam program pembangunan hijau yang berfokus pada mitigasi perubahan iklim dan penanggulangan deforestasi hutan.
Hal itu disampaikan pada Forum South-South Knowledge Exchange yang merupakan wadah pertukaran pengetahuan antar negara Selatan yang menghubungkan para pembuat kebijakan dan praktisi pembangunan untuk belajar dari pengalaman satu sama lain.
Selain itu, forum ini dilakukan untuk mengidentifikasi solusi dan kebijakan pembangunan yang bisa diterapkan.
Sesuai tema yang diangkat dalam forum SSKE kali ini, yakni Policies and Partnerships to Reduce Deforestation and Promote Conservation, Akmal Malik menyebutkan bahwa Provinsi Kaltim siap mendedikasikan diri untuk menjadi global leader dalam mitigasi perubahan iklim dengan mengendalikan penyebab deforestasi dan degradasi hutan.
“Kaltim memiliki luas wilayah 16,7 juta hektare dan 65 persennya, atau seluas 8,1 juta hektare itu merupakan kawasan hutan dan areal konservasi. Jumlah penduduk kami sekitar 3,9 juta jiwa memiliki keragaman etnik, seni dan budaya, serta agama yang kesemuanya menyatu padu dalam kerukunan masyarakat yang harmonis,” ujar Akmal Malik saat memberikan Welcoming Remarks dalam forum SSKE di Hotel Platinum Balikpapan, Senin 27 Mei 2024.
Ia menambahkan, pada awal tahun 2009 Pemprov Kaltim telah merumuskan dan mendeklarasikan komitmen untuk mewujudkan “Kalimantan Timur Hijau”.
Hal ini diikuti dengan beberapa inisiatif utama dan pengembangan serangkaian strategi untuk mencapai tujuan Kalimantan Timur Hijau.
Pada tahun 2015, pemerintah pusat memilih Provinsi Kaltim sebagai yurisdiksi untuk berpartisipasi dalam program Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF) atau Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan.
Pemprov Kaltim kemudian melakukan penilaian ulang terhadap sumber-sumber emisi karbon, memperbarui strategi dan kegiatan pengurangan emisi, serta merumuskannya dalam Dokumen Proyek Pengurangan Emisi atau Emission Reduction Program Document (ERPD) FCPF.
Upaya pengurangan emisi telah dilaksanakan melalui beberapa program kerja sama bilateral dan multilateral baik itu dengan pemerintah pusat dan provinsi, LSM, swasta, universitas, dan kelompok masyarakat.
Dalam pengakuan atas kontribusi para stakeholder menjadi penting dalam proses dialog perencanaan strategis dan implementasi program penurunan emisi.
Dialog-dialog tersebut mencakup diskusi mengenai berbagai isu, seperti FCPF, kelapa sawit berkelanjutan, hutan dengan nilai konservasi tinggi untuk pengembangan kelapa sawit, serta perhutanan sosial, dan kesatuan pengelolaan hutan.
Harapannya, dengan pelaksanaan SSKE dapat terwujud kolaborasi lokal, regional, dan internasional yang akan meningkatkan kinerja penurunan emisi di Kalimantan Timur dan secara konkrit memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakat. (rw)


-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari yang lalu
Jelang Ramadan Warga Tak Perlu Panik, Stok Daging dan Telur di Kaltim Masih Aman
-
HIBURAN3 hari yang lalu
Hidupkan Gairah Literasi, Ruang Sastra Kaltim Rilis Buku Baru, Akhir Pekan Ini!
-
OLAHRAGA4 hari yang lalu
DPRD Samarinda Soroti Operasional Stadion Segiri, Sumber PAD atau Beban Baru?
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Skenario Pemerintah Bayar Tukin Bikin Diskriminasi, Koalisi Dosen Unmul Samarinda Tuntut ‘Tukin for All’
-
PARIWARA3 hari yang lalu
Keunggulan Ini Bikin AEROX ALPHA Semakin Stabil dan Lincah Saat Dikendarai
-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
Distribusi LPG 3 Kg Hanya Sampai Pangkalan, Sub-Pangkalan Belum Tersedia
-
NUSANTARA5 hari yang lalu
Tinjau Terowongan Selili, Wapres Gibran Minta Proyek Selesai Tepat Waktu
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Panitia Maratua Run 2025 Matangkan Persiapan