Connect with us

HIBURAN

Lato-Lato di Mata Pejabat Samarinda

Published

on

samarinda
Lato-lato kembali ramai dimainkan. Banyak yang suka, banyak pula yang muar karena berisik dan di mana-mana. (Antara)

Wali Kota Samarinda, kepala OPD, hingga anggota DPRD punya pandangan menarik tentang permainan lato-lato yang sedang hits. Ada yang bilang seru, ada pula yang bilang bahaya. Berikut ulasannya.

Ini bukan pertama kali lato-lato mengisi ruang dengar (baca: bikin ribut). Permainan ini pertama kali mendunia pada era 1960-an. Permainan bernama asli clackers ini kemudian heboh lagi pada 1990-an, 2000-an, dan teranyar pada peralihan 2022-2023.

Jika kini di Indonesia banyak pro kontranya. Di 3 negara yakni Amerika Serikat, Inggris, dan Mesir. Lato-lato adalah permainan terlarang. Karena membahayakan keamanan.

Di luar itu semua, lato-lato telah mengisi masa bermain semua generasi. Kaltim Faktual pun merangkum tanggapan para pejabat di Samarinda tentang permainan gaduh ini.

Kepala Dinsos PM Samarinda Isfihani

Waktu kecil saya ingat pernah mainin ya, tapi saya kapok karena pernah kena dan sakit rasanya. Tapi ini kan musiman aja, dan semoga gak terbawa dan memengaruhi sektor pendidikan anak anak kita sekarang.

Wakil Ketua DPRD Samarinda Rusdi

Lato-lato itu sejak saya kecil 50 tahun lalu, kayaknya ya itu, sudah booming banget. Memang benar main lato-lato itu cuman untuk meluapkan ekspresi kesenangan aja.

Baca juga:   Maxim Buka Layanan di Tanah Grogot, Tersedia Banyak Layanan, Promo, dan Lowongan Pekerjaan

Tapi saat ini muncul pertanyaan, apa manfaatnya? Sekarang efek negatifnya mulai bermuncul. Ada yang matanya luka karena terkena pecahan, kepalanya benjol, tangannya memar dan lainnya.

Kita lihat nilai prestasinya apa? Ini jadi catatan besar orang tua agar ekstra mengawasi anak-anaknya. Dalam sudut pandang permainan ya sah-sah saja. Tapi ada dampak negatif di sana.

Sekretaris Komisi IV DPRD Samarinda Deni Hakim Anwar

Saya sebagai generasi 80-an pastinya punya cerita sendiri dengan permainan tradisional ini. Permainan Lato-lato itu bagus, bisa sebagai tantangan. Karena tidak semua orang bisa bermain itu. Apalagi dengan skill yang macam-macam.

Permainan ini menjadi tidak baik. Pertama, apabila dimainkan tidak pada tempatnya. Misalnya di masjid, kan gak etis tuh kalau mainnya di masjid. Harusnya bisa khusyuk tapi dengan adanya suara lato-lato jadi risih dan kesal.

Kedua, dimainkan tidak pada waktunya. Kadang juga kita lihat ada yang mainkan jam 1 malam. Itu kan ganggu orang lain yang lagi istirahat.

Baca juga:   Review Wisata Debu Samarinda, Cocok untuk Pecinta Kegiatan Ekstrem

Kalau dimainkan sesuai waktu dan tempatnya ya mungkin aman aja. Peran orang tua sih yang harus menjadi kuat di sana.

Wali Kota Samarinda Andi Harun

Waduh saya gak ngikuti perkembangan lato-lato. Saya cuman tahu kalau permainan itu lagi viral. Sekadar itu aja.

Tapi kalau tanya tentang perkembangan bantaran Sungai Karang Mumus bisa tanya saya.

Saya benar-benar nggak ikut main. Tapi dari nostalgia waktu kecil pernah ikut main. Dari dulu namanya juga lato-lato. Tapi tahu gak kalau lato-lato itu Lato- dari bahasa sulawesi?

Itu sebenarnya mainan tradisional. Artinya beradunya sebuah benda keras yang menimbulkan bunyi itu namanya lato-lato. Saling beradu gitu. Dan sekarang jadi fenomena dan viral sampai internasional ya katanya.

Kalau lato-lato (double T) itu beradunya dua benda. Tapi kalau T-nya cuman satu, Lato-lato itu artinya kakek-kakek (bahasa Bugis).

Kepala Dinas Perhubungan HMT Manalu

samarinda

Sekarang jadi tren banget ya, pro kontra sebenarnya. Apalagi semua kalangan sekarang main lato-lato. Di satu sisi suaranya mengganggu dan membahayakan. Di sisi lain bisa meredakan efek kecanduan handphone, khususnya bagi anak-anak ya.

Baca juga:   Yunus Nusi Diduga “Khianati” Iwan Bule Agar ‘Geng Lama’ Menang di KLB PSSI

Peran orang tua yang harus mengawasi para anak-anaknya. Apalagi sudah banyak kejadian, lato-lato terhempas kena tv, kena kepala, dan lain-lain.

Kabid LLJ Dishub Samarinda Didi Zulyani

Sebenarnya saya setuju-setuju saja dengan permainan ini. Karena lato-lato melatih motorik. Dan kalau dimainkan di waktu yang tepat, bisa mengurangi anak-anak main gadget. Bisa bikin anak-anak jadi kreatif juga.

Tinggal orang tua dan mungkin guru di sekolah mengaturnya. Kapan boleh main, kapan tidak.

Kebanyakan orang-orang tua sudah mulai pusing dengan suaranya. Tapi ya kita harus paham fenomena itu sudah terjadi. Tinggal kita bagaimana kita membatasi gitu ya kepada anak-anak.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Samarinda Fahruddin

samarinda

Lato-lato sekecil itu namun berbahaya. Berbahaya dalam tanda kutip kalau dimainkan tidak pada tempatnya. Pusing juga kepala kalau di mana-mana ada suara lato-lato itu. Biar simpang jalan juga ada. Peran orang tua aja sebenarnya lagi. Tapi kan sekarang bukan anak-anak aja yang main. Tapi semua kalangan juga ada.

Reporter: Sigit Febriansyah | Editor: Ahmad A. Arifin

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.