SAMARINDA
Pemkot Samarinda Libatkan Komunitas Tionghoa dan Masyarakat untuk Bangun Kawasan Pecinan
Pemkot mulai mengeksekusi rencana untuk membangun Little China Town alias kawasan pecinan atau kampung China di Samarinda. Komunitas Tionghoa bakal dilibatkan dalam penentuan design dan konsep.
Sudah sejak lama Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda ingin membangun Little China Town yang berpusat di Kawasan Pelabuhan. Upaya pembenahan yang difokuskan bagi etnis China yang memang bermukim di sana.
Sehingga tak hanya sebagai tempat tinggal etnis China, namun juga mempercantik perwajahan kota dan menonjolkan kekhasan. Selaras dengan pembangunan Citra Niaga dan Teras Samarinda, dan Pasar Pagi yang masih satu kawasan.
Upaya pembangunan kampung China ini, juga sebagai bentuk toleransi umat beragama. Dan penghargaan kepada etnis tertua di Kota Tepian. Sebab etnis Tionghoa datang lebih dulu daripada komunitas masyarakat di Samarinda seberang. Sehingga menjadi identitas kota yang memiliki sejarah panjang.
Ide pembuatan kawasan pecinan ini sebetulnya sudah muncul sejak beberapa tahun lalu, kemudian kembali masuk rencana pada tahun 2023. Dan pada tahun 2024 ini, Pemkot Samarinda mulai mengeksekusinya.
Konsep Pecinanan Sudah Jadi
Kepala Bagian Kerja Sama Idfi Septiani menjelaskan desain dan konsepnya sudah rampung, dan akan ditampilkan dalam Internasional Design Workshop & Expo bertajuk Revitalizing The Chinatown Samarinda pada 21-25 Agustus 2024.
Untuk workshop bakal digelar 21-23 Agustus 2024. Di Ruang Integritas Kantor Inspektorat Samarinda. Lalu expo akan digelar Sabtu dan Minggu 24-25 Agustus 2024 di Atrium Mall Samarinda Central Plaza.
“Jadi tujuan kegiatan ini adalah menyampaikan rencana kegiatan revitalisasi kawasan pecinan.”
“Kami menyampaikan kepada seluruh warga Tionghoa kemudian juga ada perwakilan dari suku Kutai, dan Ketua KKSS juga hadir supaya mengetahui adanya rencana kegiatan ini dan mendukung,” jelas Idfi Senin, 19 Agustus 2024.
Langkah ini diambil, menurut Idfi karena keberhasilan revitalisasi kawasan pecinan ini bukan pada design yang bagus atau rencana yang matang. Namun masukan dan partisipasi dari masyarakatlah yang menjadi kunci utama.
Dalam expo nanti akan menampilkan 4 design yang bisa disaksikan langsung masyarakat. Lalu masyarakat bisa memberikan saran dan masukan kepada pemkot yang kemudian dirumuskan menjadi design final.
“Tetap nanti Pak Wali yang melihat, namun tidak mengabaikan saran dan masukan dari warga yang hadir di expo nanti.”
Secara garis besar, kata Idfi, tahap pertama yang disentuh pembangunan, akan menyasar satu blok. Di Jalan Nahkoda-Yos Sudarso-Pangeran Suriansyah-Mulawarman. Titik start-nya dimulai dari kelenteng.
“Sehingga semua episemtrum dan berkumpulnya dari sana.”
Idfi mencatat belum ada alokasi anggaran untuk saat ini. Sebab masih fokus pada perencanaan dan pematangan design. Yang pasti, nanti akan menonjolkan budaya Tionghoa dan tetap memasukkan identitas Samarinda.
“Karena pembangunan kawasan Samarinda tidak bisa lepas dari komunitas Tionghoa. Pak Wali inginnya dilakukan secara partisipatif, makanya berkolaborasi antar stakeholder dilakukan,” pungkasnya. (ens/fth)
-
NUSANTARA3 hari agoKemenhut Telusuri Legalitas Kayu Terseret Banjir di Sumatra, Operasi Pengawasan Diperketat
-
NUSANTARA3 hari agoPresiden Prabowo Prioritaskan Pembangunan 300 Ribu Jembatan untuk Perkuat Akses Pendidikan di Daerah Terpencil
-
OLAHRAGA4 hari agoKejuaraan Balap Ikonik Yamaha Cup Race Bertandang ke Tasikmalaya, Bakal Hadirkan Euforia Memorable
-
OLAHRAGA3 hari agoDebut di Yamaha R3 BLU CRU Asia-Pacific Championship, Rider Binaan Yamaha Racing Indonesia Sabian Fathul Ilmi Tampil Impresif
-
BALIKPAPAN2 hari agoFazzio Hybrid Movement (FOMO) di Balikpapan Diramaikan dengan Gathering & Riding Bareng Konsumen Fazzio
-
NUSANTARA4 jam agoPemprov Kaltim Salurkan Rp 7,5 Miliar untuk Bantu Korban Banjir di Tiga Provinsi Sumatera
-
PARIWARA1 hari agoModal 40 Juta-an, LEXI LX 155 Japan Look Sukses Juarai Kategori Elit di Event CustoMAXI 2025 Aceh

