SAMARINDA
PKL Dilarang Berdagang di Tepian Mahakam, Pemkot Samarinda Dituding Diskriminatif
Polemik penghentian aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di Tepian Sungai Mahakam oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda berlanjut. Bukan hanya PKL yang tergabung dalam Ikatan Pedagang Tepian Mahakam (IPTM) yang keberatan. Melainkan pedagang yang berjualan di luar kesepakatan Pemkot Samarinda dan IPTM ikut terkena dampaknya.
Puluhan PKL ini adalah pedagang yang berjualan dari pukul 22.00 Wita hingga pukul 04.00 Wita dini hari. Mereka diminta tidak menjajakan dagangannya lagi.
Salah seorang pedagang, Arinda, mengakui dirinya merasa sangat dirugikan atas keputusan pemerintah tersebut. Karena, pemerintah melakukan pembasmian PKL tanpa adanya solusi.
“Jelas kami sangat dirugikan! Mereka membasmi tanpa solusi. Jangan asal tutup saja, seharusnya kami dibina,” kritiknya pedas.
Menurut Arinda, dirinya bersama PKL ‘tengah malam’ telah tertib berjualan. Seperti membuang sampah pada tempatnya, setelah selesai jualan area sekitarnya dibersihkan, dan rombong-rombong dibawa pulang. Sehingga keputusan ini membuat kehidupan mereka menderita.
“Kita mau nyewa tempat lain ya enggak cukup duitnya. Kami enggak berharap akan diberikan tempat lain oleh pemerintah. Kami mau berjualan di Tepian ini karena memang tempatnya strategis, orang-orang merasa harga di Tepian ini murah.”
“Kalau tutup Tepian, kami enggak bisa jualan. Masa saya harus jual diri demi beli susu anak saya,” kata Arinda.
Memang, menurut pengakuan Arinda, rata-rata pendapatan mereka dalam sehari hanya berkisar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu.
Sama halnya yang dikatakan Rosita. Penggusuran ini, istilah yang digunakan, memang tidak memberikan kerugian barang apapun. Tetapi memberikan kerugian yang besar bagi dirinya dan PKL lainnya, yakni kehilangan mata pencaharian.
Setelah ditutup, dirinya dan PKL Tepian Mahakam lainnya kesusahan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, bahkan untuk membayar sewa rumah dan kredit lainnya. Rosita memohon sekali kepada Pemkot Samarinda untuk tidak membuat kebijakan secara mendadak seperti ini.
“Jangan sampai ditutuplah. Kami kesusahan ini, tolonglah. Kami sangat memerlukan jualan kita ini,” pintanya.
Penderitaan yang dialami ini membuat YLBHI-LBH Samarinda membantu para PKL untuk bisa meneruskan aspirasinya kepada Pemkot Samarinda.
Perwakilan YLBHI-LBH Samarinda, Fathul Huda menyatakan, pihaknya menjadi pendamping dari PKL Tepian Mahakam untuk memberikan keterangan kepada pemerintah dan warga Samarinda akan besarnya kerugian dan banyaknya hak PKL yang dilanggar oleh pemerintah.
“Penggusuran ini telah dilakukan sekian kali oleh Pemkot dengan alasan yang tidak rasional. Seperti alasan premanisme, jukir liar, dan kotor,” terang Fathul.
Salah satu alasan Pemkot Samarinda menghentikan aktivitas PKL dikarenakan Tepian Mahakam adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH). Apabila mengacu dengan alasan tersebut, Fathul menilai tindakan Pemkot merupakan tindakan yang diskriminatif.
“Seharusnya gusur juga MLG (Mahakam Lampion Garden), Marimar, Hotel Hariss, dan Big Mall. Karena mereka juga berada di sepadan sungai,” lanjutnya.
Peristiwa ini, lanjut Fathul, merupakan tindakan yang melanggar hak warga negara atas kesejahteraan dan kehidupan layak. Atau bisa dikatakan sebagai pelanggaran HAM.
Padahal, pemerintah memiliki fungsi dalam pemenuhan HAM dan perlindungan kehormatan. Dalam konteks ekonomi ini, Pemkot tidak melakukan pemenuhan tersebut.
Disinggung mengenai bisa tidaknya Pemkot merelokasi PKL Tepian Mahakam, Fathul menyatakan bahwa hal tersebut memungkinkan.
“Sekarang bergantung kemauan politik dan kemauan baik dari pemerintah. Jika tidak ada kemauan, ya tidak akan ada solusinya,” tegas Fathul.
Langkah awal YLBHI-LBH Samarinda dalam masalah ini ialah mengirimkan surat permintaan audiensi kepada Pemkot Samarinda dan DPRD Kota Samarinda agar bisa menemukan jalan keluarnya. (*/ng)
-
OLAHRAGA5 hari yang lalu
Gelandang Muda Borneo FC Rivaldo Pakpahan Mulai Nyaman Main Reguler
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Parkiran Teras Samarinda Cukup Jauh, Wali Kota: Harus Terbiasa Jalan Kaki biar Sehat
-
POLITIK5 hari yang lalu
Masa Perpanjangan Pendaftaran Berakhir, Andi Harun-Saefuddin Zuhri Resmi Lawan Kotak Kosong di Pilkada Samarinda
-
OLAHRAGA2 hari yang lalu
Diego Michiels Sebut Stefano Lilipaly Dapat Minat dari Liverpool, tapi Batal karena Masih Ada Kontrak di Borneo FC
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Daftar Lengkap Cabang Lomba MTQN 2024 di Kaltim, Beserta Lokasi dan Google Maps-nya
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Sekda Kaltim Pastikan MTQ Nasional ke-30 akan Spektakuler
-
GAYA HIDUP5 hari yang lalu
Generasi Muda Jadikan Konten TikTok sebagai Standar Kehidupan, Psikolog: Kurangi atau Periksa Diri
-
OLAHRAGA4 hari yang lalu
8 Fakta Menarik Usai Indonesia Tahan Imbang Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026