SAMARINDA
Samarinda Rawan Longsor, BPBD Paparkan Program Mitigasi-Evakuasi Tahun Depan

BPBD Samarinda memaparkan program mitigasi, evakuasi, sampai pasca-bencana longsor untuk tahun depan. Karena bencana susah dicegah, namun meminimalisir dampak dan korban bisa dilakukan.
Satu per satu OPD di Pemkot Samarinda memenuhi panggilan DPRD Samarinda. Untuk memaparkan realisasi program pada semester pertama 2023. Serta mendengar usulan program pada APBD 2024.
Senin 17 Juli 2023 kemarin, giliran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang hadir. Di rapat tersebut, mereka memaparkan beberapa usulan program 2024.
Spesifik untuk penanggulangan bencana longsor, BPBD sudah membuat sistemnya. Mencakup mitigasi, evakuasi, dan penanganan pasca-bencana.
Untuk program mitigasi, Kepala BPBD Samarinda Suwarso mengungkapkan. Mereka akan melakukan pemetaan wilayah rawan longsor. Dengan menggunakan drone. Untuk melihat kontur serta vegetasi di perbukitan. Output-nya adalah peta kawasan rawan longsor, disertai perhitungan tingkat kerawanannya.
“Daerah daerah perbukitan tingkat longsornya tinggi. Seperti Selili, Gunung Manggah dan daerah Gunung Steling,” jelasnya.
Untuk evakuasi, mereka ingin mengintensifkan pelatihan kesiapsiagaan bencana. Agar saat terjadinya musibah, tenaga terampil siap diterjunkan. Teknisnya nanti akan melibatkan lintas stakeholder dan OPD. Termasuk juga relawan.
“Nanti siapa yang mengerjakan ini, komandonya siapa bencana longsor ini,” ujarnya.
Sementara untuk program pasca-bencana. BPBD akan memberikan bantuan berupa bahan bangunan. Jumlahnya menyesuaikan dengan kadar kerusakan bangunan milik warga.
“Bantuan stimulannya bukan rumah. Jadi biar sekaligus membangkitkan gotong royong masyarakat sekitar,” tuturnya.
Suwarso meminta anggaran yang ada saat ini dapat ditambah, sebagai bentuk antisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi bencana.
“Jika dana tersebut tidak habis dalam APBD Perubahan 2023, nantinya akan digunakan didalam APBD 2024,” pungkasnya.
Untuk diketahui, mitigasi bencana adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana. Ataupun meminimalisir dampak bencana dan korban jiwa. Dalam konteks longsor, mitigasi bisa berbentuk pemetaan wilayah permukiman. Agar tidak membangun di kawasan rawan longsor. Mempertahankan tanaman yang menguatkan struktur tanah. Mengatur saluran air agar tidak menggerus lahan, dan sebagainya.
Evakuasi adalah upaya yang dilakukan sesaat setelah terjadinya bencana. Mencakup penyelamatan korban terdampak. Mencari korban jiwa dengan cepat. Sampai ke hal membuat pengungsian, dapur umum, dan lain-lain.
Sementara penanganan pasca-bencana, adalah upaya untuk menormalkan kembali semuanya. Semisal memperbaiki bentang lahan agar tidak terjadi bencana susulan. Sampai ke urusan manusia, semisal memberi bantuan biaya hidup ataupun perbaikan aset yang terkena longsor. (*/dmy/fth)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Wisman ke Kaltim Naik 259 Persen, Brunei Mendominasi Kunjungan
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Persiapan HUT ke-80 RI di Kaltim Hampir Rampung, Lokasi Pindah ke Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Kaltim Siaga Krisis Pangan, Pemprov Siapkan 506 Ton Beras Cadangan
-
EKONOMI DAN PARIWISATA3 hari ago
Program 3 Juta Rumah, Komitmen Presiden Prabowo Wujudkan Kemerdekaan Sosial Ekonomi
-
PARIWARA4 hari ago
Modifikasi Fazzio Hybrid Gaya Skutik Urban Cargo Ala Jepang Buktikan Kreativitas Barudak Bandung
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Sosialisasi KI hingga Bazar UMKM Warnai Hari Bhakti Pengayoman ke-80 di Kaltim
-
SAMARINDA3 hari ago
Semangat 1945 Bergema di Harvetnas 2025 Kaltim, Veteran Ajak Generasi Muda Jaga Kehormatan Bangsa
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Pemprov Kaltim Matangkan Persiapan Upacara 17 Agustus Lewat Gladi di Stadion Kadrie Oening